Berdasarkan sebuah penelitian, mengkonsumsi daging merah olahan seperti sosis, kornet, atau daging asap, meningkatkan risiko gangguan kognitif, termasuk demensia. Demensia adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan otak untuk berpikir dan mengingat, sering kali mengarah pada penurunan kualitas hidup.
Dilansir detikHealth, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology ini dilakukan oleh tim peneliti dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School. Para ahli melaporkan bahwa individu yang mengonsumsi lebih banyak daging merah olahan berisiko 14 persen lebih tinggi mengidap demensia setelah lebih dari empat dekade dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.
Baca juga: 5 Fakta Fantasi Tak Lazim Sejoli di Lembang |
Studi tersebut menganalisis data dari lebih dari 130.000 profesional kesehatan yang terdaftar dalam dua studi utama: Nurses' Health Study dan Health Professionals Follow-Up Study.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap 2-4 tahun, orang-orang mengisi survei diet terperinci yang menanyakan tentang asupan mereka terhadap lebih dari 150 makanan. Para peneliti juga mengumpulkan data kesehatan tentang diagnosis demensia dan mengajukan pertanyaan singkat kepada responden tentang kemampuan ingatan mereka.
"Berdasarkan data ini, kami melihat bahwa jika orang mengonsumsi lebih banyak daging merah olahan, mereka memiliki risiko demensia yang lebih tinggi, risiko penurunan kognitif subjektif yang lebih tinggi, dan fungsi kognitif yang lebih buruk," kata asisten profesor kedokteran Dr Daniel Wang dikutip dari Time, Senin (3/2/2025).
Dari temuan tersebut, peneliti menuturkan jumlah daging olahan yang dikonsumsi sampai menimbulkan risiko demensia tidaklah banyak. Cukup seperempat porsi (sekitar 85 gram) daging olahan setiap hari sudah memberikan dampak tersebut pada otak.
Salah satu teori yang dikemukakan daging olahan memiliki kandungan lemak jenuh dan natrium yang tinggi. Ketika dikonsumsi secara terus menerus, risiko diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah meningkat, hingga akhirnya dapat membahayakan otak.
Teori lainnya adalah fakta bahwa beberapa senyawa tertentu yang dibuat tubuh saat memecah daging merah olahan dapat meningkatkan risiko demensia. Misalnya, senyawa tertentu menyebabkan penggumpalan protein amiloid yang merupakan ciri khas penyakit alzheimer. Nitrit yang ditemukan dalam daging merah olahan dapat merusak DNA dan melukai sel-sel otak.
Namun, peneliti juga mencatat bahwa mengganti daging merah olahan dengan kacang-kacangan atau polong-polongan dapat mengurangi risiko demensia hingga 19 persen. Selain itu, mengganti daging merah yang tidak diolah dengan ikan dikaitkan dengan penurunan risiko demensia hingga 28 persen, sementara mengganti daging merah dengan ayam berhubungan dengan pengurangan risiko 16 persen.
Penting untuk diingat bahwa daging merah yang tidak diolah, jika dikonsumsi dengan bijak dan dimasak dengan cara yang benar, dapat menjadi bagian dari pola makan sehat. Sebaiknya, konsumsi daging merah disertai dengan sayuran, buah, dan sumber protein lain untuk menjaga keseimbangan gizi.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.