Siswi SMA Cianjur Tes Kehamilan Tiap Semester, Bupati: Tak Perlu Takut

Siswi SMA Cianjur Tes Kehamilan Tiap Semester, Bupati: Tak Perlu Takut

Ikbal Selamet - detikJabar
Rabu, 22 Jan 2025 20:23 WIB
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan.
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan. (Foto: Istimewa/Tangkapan layar video viral)
Cianjur - Bupati Cianjur Herman Suherman angkat bicara terkait heboh puluhan siswi SMA Sulthan Baruna Cikadu dites kehamilan. Bahkan Herman menyebut para siswi tak perlu takut menjalani tes tersebut.

"Tidak perlu takut kalau memang tidak melakukan kenakalan remaja apalagi sampai hamil. Jalani saja tesnya," ujar Herman, Rabu (22/12/2025).

Menurutnya kebijakan tersebut dapat menjadi langkah untuk mencegah kenakalan remaja, sebab menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.

"Mungkin tujuannya agar ada efek jera, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja apapun, terlebih pergaulan bebas," tuturnya.

Namun, Herman juga mengingatkan pihak sekolah untuk mengutamakan pendidikan karakter dan siraman rohani sebelum menjalankan program tersebut.

"Memang seharusnya sebelum melakukan tindakan itu, lebih ke edukasi dulu, kemudian perbanyak pendidikan karakter dan agama. Kalau tidak mempan, baru melakukan tindakan tersebut," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan siswi di Cianjur jalani teh kehamilan.Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan dilakukan setiap selesai libur semester itu bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja.

Dalam video yang beredar dan viral di media sosial terlihat para siswi mengantre untuk menjalani tes urine untuk tes kehamilan.

Dengan didampingi guru perempuan, satu persatu siswi memasuki toilet untuk dites menggunakan alat tes kehamilan.

Hasil alat tersebut pun langsung dibawa oleh pihak guru tanpa diumumkan.

Alasan Kepala Sekolah

Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman, mengungkapkan pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil.

"Jadi saat itu orang tuanya datang untuk menginformasikan jika anaknya hamil. Setelah libur semester siswa tersebut berhenti dan tidak melanjutkan sekolah," kata dia.

Setelah peristiwa tersebut, pihaknya berinisiatif untuk melakukan tes kehamilan setiap kegiatan belajar di semester baru.

"Setiap selesai libur semester kita jalankan tes urine untuk mengetahui siswi hamil atau tidak. Sudah rutin digelar sejak dua tahun terakhir, jadi setahun itu dua kali," kata dia.

Menurut dia, tes urine tersebut dilakukan secara tertutup oleh para guru perempuan. "Biasanya tertutup, tapi mungkin kemarin ada guru yang memvideokan dan mengunggahnya di medsos," kata dia.

Dia menyebut dalam pelaksanaan tes kehamilan beberapa hari lalu, total ada 53 siswi dari kelas X hingga XII yang menjalani tes.

"Seluruhnya negatif atau tidak hamil," kata dia. (yum/yum)



Hide Ads