Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, mencatat ribuan rumah hingga ratusan hektare tambak ikan, terimbas bencana banjir rob yang terjadi pada tanggal 14-20 Desember 2024 lalu.
Bukan main, banjir rob merendam delapan kecamatan terendam di sekitar pesisir utara laut Jawa, Kabupaten Karawang, yang merupakan dampak dari siklon tropis sehingga menyebabkan permukaan air laut pasang hingga merendam daratan.
"Berdasarkan pendataan di lapangan, tercatat 1.153 rumah terendam banjir rob, dan sekitar 2.000 hektare tambak ikan milik warga juga terendam hingga mengalami kerugian akibat ikan yang dibudidaya kabur," kata Kepala Bidang Kedaruratan Logistik BPBD Karawang Ferry Muharram, saat dihubungi detikJabar, Rabu (25/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Delapan kecamatan yang terdampak yakni, Kecamatan Pakisjaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, dengan ketinggian air rata-rata 30-70 centimeter di permukiman warga.
"Kami menegaskan tidak ada korban jiwa pada saat banjir rob kemarin, dan untuk jumlah total nilai kerugian akibat banjir rob yang merendam rumah dan tambak warga masih dalam penghitungan pihak terkait," kata dia.
Sementara itu Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa, menilai penanganan banjir rob harus memberikan solusi jangka panjang, "Saya mengunjungi 180 kepala keluarga (KK) yang direlokasi ke tanah Pertamina di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, akibat tanahnya tergerus abrasi. Kemarin pada saat banjir rob, Dusun ini juga terendam," kata Saan.
Saan meminta, jangan sampai Pertamina kembali memfungsikan kembali tanah tanah yang jadi tempat relokasi warga sejak tahun 2007 silam ini, kecuali sudah menyediakan lahan dan bangunan pengganti.
"Warga ini menempati lahan Pertamina, karena dulu rumahnya tergerus abrasi, jangan sampai Pertamina memfungsikan lahan ini sebelum warga dapat lahan dan bangunan pengganti tempat tinggal mereka," kata dia.
![]() |
Meski saat ini Pertamina masih memperbolehkan warga untuk tinggal di lahan tersebut, Saan tetap meminta agar pemerintah mencarikan solusi permanen bagi masyarakat.
"Sejak lama saya berkeinginan membangun kampung nelayan bagi warga Dusun Sarakan, yang terintegrasi fasilitas sekolah dan layanan kesehatan di dalamnya, dan ini harus diwujudkan pemerintah, meski saat ini Pertamina masih memperbolehkan warga tinggal di atas lahannya," ucap Saan.
Selain ingin membangun kampung nelayan, Saan juga meminta kepada pemerintah, agar mencari solusi menangani banjir rob, yang masih menjadi musibah rutin tahunan di wilayah pesisir utara Karawang.
"Banjir rob juga masih jadi masalah rutin bagi pemukiman di ujung pantai Kabupaten Karawang, padahal pesisir utara ini bisa diubah jadi kampung wisata mangrove, dengan potensi ikan bandeng olahan. Saya minta pemerintah juga mencarikan solusi agar banjir rob tidak jadi masalah tahunan," pungkasnya.
(yum/yum)