Cara Jepang Menguak Misteri Rumah Kosong Terbengkalai

Kabar Internasional

Cara Jepang Menguak Misteri Rumah Kosong Terbengkalai

Almadinah Putri Brilian - detikJabar
Senin, 20 Jan 2025 02:30 WIB
Banyaknya jumlah rumah kosong yang ditinggalkan di Jepang semakin tinggi. Fenomena ini disebut dengan akiya.
Rumah kosong di Jepang (Foto: Getty Images/Buddhika Weerasinghe)
Jakarta -

Jepang jadi salah satu negara yang jumlah rumah kosong terbengkalainya cukup banyak. Jepang mengembangkan cara untuk mendeteksi rumah-rumah kosong tersebut.

Hal ini dilakukan lantaran rumah kosong terkadang sulit teridentifikasi termasuk siapa pemiliknya. Sebab, rumah kosong biasanya hanya ditinggali pemiliknya untuk pergi ke luar kota.

Melansir detikProperti, berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Jepang, per Oktober 2023 ada sekitar 3,85 juta rumah kosong yang tidak digunakan di seluruh Jepang. Rumah yang terbengkalai bisa runtuh yang kemungkinan menyebabkan masalah keamanan dan kerusakan lingkungan sekitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jepang pun mencari cara untuk mendeteksi rumah-rumah yang kosong itu. Kementerian Infrastruktut Jepang membuat sistem yang menggabungkan informasi administrasi pemerintah daerah dan artificial inelligence (AI).

Jepang menggunakan sistem ini bertujuan untuk mendeteksi tahap awal dan membuatnya tersedia untuk dijual, disewakan atau dihancurkan sebelum runtuh.

ADVERTISEMENT

Cara kerja AI tersebut nantinya akan mendeteksi rumah yang benar-benar tak dihuni. Sistem akan mencari berdasarkan informasi penggunaan air, daftar penduduk dan daftar real estate.

Misalnya bangunan yang atau rumah kayu tua dengan penggunaan air rendah. Biasanya hanya ada satu penduduk lanjut usia yang terdaftar. Sistem nantinta akan menunjukkan kemungkinan rumah itu tak berpenghuni.

Untuk jumlah anggota rumah tangga dan usia biasanya dimasukkan ke dalam daftar penduduk. Sementara usia bangunan dapat diketahui dari pendaftaran real estate.

Dengan sistem ini, nantinya akan dianalisa kemungkinan rumah kosong dan menggabungkan dengan data terkait perumahan.

Sistem ini dianggap akurat dalam urusan penghitungan. Sebab menggabungkan informasi dari otoritas publik dengan penggunaan air dan listrik.

Sistem ini dibuat agar pemerintah daerah di seluruh Jepang bisa mendeteksi rumah-rumah kosong dengan lebih mudah. Sejauh ini, baru ada dua kota yang diuji coba menggunakan perangkat ini.

Upaya ini juga sebagai langkah mempromosikan rumah-rumah kosong dalam kondisi baik dan bisa dipasarkan. Sebab, agen properti cenderung menghindar untuk melakukan transaksi dengan rumah-rumah kosong karena harga transaksinya dan biaya perantaranya rendah, untuk itu kementerian menaikkan jumlah maksimum biaya perantara untuk rumah-rumah kosong pada Juli 2024.

Untuk rumah kosong yang punya risiko runtuh cukup tinggi atau tak dirawat dengan baik, pemerintah akan menetapkan program yang mendesak pemilik untuk memperbaiki atau akan dihancurkan.


Artikel ini sudah tayang di detikProperti




(abr/dir)


Hide Ads