Lini masa sosial media sedang ramai dengan perbincangan kasus dugaan kekerasan rumah tangga (KDRT) yang dialami seorang ASN pria. Dia diduga dihajar oleh istrinya sendiri.
Semuanya berawal dari unggahan salah satu akun di Instagram yang ditengarai merupakan kakak korban. Dalam narasinya kemudian, selain mengunggah foto kondisi wajah babak belur, lebam hingga bagian matanya yang terlihat bengkak, akun itu juga menyebutkan bahwa seseorang di foto tersebut merupakan korban dugaan penganiayaan yang dilakukan sang istri.
Belakangan diketahui korban berinisial C merupakan ASN yang bertugas di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kasus itu ternyata bisa terbongkar setelah ada pesan yang tertinggal di komputer kerja korban yang masih terhubung dengan akun WhatsApp pribadinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi ceritanya, sebelum kasus itu viral, korban sejak Rabu (8/12/2024) tidak masuk kerja tanpa memberikan informasi apapun ke institusinya. Padahal saat itu, kantor sedang membutuhkan keberadaannya lantaran mesti membereskan kerjaan validasi aset di dinas tersebut.
Upaya untuk menghubungi korban juga buntu lantaran semua nomor kontaknya tak memberikan balasan. Karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Kadispora Bandung Barat Imam Santoso lantas meminta stafnya untuk mencari informasi tentang keberadaan korban.
Dua hari kemudian, tepatnya pada 10 Desember 2024, ada pesan dari nomor korban yang memberikan kabar. Pesan itu tapi mengabarkan atas nama istrinya dan menjelaskan bahwa korban mengalami demam dan harus berobat.
Tapi anehnya, keesokan harinya, Sabtu (11/12/2024), korban menghubungi rekan kerjanya. Ia lalu memberi kabar sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja tanpa memberikan informasi yang detail mengenai kabar tersebut.
Dalam percakapannya saat itu, C hanya memberi kabar bahwa dia sedang mengalami 'tragedi'. Tapi kemudian, saat rekan kerjanya hendak menanyakan lebih detail, ia tak bergeming termasuk tidak memberikan kata sandi komputer kerjanya yang begitu dibutuhkan institusi.
"Ternyata Hari Sabtu nge-WA ke temannya, pakai nomor yang sama dan mengatakan tidak masuk dikarenakan ada tragedi. Bahasa tragedi berarti ada apa-apa ya? Karena kita dituntut (selesaikan validasi aset), kita minta password daripada PC yang ada di kantor dan dia yang pegang supaya bisa dibuka, ternyata tidak memberi (password PC)," ungkap kata Imam dihubungi detikJabar, Senin (20/1/2025).
Imam kemudian merasakan ada yang janggal dengan gelagat anak buahnya. Karena tak bisa menunda urusan kerja institusinya, komputer itu kemudian dibuka pada Senin (13/1/2025) yang kemudian membongkar dugaan KDRT yang korban rasakan.
Dalam komputer tersebut, akun WhatsApp korban masih tertinggal di sana. Akhirnya terlihat foto kondisi wajah korban yang babak belur dalam pecakapan C dengan istrinya. Imam kemudian menugaskan stafnya untuk kembali mencari korban ke indekosnya. Tapi setelah tiba di sana, korban diketahui sudah pindah ke Ciparay.
"Akhirnya Senin (13 Januari) kita buka PC ternyata ada WA masuk dari istrinya, kebetulan WA-nya aktif di PC itu, bahasa istrinya kamu segera berobat, tapi ada foto C yang kondisinya itu (babak belur), semakin khawatir, saya minta staf cari C, dicari ke kosannya ternyata sudah pindah ke Ciparay belum lama ini, katanya mendekati rumah mertuanya," ujarnya.
Tak mau menunggu waktu lagi, Imam langsung menugaskan stafnya berangkat ke Ciparay. Staf tersebut juga langsung memberi kabar kepada orang tua korban supaya bisa ikut sama-sama mengecek kondisinya. Sebab ternyata, korban belakangan ini tak pernah menjalin komunikasi dengan orang tuanya.
"Akhirnya kita ke sana, tapi masuknya enggak barengan. Staf saya dua orang masuk duluan, mengetuk pintu dibuka istrinya dan istrinya kaget, katanya mau apa ke sini, kata staf saya kan C sakit kita ke sini mau menengok. C ada dengan pakai jaket hoodie, pakai masker dan dibuka masker kita curiga. Setelah itu kita hubungi orang tuanya, masuk dan enggak bisa mengelak tuh, akhirnya dengan berbagai bujuk rayu dibawa untuk lapor ke Polsek Ciparay," jelasnya.
Korban sempat tutup mulut tentang apa yang dia alami. Tapi setelah diajak bicara, dia akhirnya mengakui sudah mendapatkan dugaan kekerasan dari sang istri.
"C mengakui dapat kekerasan dan sebagainya dari istrinya, tapi kita terkendala mau lanjut atau tidak balik lagi ke dia karena sudah dewasa, meski orang tuanya tetap mau melaporkan. Dan Polsek sarankan untuk melakukan visum. Ada kesan dia menutupi tentang istrinya," tuturnya.
Kasus itu lalu sempat dilaporkan korban dan keluarganya ke Polsek Ciparay pada Rabu (15/1/2025). Visum pun sudah dilakukan dan polisi berencana memanggil istri korban pada Sabtu (18/1/2025).
Tapi sebelum pemanggilan itu dilakukan, korban seorang diri kembali mendatangi Polsek Ciparay. Di pagi harinya, dia kemudian memutuskan untuk mencabut laporan tersebut.
"Iya betul sudah ada bikin laporan, jadi Rabu (15/1/2025) menerima kedatangan keluarga korban beserta korban si ASN itu cuma perlu digarisbawahi korban tidak mau laporan, dorongan dan desakan pihak keluarga akhirnya bikin laporan," ujar Kapolsek Ciparay, Iptu Ilmansyah, saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).
"Sebelum kedatangan istri korban, si korban datang ke Polsek jam 8 pagi. Dengan tujuan untuk mencabut laporan. Kami tidak janjian tidak ada komunikasi sama sekali korban atau keluarga," katanya menambahkan.
Ilmansyah mengaku korban mencabut laporan alasannya adalah telah melakukan kesalahan kepada istrinya. Sehingga hal tersebut yang membuat sang istri melakukan dugaan tindakan KDRT kepada korban.
Setelah korban mencabut laporan, keluarga keluarga korban tidak menerima. Pihaknya menegaskan Polsek Ciparay sudah siap melakukan penyelidikan. "Tidak ada Polsek menyarankan musyawarah. Bahkan sebelumnya ada pemeriksaan lanjutan, kita mau limpahkan ke Polresta," tegasnya.
Dia menambahkan setelah mencabut laporan korban mengaku akan menenangkan diri terlebih dahulu. Kemudian korban tidak akan pulang ke Ciparay ataupun ke Cimahi. "Kemudian setelah itu keluarga korban memutuskan mencari korban dan kemarin Minggu jam 13.00 WIB korban sudah pulang kembali ke rumahnya," pungkasnya.
(ral/mso)