Sandra, seorang bocah berusia 10 tahun, hidup dalam keterbatasan ekonomi bersama neneknya yang sudah lanjut usia di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Kondisi ekonomi yang sulit membuat Sandra tidak dapat mengenyam pendidikan seperti anak-anak seusianya. Sehari-hari, ia membantu sang nenek bekerja sebagai petani di wilayah tersebut.
Ketua RT setempat, Gus Amar, mengungkapkan orang tua Sandra sebenarnya masih ada, tetapi telah berpisah sejak empat tahun lalu. Setelah perceraian, Sandra tinggal bersama neneknya.
"Jadi dari kecil saat usia 3 tahun sama orang tuanya memang suka dibawa ke kebun. Jadi sudah kebiasaan dan tidak sekolah," ujar Amar, kepada awak media selepas kegiatan Jumat Curhat, di Aula Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Jumat (31/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski telah berpisah, orang tua Sandra sesekali datang menengok dan memberikan sedikit uang untuk kebutuhan anaknya. Namun, bantuan tersebut tidak mencukupi untuk biaya hidup dan pendidikan Sandra.
"Orang tuanya mungkin sesekali menengok dan untuk memberi uang. Mungkin nominalnya tidak besar. Jadi sekadang hidunya berkecukupan," jelasnya.
Kisah pilu Sandra menarik perhatian Kapolresta Bandung, Kombes Aldi Subartono, dalam kegiatan Jumat Curhat. Menyadari kondisi Sandra yang hidup dalam keterbatasan dan tidak bisa bersekolah, Aldi pun berinisiatif untuk membantu. Bahkan dirinya secara langsung mengangkat Sandra sebagai anak angkat.
"Insyaallah, kami akan menyekolahkan Sandra hingga selesai, dari SD, SMP, bahkan sampai SMA," kata Aldi.
Tak hanya membantu dalam pendidikan, Aldi juga memastikan kebutuhan hidup Sandra akan dibantu oleh Polresta Bandung. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab ini akan tetap berlanjut meskipun nanti dirinya tidak lagi menjabat sebagai Kapolresta Bandung.
"Ini menjadi tanggung jawab kami. Jika nanti kami pindah, akan kami estafetkan ke Kapolres berikutnya," jelasnya.
(iqk/iqk)