"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit." Pepatah ini benar-benar dibuktikan oleh Sadikin, pemilik bengkel motor dan tambal ban di Sukabumi. Selama delapan tahun, ia menabung uang receh hingga beratnya mencapai 400 kilogram. Siapa sangka, tumpukan receh yang sering diremehkan itu kini berubah menjadi 'harta karun' senilai Rp 70 juta!
Kisah pria 34 tahun ini viral setelah video pembongkaran celengan raksasanya beredar di media sosial. Dalam rekaman itu, tampak drum plastik biru dibuka perlahan, memperlihatkan tumpukan koin yang menggunung. Bersama istrinya, Lusi (30), Sadikin menghitung uang yang selama ini ia kumpulkan.
Celengan dari Drum Bekas
Semua bermula dari kebosanan. Sadikin, yang kala itu menunggu pelanggan di bengkel, mendapat ide untuk menabung di dalam drum plastik bekas cairan bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada waktu itu bengkel lagi sepi. Daripada jenuh nungguin pelanggan yang enggak ada, saya punya inisiatif bikin celengan dari drum plastik. Drum itu kalau diisi BBM kapasitasnya 230 liter, tingginya 150 cm, lingkarannya lebih dari 1 meter," ujarnya kepada detikJabar, Rabu (29/1/2025).
Dimulai pada 2016, kebiasaan menabung receh pun menjadi rutinitas. Setiap hari, ia memasukkan uang dalam berbagai pecahan ke dalam drum.
"Pertama kali saya masukin uang 10 ribu. Uangnya recehan Rp 500 sama Rp 1.000. Setiap hari pasti masukin, walaupun jumlahnya enggak tentu. Sehari uang koin yang saya masukkan bisa sebanyak lima ribu, sepuluh ribu, kalau lagi ramai bisa sampai Rp 50 ribu," kata Sadikin.
Tak terasa, delapan tahun berlalu. Hingga awal 2025, drum itu sudah penuh sesak.
"Kemarin pas mau masukin koin, saya lihat celengan itu sudah penuh, jadi saya putuskan untuk membukanya," tuturnya.
Membuka 'Harta Karun' di Bengkel
Membuka celengan raksasa bukan perkara mudah. Sadikin menggunakan pisau untuk melubangi drum secara perlahan, mirip membuka kaleng sarden. Saat tutup drum terlepas, ia terkejut melihat isinya.
"Kira-kira beratnya itu 400 kilogram," ujarnya sambil tersenyum.
Proses menghitung uang itu sendiri bukan hal sederhana. Butuh delapan orang untuk memilah dan menghitungnya sejak pagi hingga sore hari.
"Kemarin menghitungnya delapan orang, mulai dari jam 7 pagi sampai sore," ungkap Sadikin.
Untuk mempermudah, uang koin dikemas dalam plastik sesuai nominalnya.
"Yang Rp 500 perak, per kantong isinya 500 keping, jadi nominalnya Rp 250 ribu per plastik. Kalau yang Rp 1.000 perak, per kantong isinya 500 keping juga, jadi nominalnya Rp 500 ribu," jelasnya.
Hasil akhirnya, tabungan dalam drum itu berjumlah sekitar Rp 70 juta!
Dari Celengan ke Bank untuk Modal dan Tabungan
Sadikin tidak sembarangan dalam mengelola hasil tabungannya. Sebelum membuka celengan, ia terlebih dahulu menghubungi pihak bank untuk memastikan proses penukaran uang receh berjalan lancar.
"Kemarin, sebelum tabungan itu dibuka, saya konfirmasi dulu ke pihak bank. Katanya uang koin harus dipisah dulu, masing-masing 500 keping. Setelah dikemas, rencananya mau ditukar ke bank," katanya.
Pihak bank telah menyatakan kesiapannya menerima uang koin tersebut. Sementara itu, Sadikin sudah memikirkan bagaimana ia akan memanfaatkan hasil tabungannya.
"Rencana sebagian buat modal, sebagian lagi ditabung," ujarnya.
Lebih dari sekadar kisah unik, perjuangan Sadikin menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"Motivasinya buat masyarakat yang ekonominya sama seperti saya, mungkin bisa jadikan contoh menabung dengan cara seperti ini," tutupnya.
Dari uang receh yang sering diremehkan, Sadikin bisa membuktikan bahwa dengan konsistensi, sedikit demi sedikit benar-benar bisa menjadi bukit dan harta karun yang tidak terduga untuknya dan keluarganya.
(sya/sud)