Hal yang Masih Jadi Misteri Sejak Kematian Pertama Pasien COVID-19

Kabar Internasional

Hal yang Masih Jadi Misteri Sejak Kematian Pertama Pasien COVID-19

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Selasa, 14 Jan 2025 02:30 WIB
Wuhan kini kembali diserang virus Corona melalui varian delta. Pemerintah terkait pun gerak cepat dengan menggelar tes PCR massal.
Tes COVID-19 di China (Foto: Chinatopix Via AP)
China -

Lima tahun berlalu sejak kasus kematian pertama pada pasien penderita COVID-19 di China. Walau demikian, hingga ini awal mula kemunculan virus ini masih misterius.

Pada 11 Januari 2020, pejabat kesehatan di Kota Wuhan, mengumumkan soal kematian pria berusia 61 tahun yang mengalami komplikasi pneumonia. Ia diserang oleh virus yang tidak diketahui asal-usulnya.

Pengungkapan kasus kematian pertama itu baru dilaporkan, setelah pihak berwenang melaporkan puluhan infeksi yang terjadi selama beberapa minggu akibat virus tersebut. Patogen itu akhirnya diberi nama SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikHealth dari Channel News Asia, kemunculan patogen ini memicu pandemi global yang sejauh ini menewaskan lebih dari tujuh juta orang. Bahkan, mengubah cara dan gaya hidup manusia di seluruh dunia, termasuk di China.

Namun, pada Sabtu (11/1) tampaknya tidak ada peringatan tentang kasus kematian pertama COVID-19 di media resmi China. Partai Komunis terus mengendalikan diskusi publik dengan ketat selama kebijakan nol-COVID-19, dan telah menghindari refleksi tentang pembatasan garis keras sejak mencabut status pandemi pada akhir tahun 2022.

ADVERTISEMENT

Di media sosial, banyak pengguna juga tampaknya tidak menyadari peringatan tersebut.

A man holding his bicycle with a school bag on it gets a throat swab during a mass COVID-19 test at a residential compound in Wuhan in central China's Hubei province, Tuesday, Feb. 22, 2022. Wuhan, the first major outbreak of the coronavirus pandemic has reported more than dozen new coronavirus cases this week, prompting the authority to step up precautious measures. (Chinatopix via AP)Swab test covid-19 di Wuhan, China Foto: Chinatopix via AP

Namun, di platform Weibo, para pengguna tertarik pada akun nama Li Wenliang. Nama tersebut merupakan sosok dokter whistleblower yang diselidiki oleh polisi karena menyebarkan informasi awal tentang virus tersebut.

Tidak secara langsung, hal ini merujuk pada peringatan hari penting tersebut.

"Dr. Li, satu tahun lagi telah berlalu. Betapa cepatnya waktu berlalu," tulis salah satu komentar pada hari Sabtu (11/1).

Peringatan daring juga jarang diadakan di Hong Kong, tempat Beijing meredam suara-suara oposisi saat memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang luas di kota semi-otonom itu pada tahun 2020.

Tidak seperti negara lain, di China bahkan tidak membangun tugu peringatan besar bagi mereka yang meninggal selama pandemi.

Meski ditemukan di China, hanya sedikit yang diketahui tentang identitas korban COVID-19 pertama itu. Hanya sebatas ia sering berkunjung ke pasar makanan laut di Wuhan, tempat virus itu diduga beredar selama wabah awal.

Dalam beberapa hari setelah kematiannya, negara-negara lain melaporkan kasus pertama penyakit itu. Hal itu menunjukkan bahwa upaya resmi untuk menahan penyebarannya telah gagal.

Sejak itu, China mulai dikritik oleh pemerintah Barat karena diduga menutupi penularan awal virus dan menghapus bukti asal-usulnya. Kritik terus berdatangan meski Beijing telah bertindak tegas dan mengaku sudah transparan akan segala bukti penyebab awal virus tersebut.

Artikel ini telah tayang di detikHealth

(sao/yum)


Hide Ads