Masalah sampah di Kota Bandung belakangan kembali mencuat. Mulai dari gunung sampah di Pasar Caringin, hingga gundukan sampah-sampah yang menjelma 'TPS liar' di beberapa sudut kota.
Hal tersebut salah satunya terjadi karena pengurangan jatah ritase pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti. Dari sebelumnya 172 menjadi 158 ritase per hari.
Pasalnya, kapasitas penampungan sampah TPA yang terletak di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat tersebut semakin kritis. Gunungan sampah pun akhirnya muncul di beberapa tempat di Kota Bandung, meski akhirnya beberapa berhasil diatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, memasuki libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung mengimbau, warga dan wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, warga juga diminta untuk terlebih dahulu mengolah sampah mereka sebelum dibuang. Sehingga, sampah yang diangkut untuk dibawa ke TPA hanyalah sampah residu.
"Kami mengimbau, warga melalui aparat kewilayahan agar membuang sampah residu setelah diolah ke TPS terdekat," ungkap Kepala DLHK Kota Bandung Dudi Prayudi pada detikJabar, Kamis (23/1/2025).
Termasuk untuk gundukan sampah yang sempat menumpuk di Jalan Sukajadi beberapa waktu lalu, Dudi pun meminta agar masyarakat membawa sampah mereka ke TPS yang terletak di Pasar Sederhana.
Di sisi pemerintah, dia mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan kerja petugas kebersihan yang tersebar di berbagai titik. Di hari libur pun, dia mengatakan, petugas kebersihan akan terus siaga bekerja.
"Petugas kami akan terus bekerja untuk penanganan sampah di hari libur, jumlah petugas yang dikerahkan menyesuaikan situasi di lapangan saja. Seluruh petugas akan standby di lokasi-lokasi yang telah ditentukan," ungkapnya.
Disinggung terkait rencana Pemerintah Kota Bandung untuk mencari kandidat TPA alternatif selain Sarimukti, dirinya mengatakan masih menunggu arahan. Saat ini, sampah dari wilayah Kota Bandung sementara ditampung di TPA Pasirbajing, Kabupaten Garut.
"Kami masih menunggu arahan dari Wali Kota Bandung terpilih setelah beliau dilantik tanggal 6 Februari mendatang," ungkapnya.
Manfaatkan Kang Pisman
Arahan agar masyarakat mengelola sampah sendiri sebelum dibuang ke TPS juga senada dengan yang disampaikan Pj Wali Kota Bandung Koswara. Dia mengatakan, pola pikir masyarakat dalam membuang sampah harus diubah.
"Untuk masalah sampah itu kita harus merubah paradigma. Dulu kan sudah ada program yang dibuat oleh Wali Kota Bandung terdahulu, almarhum Pak Oded. Program Kang Pisman itu bermanfaat untuk mengatur persampahan di Kota Bandung," ungkap Koswara dalam paparannya di acara Bandung Menjawab beberapa waktu lalu.
Adapun Kang Pisman alias Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah adalah program pengelolaan sampah mandiri yang bertujuan untuk meminimalisasi jumlah sampah yang dibuang ke TPA.
Dengan 'Kurangi,' warga diminta untuk mencegah kemunculan sampah dengan tidak menggunakan barang sekali pakai, sekaligus juga berupaya menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Sementara 'Pisahkan' adalah upaya untuk memilah sampah sesuai jenisnya agar lebih mudah diurai maupun dimanfaatkan Kembali.
Sementara, dengan 'Manfaatkan', warga diharapkan dapat memanfaatkan sampah yang sudah ada untuk hal yang bermanfaat. Seperti misalnya mengolah sampah sisa makanan menjadi kompos, mengolah limbah plastik menjadi kerajinan, dan sebagainya.
(mso/mso)