Tes Kehamilan Siswi SMA di Cianjur, DPRD Jabar Bakal Panggil Kepala Sekolah

Tes Kehamilan Siswi SMA di Cianjur, DPRD Jabar Bakal Panggil Kepala Sekolah

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 24 Jan 2025 16:33 WIB
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan.
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan. (Foto: Istimewa/Tangkapan layar video viral)
Bandung -

Sejumlah siswi SMA di Cianjur diminta melakukan tes urine untuk cek kehamilan oleh pihak sekolah. Tindakan tersebut dianggap diskriminatif dan dapat berdampak pada kondisi psikis siswa.

Karena itu, Komisi V DPRD Jawa Barat bakal memanggil kepala sekolah yang membuat kebijakan tes kehamilan tersebut. Diketahui, tes kehamilan dilakukan sejumlah siswi SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur.

"Komisi V nanti melalui ketua bakal panggil kepala sekolah untuk dimintai klarifikasi terkait kejadian itu," tegas Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari, Jumat (24/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Zaini yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar, tes kehamilan bagi siswi SMA menjadi perhatian publik. Zaini khawatir, tes kehamilan tersebut justru berdampak negatif bagi siswi.

"Apakah efektif cara melakukan test itu, atau justru ini malah menjadi diskriminatif, gitu. Karena biar bagaimanapun perempuan punya hak-hak reproduksi, sehingga melahirkan, menyusui, dan menstruasi, itu tidak bisa dibantah karena sifatnya ilahiyah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Zaini juga menanggapi tes kehamilan yang kabarnya merupakan kesepakatan antara sekolah dengan orang tua. Namun nyatanya, tidak semua orang tua siswi mengetahui kebijakan tersebut.

Menurutnya, tes kehamilan bagi siswi sekolah selain dianggap diskriminatif, juga dapat menimbulkan masalah psikis bagi siswi. Seharusnya, sekolah bisa lebih mengedepankan sisi edukasi kepada siswi ketimbang melakukan tes kehamilan.

"Jadi perempuan tidak boleh jadi objek Itu yang jadi catatan saya Kalaupun mau model seperti itu harus ada edukasi tentang reproduksi perempuan sehingga visual-visual edukasi bisa masuk di situ," jelasnya.

Sebelumnya diketahui, puluhan siswi di Cianjur melakukan tes kehamilan. Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan dilakukan setiap selesai libur semester itu bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja.

Dalam video yang beredar dan viral di media sosial terlihat para siswi mengantre untuk menjalani tes urine untuk tes kehamilan. Dengan didampingi guru perempuan, satu persatu siswi memasuki toilet untuk dites menggunakan alat tes kehamilan.

Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman, mengungkapkan pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil.

"Jadi saat itu orangtuanya datang untuk menginformasikan jika anaknya hamil. Setelah libur semester siswa tersebut berhenti dan tidak melanjutkan sekolah," kata dia.

Setelah peristiwa tersebut, pihaknya berinisiatif untuk melakukan tes kehamilan setiap kegiatan belajar di semester baru.

"Setiap selesai libur semester kita jalankan tes urine untuk mengetahui siswi hamil atau tidak. Sudah rutin digelar sejak dua tahun terakhir, jadi setahun itu dua kali," kata dia.

Menurut dia, tes urine tersebut dilakukan secara tertutup oleh para guru perempuan. "Biasanya tertutup, tapi mungkin kemarin ada guru yang memvideokan dan mengunggahnya di medsos," kata dia.




(bba/tey)


Hide Ads