Alasan Kepsek SMA di Cianjur Tes Kehamilan Puluhan Siswinya

Alasan Kepsek SMA di Cianjur Tes Kehamilan Puluhan Siswinya

Ikbal Selamet - detikJabar
Rabu, 22 Jan 2025 15:55 WIB
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan.
Siswi SMA di Cianjur jalani tes kehamilan (Foto: Istimewa/Tangkapan layar video viral).
Cianjur -

Puluhan Siswi di SMA Sulthan Baruna, Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Cianjur jalani tes kehamilan. Adanya siswi yang hamil usai libur semester menjadi alasan pihak sekolah melakukan tes tersebut.

Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman mengungkapkan, pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil.

"Jadi saat itu orangtuanya datang untuk menginformasikan jika anaknya hamil. Setelah libur semester siswa tersebut berhenti dan tidak melanjutkan sekolah," kata dia, Rabu (22/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah peristiwa tersebut, pihaknya berisiniatif untuk melakukan tes kehamilan setiap kegiatan belajar di semester baru.

"Setiap selesai libur semester kita jalankan tes urine untuk mengetahui siswi hamil atau tidak. Sudah rutin digelar sejak dua tahun terakhir, jadi setahun itu dua kali," kata dia.

ADVERTISEMENT

Menurut dia, tes urine tersebut dilakukan secara tertutup oleh para guru perempuan. "Biasanya tertutup, tapi mungkin kemarin ada guru yang memvideokan dan mengunggahnya di medsos," kata dia.

Dia menyebut dalam pelaksanaan tes kehamilan beberapa hari lalu, total ada 53 siswi dari kelas X hingga XII yang menjalani tes.

"Seluruhnya negatif atau tidak hamil," kata dia.

Dia mengakui jika program yang dijalaninya akan menimbulkan pro dan kontra. Namun dirinya berdalih program tersebut sebatas untuk mencegah siswi dan siswanya terjerumus dalam pergaulan bebas.

"Memang akan ada pro dan kontra. Tapi selagi positif, tetap kami lakukan apalagi dari para orangtua juga mendukung," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan siswi di Cianjur jalani teh kehamilan. Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan dilakukan setiap selesai libur semester itu bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja.

Dalam video yang beredar dan viral di media sosial terlihat para siswi mengantre untuk menjalani tes urine untuk tes kehamilan.

Dengan didampingi guru perempuan, satu persatu siswi memasuki toilet untuk dites menggunakan alat tes kehamilan.

Hasil alat tersebut pun langsung dibawa oleh pihak guru tanpa diumumkan.

Jadi Sorotan KPAI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti tes kehamilan puluhan siswi di SMA Sulthan Baruna, Cianjur. Bahkan tindakan tersebut dinilai diskriminatif atau menjadikan perempuan sebagai objek.

"Prihatin dengan tindakan tersebut, sebab menempatkan anak perempuan sebagai objek seksual," ujar Komisioner KPAI Ai Maryati, Rabu (22/1/2025).

Menurut dia, jika tujuan pihak sekolah untuk mengantisipasi pergaulan bebas, maka seharusnya dilakukan edukasi dan literasi secara menyeluruh.

"Harusnya edukasi bagaimana mencegah, bukan melakukan tes kehamilan. Karena fokusnya malah menjadi ke perempuan, sehingga mempengaruhi psikologinya. Meskipun tujuannya baik, tetapi implementasinya menjadi lain," kata dia.

Dia menyebut dalam dampak kehamilan pada siswi, ada objek lain dimana laki-laki juga menjadi penyebab. Sehingga tidak bisa hanya perempuan yang dites.

Oleh karena itu, langkah tes kehamilan ataupun ekstremnya tes keperawanan dinilai tidak tepat.

"Tanggungjawab itu harusnya menyeluruh. Tapi kebijakan ini menempatkan sebab dan akibat pada perempuan. Sementara peran laki-laki terabaikan," kata dia.

Ai berharap ada evaluasi kembali terkait kebijakan tes kehamilan tersebut.

"Saya juga berharap Dinas Pendidikan turun tangan agar tidak salah langkah dalam tujuan positif tersebut," tuturnya.

Senada Aktivis Perempuan Cianjur Lidya Umar, menyayangkan kebijakan sekolah untuk tes kehamilan.

"Ya sayang disayangkan, harusnya cenderung ke pembinaan bukan sampai ke arah tes. Karena itu ranah privasi yang harusnya dilindungi. Dampaknya ke psikologi anak," ucap dia.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads