Artikel ini mengulas peristiwa penting atau menarik yang pernah terjadi. Artikel ditulis ulang dengan tujuan mengingatkan lagi pembaca soal kejadian tersebut.
Kasus tak biasa pernah terjadi di Kota Cimahi. Seorang bocah mengalami kisah pilu. Tangannya terjebak di toilet duduk.
Derita pun harus dirasakan bocah tersebut. Hingga akhirnya, petugas pemadam kebakaran turun tangan untuk menolong sang bocah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian itu dialami MAG, bocah yang saat itu berusia 3 tahun. Adapun insiden tangan terjebak di kloset jongkok terjadi di kediaman korban di Jalan Ciawitali, Kelurahan Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, pada Kamis (30/11/2023) sekitar pukul 16.00 WIB.
Tangan bocah laki-laki itu akhirnya bisa dikeluarkan dari lubang kloset jongkok itu setelah dievakuasi Tim Pemadam Kebakaran Kota Cimahi yang datang atas laporan orangtua korban.
"Jadi kami teria laporan seorang anak kecil yang tangannya terjebak di kloset jongkok. Laporan kami terima sekitar pukul 16.20 WIB," kata Plt Kepala Bidang Damkar pada Damkar dan Satpol PP Kota Cimahi saat itu, Aep Mulyana, saat dikonfirmasi.
Tiga personel kemudian diterjunkan ke rumah pelapor untuk mengevakuasi bocah tersebut. Proses evakuasi dilakukan secara hati-hati agar tak melukai tangan kiri sang bocah.
"Untuk mengevakuasi tangan korban, anggota kami terpaksa harus membongkar kloset jongkok itu menggunakan alat drill, dan harus berhati-hati supaya tidak melukai tangan korban," kata Aep.
Upaya evakuasi berlangsung sekitar dua jam lamanya. Bocah tersebut menangis tersedu-sedu lantaran panik dan merasa sakit akibat tangannya tersangkut selama berjam-jam.
"Evakuasi berlangsung sekitar 2 jam, jadi memang harus dibongkar baru tangannya bisa keluarkan secara hati-hati. Evakuasi selesai sekitar pukul 18.10 WIB," kata Aep.
Kronologi
Peristiwa tak menyenangkan yang dialami MAG berawal saat bocah itu sedang memain-mainkan kerupuk mentah milik ibunya. Tak berselang lama, bocah itu kemudian beringsut ke kamar mandi.
"Iya dia itu lagi main-mainkan kerupuk terus disiram pakai air. Nah tiba-tiba anaknya ke kamar mandi bawa kerupuk itu, terus iseng mungkin dilempar ke kloset," kata Gunawan (25) ayah korban saat dikonfirmasi.
Bocah tersebut kemudian iseng memasukkan tangannya ke lubang kloset untuk mengambil lagi kerupuk yang sudah ia lemparkan. Sayang kerupuk tenggelam ke dasar kloset sampai akhirnya tangan bocah itu tersangkut.
"Nah dia tiba-tiba nangis, setelah dicek sama ibunya yang di dapur itu ternyata tangan dia sudah tersangkut di lubang kloset. Memang pas kejadian itu dia mau dimandikan sama ibunya," kata Gunawan.
Ia dan istrinya saat itu juga tetiba panik. Mereka kemudian mencoba menarik tangan anaknya namun sang bocah malah menangis dan meringis kesakitan. Sang istri lalu mencoba meminta tolong pada tetangga.
"Karena kita panik dan anaknya nangis waktu coba ditarik, jadi kita akhirnya minta bantuan damkar. Setelah datang, langsung evakuasi bongkar kloset, alhamdulillah berhasil ditarik. Syok mungkin ya anaknya, terus tangannya agak sakit dan kedinginan karena 2 jam nyangkutnya," ujar Gunawan.
Sementara itu, secara umum, damkar jadi sesuatu yang menarik. Sebab, para petugasnya tak hanya piawai memadamkan api. Di luar itu, ada banyak hal yang bisa ditangani dan kadang kasusnya tak terduga.
Beban kerja yang penuh variasi ini menuntut para petugas damkar untuk tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental.
Namun semua itu didapat petugas tanpa modal pelatihan keahlian yang mendetail. Mereka hanya mengandalkan ilmu otodidak yang dibarengi dengan pengalaman.
"Jadi untuk kayak penanganan cincin ya mungkin penanganan animal (hewan) seperti tawon, kemudian kucing, ular, itu tidak ada kelasnya, tidak ada latihannya ya," ucap Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, John Erwin, kepada detikJabar, Kamis (16/1/2025).
Untuk bisa mengevakuasi hewan liar, petugas biasanya berkolaborasi dengan komunitas pencinta reptil. Dari situ, mereka mendapat ilmu tentang menangani hewan liar macam ular.
Erwin menyebut, petugas pemadam kebakaran dibekali pelatihan penyelamatan. Hanya saja, pelatihan itu hanya memberikan ilmu-ilmu dasar penyelamatan. Sementara untuk kasus penyelamatan yang tak biasa, petugas harus bisa mencari cara sendiri.
"Sementara untuk penanganan kayak yang aneh-aneh kayak ular kemudian cincin nyangkut itu tidak secara detail hanya pengenalan materi teori. Ada memang tidak tidak detail makanya memperdalamnya yaitu berkolaborasi dengan masyarakat," tuturnya.
Tuntutan bekerja serba bisa tidak hanya dialami petugas damkar di Kota Bandung, namun juga di seluruh daerah di Indonesia. Erwin menjelaskan, pekerjaan serba bisa memang menjadi salah satu tupoksi dari tugas damkar selain memadamkan api.
"Sesuai dengan undang-undang bahwa untuk kedaruratan perkotaan dilaksanakan dengan oleh pemadam kebakaran. Kalau kebakaran jelas itu sudah menjadi tupoksi, untuk non kebakaran, evakuasi, penyelamatan di perkotaan oleh damkar dilaksanakannya," jelas Erwin.
Untungnya, pemadam kebakaran di Kota Bandung dibekali dengan peralatan yang memadai. Hal itu tentunya membuat tugas mereka menjadi lebih mudah. Meski tak banyak menemukan kendala, namun beberapa situasi membuat pekerjaan mereka menjadi lebih lama.
Erwin mencontohkan, dalam mengevakuasi ular yang masuk ke dalam rumah, petugas biasanya sulit mencari keberadaan ular yang bersembunyi di langit-langit rumah. Karenanya, butuh insting dan pengalaman untuk menangani kendala itu.
"Untuk penanganan ular kesulitannya itu karena mungkin situasi dan kondisi di lokasi kan berbeda," ujarnya.
Bagi petugas damkar Kota Bandung, pekerjaan mereka adalah panggilan jiwa untuk melayani masyarakat. Apapun aduannya, Erwin memastikan pihaknya akan melayani masyarakat.
"Damkar akan merespons apapun aduan warga, terkait apapun tidak hanya kebakaran," tandasnya.











































