Menjelang adzan dzuhur adalah momen paling sibuk dalam keseharian Masjid Makan-makan Bandung. Orang-orang berdatangan, petugas masjid hilir mudik, anak-anak berlarian di pelataran. Jemaah mulai antre untuk menyucikan diri.
Di tengah suasana ramai tersebut, ada hal yang tak biasa. Ratusan porsi makanan ditata di area depan masjid. Sekilas, tampak ada hajatan besar yang tengah dihelat. Padahal, pemandangan semacam ini lumrah terjadi setiap hari.
Sesuai dengan namanya, Masjid Makan-makan Bandung menyediakan makanan untuk siapa saja. Sebanyak 300 higga 400 porsi makanan bisa ludes setiap harinya. Makanan tersebut dibagian setelah para jemaah selesai menunaikan shalat dzuhur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makan gratis ditaruh di waktu dzuhur karena itu kan memang waktu krusial saat orang merasa lapar, dan puncaknya kesibukan aktvitas. Kalau pagi mungkin sudah ada yang makan di rumah, dan maghrib orang-orang bersiap mau pulang," ungkap inisiator Masjid Makan-makan Bandung, Fadhli Hamidi Ashidiqi saat ditemui detikJabar, Sabtu (1/2/2025).
![]() |
Dia mengatakan, kegiatan makan-makan di masjid ini telah berlangsung selama delapan bulan belakangan. Bermula dari mushola kosong di tanah kavling yang belum dibangun, Fadhli berniat untuk meramaikan atau memakmurkan mushola tersebut. Adzan mulai dikumandangkan, namun tak ada jemaah yang datang.
"Lalu kami buat kajian, enggak ada yang datang juga. Akhirnya per Juni 2024, atas saran guru saya, dibuatlah Masjid Makan-makan. Tujuannya untuk menarik jemaah beribadah ke masjid lewat makan gratis," paparnya.
Awalnya, makan gratis baru disediakan sebanyak 40 porsi. Tak seperti sekarang, kala itu Fadhli dan timnya harus berupaya keras untuk mengajak orang mampir ke masjid. Dengan membawa spanduk, ia berdiri di pinggir jalan dan berteriak memberi pengumuman bahwa masjid tersebut memberi makan siang secara cuma-cuma.
"Dari situ berproses, dari yang datang cuma 15 orang, lama-lama makin bertambah karena kabar dari mulut ke mulut. Awalnya juga cuma orang-orang yang lewat sekitar masjid saja," ungkapnya.
![]() |
Bulan demi bulan berlalu, saat ini rata-rata setiap harinya ada 350 hingga 400 porsi makan yang disediakan. Ratusan jemaah pun datang dari berbagai tempat. Bahkan, tak jarang ada lansia yang berjalan kaki berkilo-kilo meter hanya untuk seporsi makanan.
"Dari ratusan orang itu, 70 persennya sudah bergantung untuk makan siang ke sini setiap hari. Masjid ini dibangun bukan hanya untuk beribadah saja, tapi juga memberikan solusi untuk umat. Salah satunya dengan menyelesaikan perut yang lapar," jelasnya.
Tak hanya makanan, Masjid Makan-makan juga menyediakan pakaian dan sarung gratis bagi mereka yang membutuhkan. Terdapat pula kulkas berisi air mineral gratis, dan shampoo serta sabun di setiap kamar mandi untuk siapa saja yang ingin membersihkan diri.
Terkadang, Fadhli mengatakan, ada orang yang merasa sungkan untuk masuk ke area masjid karena merasa lusuh dan kotor, terlebih karena telah menempuh perjalanan jauh menuju masjid. Fasilitas baju dan tempat mandi tersebut disediakan untuk menjawab kegelisahan ini.
Selain itu, di Masjid Makan-makan, anak-anak pun bebas dibiarkan bermain dan berlarian. Di area pelataran juga disediakan fasilitas charger gadget terutama untuk para driver online yang mampir. Fadhli dan timnya berupaya menghadirkan ruang yang aman dan nyaman untuk semua kalangan.
"Masjid ini akhirnya bertujuan untuk jadi solusi dari keresahan. Kadang kan ada masjid yang setelah sholat berjamaah terus dikunci. Enggak boleh bawa anak kecil, pakaian harus bersih, kalau tidur diusir. Kalau di sini, bahkan non-muslim pun dipersilakan," paparnya.
Masjid Makan-makan pun memiliki program untuk memborong dagangan para pedagang kaki lima di sekitar area masjid setiap Sabtu. Lima gerobak berjajar di area depan masjid, menjajakan makanan masing-masing untuk para jemaah. Setiap minggunya, pedagang kaki lima yang diborong berbeda-beda.
Ratusan porsi makanan yang tersedia setiap harinya juga berasal dari para donatur. Mulai dari pribadi hingga perusahaan. Dari warga sekitar hingga titipan dari luar negeri.
![]() |
Fadhli bercerita bahwa beberapa donatur bahkan sengaja datang mengantarkan kotak-kotak makanan dari luar kota. Non-Muslim pun sangat diperkenankan untuk membantu.
"Beberapa kali ada donatur non-Muslim, saat ditanya, mereka bilang karena tergerak dan ingin ikut bantu. Ada juga yang bela-belain nginep dekat masjid ini karena ingin ngasih makanan langsung," paparnya.
"Pada akhirnya, pergerakan yang baik akan mendatangkan orang-orang yang baik," lanjutnya.
Dari Perut Naik ke Hati
Makan-makan gratis yang disediakan masjid ini merupakan gerbang untuk mengajak para jemaah agar mau berkegiatan lebih banyak di masjid. Mulai dari belajar sholat berjamaah, sholat sunah, hingga belajar membaca Al-Quran.
Awalnya, dia mengatakan, orang yang datang ke Masjid Makan-makan memang memiliki tujuan utama untuk menghilangkan rasa lapar. Alhasil beberapa pun tidak sempat untuk melangsungkan sholat, dan seusai sholat jemaah langsung berebut makan.
"Lama kelamaan mulai mengerti. Kata guru saya, beri kesan dulu baru beri pesan. Kalau dari awal langsung disuruh ngaji dulu baru makan, mungkin banyak yang enggak mau. Sekarang kondisi jemaah sudah lebih tenang hati dan jiwanya. Jadi belajar Al-Quran pun semangat." jelasnya.
![]() |
Saat ini, jemaah yang rutin datang ke masjid tersebut juga rutin melaksanakan sholat sunah, sholat wajib berjamaah, hingga mengaji sebelum akhirnya mendapat makan siang gratis.
(tya/tey)