Keresahan merambat pelan tapi pasti di permukiman warga RT 01, RW 05, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Satu per satu warga mulai menyadari bahwa uang mereka menguap begitu saja. Tidak ada jejak maling, tidak ada pintu atau jendela yang rusak.
Hingga kini misteri ini masih menggantung, spekulasi liar terus berkembang dari aksi pencurian oleh seseorang hingga ulah makhluk tak kasat mata. Namun tak ada satupun bukti yang menjurus ke arah dugaan-dugaan tersebut.
Ketua RT setempat, Ana Mulyana, menatap daftar nama yang tersusun rapi di selembar kertas. Sembilan nama warganya tercatat sebagai korban. "Ini nanti akan diserahkan ke Pak RW, saya catat, namanya baru 9 orang," kata Ana saat ditemui, Jumat (24/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah uang yang hilang pun bervariasi. Ada yang kehilangan Rp500 ribu, ada yang Rp1 juta, bahkan seorang warga mengaku uang Rp6 juta raib tanpa jejak.
"Paling gede ada yang Rp6 juta, ada yang Rp1 juta dan Rp500 ribu, hilang misterius," tambahnya.
Kondisi ini semakin janggal karena tidak ada tanda-tanda pembobolan. Tak ada CCTV yang bisa merekam kejadian. Warga mulai berspekulasi, dan seperti kisah-kisah lama yang berulang, muncul dugaan klasik yakni babi ngepet atau tuyul.
"Ya tadi malam ramai juga, jenisnya hewan apa babi? Apa bagong? Saya gak tahu. Apakah itu bohongan atau bikinan saya enggak tahu," ujar Ana.
Lebih jauh, fenomena ini bukan sekadar isu di tingkat RT. Polsek Cibeunying Kaler mulai turun tangan. Kapolsek Cibeunying Kaler, Kompol Firdaus Iskandar, membenarkan adanya laporan kehilangan uang secara misterius.
"Iya betul, tapi masih dugaan warga. Masih dalam penyelidikan," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (25/1/2025).
Firdaus mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian belum menerima laporan resmi dari warga dan meminta mereka segera melapor jika benar-benar mengalami kerugian.
"Kami juga akan memperkuat patroli, bersama anggota koramil dan linmas untuk mengantisipasi kejadian tersebut berulang," katanya.
Sepekan kemudian berlalu. Suasana di Cigadung perlahan mendingin. Perbincangan tentang babi ngepet dan tuyul mereda, digantikan dengan pertanyaan yang lebih masuk akal tentang bagaimana uang bisa hilang tanpa jejak?
Jumlah korban bertambah. Dari sembilan orang, kini ada sepuluh warga yang melaporkan kehilangan, dengan total uang raib mencapai Rp12,6 juta.
"Sudah tidak ada laporan lagi, sudah dingin suasananya," kata Ana saat ditemui kembali, Kamis (30/1/2025).
Ia sendiri telah mengunjungi rumah para korban, mencoba mencari tahu lebih lanjut. Namun, seperti sebelumnya, tidak ada petunjuk yang bisa mengarah pada pencurian nyata.
"Tidak ada bukti yang mengarah pada pencurian ini. Jadi 10 orang total laporan ke kami," ujarnya.
Namun, yang menarik, tidak ada satu pun warga yang melapor secara resmi ke polisi.
"Warga tidak ada yang laporan resmi ke polisi, karena tidak ada buktinya. Soalnya ini hilang misterius. Disebut babi tidak ada babinya, apalagi tuyul, hanya kita bingung, bisa diambil, posisi rapi, tidak ada yang dirusak, itu saja," tambah Ana.
Pada akhirnya, tanpa bukti, misteri ini tetap menggantung. Warga pun mulai menganggap kasus ini selesai.
"Warga sudah menyadari, dianggap selesai, harapannya tidak terjadi lagi di wilayah kami," pungkas Ana.
(sya/sud)