Throwback: Evakuasi Dramatis Korban Kecelakaan di Sukabumi

Throwback: Evakuasi Dramatis Korban Kecelakaan di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 19 Jan 2025 22:00 WIB
Ilustrasi Kecelakaan
Ilustrasi. (Foto: detikcom/Thinkstock/assistantua)
Sukabumi -

Artikel ini mengulas peristiwa penting atau menarik yang pernah terjadi. Artikel ditulis ulang dengan tujuan mengingatkan lagi pembaca soal kejadian tersebut.

Rabu (21/2/2024) silam sepertinya bakal menjadi momen yang belum bisa dilupakan dalam benak Yusuf, petugas Penyelamatan Pos Damkar Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Saat larut malam, dia harus berjibaku menyelamatkan sepasang kekasih yang tewas setelah mobil mereka kecelakaan.

Insiden memilukan itu dilaporkan terjadi dini hari, tepatnya pukul 02.30 WIB. Di tengah gerimis, Ade Sandi (21) dan Anggita Raben (18) menjadi korban yang nyawanya tidak terselamatkan akibat mobil Honda Brio berpelat nomor B 2463 SRZ yang mereka tumpangi menabrak tembok di pinggir Jalan Raya Sukabumi-Bogor, tepatnya di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya tewas setelah tubuhnya terhimpit rangka atap mobil yang ringsek. Saat kejadian itu, mereka terlihat sedang melaju dengan begitu kencang dari arah Jakarta menuju Sukabumi. Kecelakaan tak bisa dihindarkan karena mobil tersebut menghantam pilar jalan dan langsung terbalik lalu menabrak tembok di sana.

Dalam situasi penuh ketegangan, Yusuf kemudian menjadi salah seorang petugas yang ikut terlibat pada proses evakuasi di lapangan. Menggunakan alat khusus berupa pemotong besi lantaran pintu mobil sudah tidak bisa dibuka, dia berjibaku bersama sejumlah rekannya memotong rangka kendaraan yang menghimpit korban. Aksi itu dilakukan selama kurang lebih 45 menit hingga akhirnya berjalan sesuai harapan.

ADVERTISEMENT

"Kami siaga pelayanan malam dapat laporan dari Posko Damkar Cibadak, kami langsung dapat informasi jam 03.25 WIB langsung ke TKP ketika sampai lokasi kondisi korban dalam keadaan terjepit," kata Yusup dalam wawancaranya pada Rabu (21/2/2024).

"Kita putuskan pakai alat pemotong untuk memotong besi di bagian mobil agar tubuh korban bisa kita angkat, evakuasi sekitar kurang lebih memakan waktu 45 menit. Setelah kita evakuasi langsung kita bawa ke Rumah Sakit Sekarwangi," ujarnya.

Usaha Yusuf dan kawan-kawannya saat itu tidak sia-sia. Mereka bisa mengevakuasi jasad kedua korban meski sudah dalam kondisi tak bernyawa. Ade Sandi waktu itu diketahui terhimpit di belakang kemudi, sedangkan Anggita Raben ada di kursi penumpang samping kekasihnya.

Setelah jenazah keduanya waktu itu berhasil dievakuasi, suasana kemudian berubah menjadi penuh dengan kesedihan. Cacu Mustofa, kakak salah seorang korban ikut syok begitu mendapat kabar kecelakaan yang menimpa adiknya.

"Korban ini adik ipar saya asal dari Pasir Datar Indah, Kecamatan Caringin. Kerja di showroom jual-beli mobil, saya dikasih kabar sama teman di showroom. Dia kerja di showrom sudah lama. begitu dapat kabar ya kaget ya syok bukan kaget lagi," pungkasnya.

Sementara itu, secara umum, damkar memang jadi sesuatu yang menarik. Sebab, para petugasnya tak hanya piawai memadamkan api. Di luar itu, ada banyak hal yang bisa ditangani dan kadang kasusnya tak terduga.

Beban kerja yang penuh variasi ini menuntut para petugas damkar untuk tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental.

Namun semua itu didapat petugas tanpa modal pelatihan keahlian yang mendetail. Mereka hanya mengandalkan ilmu otodidak yang dibarengi dengan pengalaman.

"Jadi untuk kayak penanganan cincin ya mungkin penanganan animal (hewan) seperti tawon, kemudian kucing, ular, itu tidak ada kelasnya, tidak ada latihannya ya," ucap Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, John Erwin, kepada detikJabar, Kamis (16/1/2025).

Untuk bisa mengevakuasi hewan liar, petugas biasanya berkolaborasi dengan komunitas pencinta reptil. Dari situ, mereka mendapat ilmu tentang menangani hewan liar macam ular.

Erwin menyebut, petugas pemadam kebakaran dibekali pelatihan penyelamatan. Hanya saja, pelatihan itu hanya memberikan ilmu-ilmu dasar penyelamatan. Sementara untuk kasus penyelamatan yang tak biasa, petugas harus bisa mencari cara sendiri.

"Sementara untuk penanganan kayak yang aneh-aneh kayak ular kemudian cincin nyangkut itu tidak secara detail hanya pengenalan materi teori. Ada memang tidak tidak detail makanya memperdalamnya yaitu berkolaborasi dengan masyarakat," tuturnya.

Tuntutan bekerja serba bisa tidak hanya dialami petugas damkar di Kota Bandung, namun juga di seluruh daerah di Indonesia. Erwin menjelaskan, pekerjaan serba bisa memang menjadi salah satu tupoksi dari tugas damkar selain memadamkan api.

"Sesuai dengan undang-undang bahwa untuk kedaruratan perkotaan dilaksanakan dengan oleh pemadam kebakaran. Kalau kebakaran jelas itu sudah menjadi tupoksi, untuk non kebakaran, evakuasi, penyelamatan di perkotaan oleh damkar dilaksanakannya," jelas Erwin.

Untungnya, pemadam kebakaran di Kota Bandung dibekali dengan peralatan yang memadai. Hal itu tentunya membuat tugas mereka menjadi lebih mudah. Meski tak banyak menemukan kendala, namun beberapa situasi membuat pekerjaan mereka menjadi lebih lama.

Erwin mencontohkan, dalam mengevakuasi ular yang masuk ke dalam rumah, petugas biasanya sulit mencari keberadaan ular yang bersembunyi di langit-langit rumah. Karenanya, butuh insting dan pengalaman untuk menangani kendala itu.

"Untuk penanganan ular kesulitannya itu karena mungkin situasi dan kondisi di lokasi kan berbeda," ujarnya.

Bagi petugas damkar Kota Bandung, pekerjaan mereka adalah panggilan jiwa untuk melayani masyarakat. Apapun aduannya, Erwin memastikan pihaknya akan melayani masyarakat.

"Damkar akan merespons apapun aduan warga, terkait apapun tidak hanya kebakaran," tandasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads