Penyebab di Balik Nyamuk Pilih-pilih Orang untuk Digigit

Penyebab di Balik Nyamuk Pilih-pilih Orang untuk Digigit

Tim detikEdu - detikJabar
Rabu, 29 Jan 2025 04:30 WIB
Mosquito sucking blood on human skin with nature background
Ilustrasi nyamuk (Foto: Getty Images/iStockphoto/auimeesri)
Bandung -

Gigitan nyamuk seringkali mengganggu dan membuat kita tidak nyaman karena bikin gatal. Namun, ada fenomena menarik terkait gigitan nyamuk ini. Beberapa orang mungkin pernah mengalami bahwa hanya mereka saja yang sering diganggu oleh nyamuk, sementara orang lain tidak.

Hal ini tentu saja menimbulkan rasa penasaran tentang alasan di balik fenomena tersebut. Ternyata, terdapat bahan kimia tertentu pada kulit manusia yang menjadi daya tarik bagi nyamuk.

Dilansir detikEdu, Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cell pada Oktober 2022 menemukan bahwa orang dengan kadar asam karboksilat tinggi di kulit mereka lebih menarik bagi nyamuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para peneliti meminta peserta mengenakan stoking nilon yang modis di lengan mereka untuk mengumpulkan sebum mereka," ungkap pembawa acara dalam seri "Reactions" di kanal YouTube milik American Chemical Society, Alex Dainis, dikutip dari laman New York Post.

"Kemudian peneliti menyiapkan ruang di mana nyamuk Aedes aegypti dapat memilih di antara nilon beraroma berbeda," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Doktor genetika dari Stanford University, Amerika Serikat itu juga mengungkap nyamuk memiliki pilihan yang kuat pada aroma tertentu. "Bagi kita yang merupakan magnet nyamuk, kita benar-benar magnetis bagi nyamuk. Karena mereka lebih memilih aroma kita daripada yang lain," ujar Dainis.

Penelitian ini juga mempertimbangkan perbedaan antara "penarik kuat" atau orang yang cenderung lebih sering digigit nyamuk dengan "penarik lemah" atau orang yang tidak terlalu sering digigit nyamuk.

"Para peneliti menemukan bahwa ada beberapa asam karboksilat berbeda yang muncul lebih banyak pada kulit penarik kuat daripada penarik lemah," ucap Dainis.

"Secara khusus, atraktor kuat menghasilkan tingkat tiga asam karboksilat yang jauh lebih tinggi," tambahnya.

Tiga asam karboksilat pemikat nyamuk adalah asam pentadecanoic, heptadecanoic dan nonadecanoic. Sepuluh senyawa tak dikenal lainnya dalam kelas bahan kimia yang sama juga diidentifikasi pada kulit penarik kuat.

Menurut Science Direct, kadar asam pentadecanoic dan heptadecanoic terkait dengan asupan lemak susu. Sementara, asam nonadecanoic, adalah asam lemak yang biasa ditemukan dalam lemak dan minyak nabati, menurut Cayman Chemical .

"Jenis dan volume bakteri tertentu pada kulit dapat meningkatkan kemungkinan gigitan nyamuk," ungkap Lindsey Zubritsky, seorang dokter kulit di Mississippi, mendukung poin Dainis.

"Satu studi (dalam jurnal PLOS ONE yang diterbitkan pada (12/2011) menemukan bahwa orang-orang yang lebih menarik bagi nyamuk memiliki kelimpahan bakteri tertentu yang jauh lebih tinggi, tetapi keragaman bakteri secara keseluruhan lebih rendah, di kulit mereka," tambahnya.

Selain aroma kulit, ada beberapa faktor lain yang membuat seseorang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk. Misalnya, orang yang berolahraga lebih sering akan menghasilkan lebih banyak keringat, yang mengandung asam laktat dan asam urat yang menarik bagi nyamuk.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah mikrobioma kulit seseorang. Beberapa orang memiliki jenis atau tingkat bakteri yang berbeda di kulit mereka, yang dapat menarik lebih banyak nyamuk.

Nyamuk juga tertarik pada karbon dioksida, jadi mereka yang mengeluarkan lebih banyak udara dan bernapas lebih keras, mereka yang memiliki BMI lebih besar akan lebih berisiko. Faktor risiko lainnya termasuk kehamilan, genetika, dan golongan darah (tipe O lebih cenderung menarik gigitan).

Penelitian ini juga menemukan bahwa asam butirat, isobutirat dan isovalerat adalah asam yang paling ramah bagi nyamuk.

Namun, Dainis menunjukkan bahwa bau badan salah satu peserta studi yang memiliki eucalyptol dalam jumlah besar, komponen utama dari minyak eucalyptus, membuat orang tersebut tidak menarik bagi nyamuk.

Makanan seperti rosemary, sage, cardamom dan sweet basil mengandung eucalyptol, menurut Telegraph. Bahan tersebut juga terdapat pada pasta gigi dan obat kumur jenis tertentu. Oleh sebab itu bahan makanan ini dapat kita konsumsi untuk menghindari nyamuk.

"Ini hanya satu orang, jadi ini hanya sebuah hipotesis, tetapi bisakah eucalyptol dalam diet membantu mengusir nyamuk? Mungkin," renung Dainis.


Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads