Kabupaten Karawang awal pekan dibikin gempar dengan beredarnya potongan video di media sosial. Dalam video itu, terlihat ada 6 siswi SMP yang berkelahi satu lawan satu di jalanan yang diapit area persawahan hingga menjadi tontonan orang sekitar.
Belakangan diketahui, duel itu terjadi di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang pada Kamis (16/1/2025) hanya gara-gara masalah asmara. Keenam siswi tersebut ditengarai rebutan klaim seorang pemuda yang dianggap merupakan salah satu kekasihnya.
Tragedi ini pun langsung mengundang perhatian pihak musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) di Baturaja. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Karawang juga ikut turun tangan lantaran kasus ini tak layak dilakukan oleh pelajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah mendapat perhatian serius dari Muspika dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. Intinya kasus ini tengah ditangani oleh jajaran kami (Polsek) di Muspika," kata Kasi Humas Polres Karawang Ipda Solikhin, Senin (20/1/2025).
Tiga Sekolah
Dari hasil penelusuran, keenam siswi yang berkelahi di Jalan Totoang Trindil, wilayah perbatasan Kecamatan Batujaya dan Tirtayasa berasal dari tiga sekolah yang berbeda. Rupanya, duel mereka awalnya dipicu saling ejek antar siswi yang sebelumnya menyimpan masalah asmara.
"Menurut informasi yang kami dapat, awal mulanya saling ejek gitu, dan sebelumnya di antara mereka memang ada masalah asmara atau rebutan pacar," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Karawang Yanto.
Ternyata, ada hasil penelusuran yang membuat kejadian ini menjadi miris dalam dunia pendidikan di Karawang. Dua di antaranya enam siswi yang berduel ala 'Royal Rumble' di jalan rupanya pernah terlibat persoalan serupa tapi di waktu sebelumnya.
Pihak Disdikpora Karawang pun menyerahkan kebijakan keenam siswi itu ke masing-masing sekolah. Jika perlu diberi sanksi, Yanto tetap berharap hukuman yang diputuskan masih bersifat bijak untuk masa depan mereka.
"Sanksi itu kewenangan sekolah, kita tidak bisa mengintervensi. Tapi kita berharap, apapun keputusannya itu yang terbaik untuk mereka. Dan menjadi pembelajaran untuk mereka, kami harap pihak sekolah juga bisa memberi sanksi yang bijak," tandasnya.
Keprihatinan Anggota Dewan
Kabar viral di media sosial ini ternyata sudah sampai ke telinga Ketua DPRD Karawang Endang Sodikin. Ia jelas mengaku prihatin, dan menilai kasus ini telah mencoreng dunia pendidikan di Karawang.
"Justru melihat berita soal itu (perkelahian), saya sangat prihatin yah. Ini seperti jadi tagline rebutan lanang yah, kami harap ini jangan sampai jadi budaya," kata Endang, saat ditemui di Kantor DPRD Karawang, Selasa (21/1/2025).
Pihaknya juga berencana akan memanggil Disdikpora, serta Korwilcambidik kecamatan Batujaya untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. Selain mencoreng dunia pendidikan di Karawang, kata Endang, peristiwa ini juga mengingatkan agar para orang tua siswa untuk mendidik anaknya di lingkungan keluarga.
"Ini tentu mencoreng dunia pendidikan di Karawang, saya harap orang tua juga ingat untuk lebih perhatian mendidik anaknya di lingkungan keluarga. Bahkan pihak sekolah juga bisa memberikan pendidikan agama untuk membentuk moral seperti pesantren kilat atau kegiatan lain," imbuhnya.
Mengenai sanksi, Endang juga berharap agar pihak sekolah maupun dinas terkait dapat mempertimbangkan sisi edukasi dan juga efek jera bagi siswi yang terlibat.
"Untuk sanksi tentu harus bijak, jangan sampai memberhentikan kegiatan belajar mengajar karena mereka juga perlu sekolah. Tapi juga harus ada efek jera yah," pungkasnya.
(yum/yum)