Pj Wali Kota Bandung A. Koswara akan segera mengakhiri masa jabatannya pada Februari 2025, selepas Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan dilantik. Di akhir kepemimpinannya, Koswara memetakan sejumlah hal di Kota Bandung yang harus segera dibenahi. Salah satu yang menjadi prioritas adalah masalah air baku.
Saat ini, Kota Bandung masih memiliki kendala terkait ketersediaan air sumber permukaan dan air tanah untuk diolah menjadi air bersih bagi masyarakat. Keterbatasan air baku di Kota Bandung membuat pemerintah terpaksa masih menyuplai pasokan dari daerah sekitar seperti Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat.
Untuk itu, Farhan nantinya diharapkan dapat segera melangsungkan proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bandung Terintegrasi yang bekerjasama dengan Perumda Tirtawening. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koswara juga mengatakan bahwa keterbatasan tersebut juga menjadikan galian air tanah oleh warga marak dilakukan. Bila dibiarkan, hal ini bisa memperparah masalah keterbatasan suplai air.
"Kita tidak bisa begitu saja menggali sendiri-sendiri tanpa dikendalikan dan dikontrol air tanahnya. Maka di situ harus ada PDAM yang mengelola airnya, ini yang harus diperkuat bagaimana pelayanan air di perkotaan. Teman-teman birokrat supaya bersiap menghadapi Kota Bandung ke depan dengan pemikiran yang lebih maju," ungkapnya, Selasa (21/1/2025).
Koswara berharap agar masalah ketersediaan air baku ini segera dibenahi. Pemerintah kota nantinya diminta untuk dapat lebih banyak berkoordinasi hingga level provinsi untuk membantu penyediaan air baku bagi masyarakat.
"Untuk masalah ini kita harus mencari cara-cara yang lebih kuat dan efektif lagi, didukung oleh pemerintah dan semua kebijakannya. Tidak bisa PDAM melakukannya sendiri dengan meminta (pasokan air) ke Pangalengan atau Waduk Saguling, susah. Tetap harus ada peran pemerintah baik di kota maupun provinsi," ungkapnya.
Selain masalah air baku, Koswara juga menyoroti pentingnya pembenahan sistem layanan hingga pemerintahan Kota Bandung. Seluruh aspek kota, dia mengatakan, perlu diatur melalui sistem yang ajeg.
"Kota itu dibuat berdasarkan sistem. Ada sistem pengelolaan sampah, air bersih, dan sebagainya. Jadi kalau mau buang sampah sembarangan ya jangan di kota, akrena perkotaan itu pasti memiliki sistem persampahannya, ada cara mengelolanya. Mulai dari mengambil, mengumpulkan, dan mengelola hingga akhir," ungkapnya.
(yum/yum)










































