Kabar Internasional

Terungkapnya Misteri Monumen Kuno Stonehenge yang Berusia 5.000 Tahun

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Senin, 23 Des 2024 00:30 WIB
Stonehenge. Foto: BBC
Jakarta -

Stonehenge, sebuah monumen kuno yang ikonik di Inggris, hingga kini masih menyimpan banyak misteri. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan tujuan di balik pembangunan situs bersejarah ini, yang diyakini memiliki makna lebih dari sekadar keajaiban arsitektur.

Mengutip dari detikINET, Stonehenge terdiri dari susunan batu besar atau megalit yang membentuk lingkaran. Pembangunan situs ini dimulai sekitar 5.000 tahun lalu dan mengalami beberapa perubahan serta penambahan selama dua milenium berikutnya. Meskipun usianya sudah ribuan tahun, tujuan pasti pembangunannya terus menjadi bahan perdebatan.

Beragam Hipotesis Tentang Fungsi Stonehenge

Para ahli telah mengajukan berbagai hipotesis mengenai fungsi Stonehenge. Ada yang menyebutnya sebagai observatorium yang selaras dengan siklus Matahari dan Bulan, sementara teori lain mengaitkannya dengan situs pemujaan leluhur. Beberapa peneliti juga berpendapat bahwa Stonehenge digunakan sebagai pusat upacara atau ritual keagamaan, terutama yang berkaitan dengan pemakaman Neolitik di sekitar situs tersebut.

Selain itu, teori lain menyebutkan bahwa Stonehenge berfungsi sebagai pusat perdagangan atau tempat pertemuan sosial. Namun, hingga kini, misteri di balik tujuan utama monumen ini masih menjadi tanda tanya besar.

Simbol Penyatuan Masyarakat Inggris Kuno

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pembangunan Stonehenge mungkin bertujuan untuk menyatukan masyarakat dari berbagai wilayah di Inggris kuno. Para peneliti percaya bahwa pada era Neolitikum, masyarakat merekonstruksi situs ini sebagai simbol persatuan, mengingat banyaknya penduduk Eropa yang bermigrasi ke Inggris antara tahun 2620 dan 2480 SM.

"Mereka pasti telah melakukan koordinasi yang signifikan di seluruh Inggris. Orang-orang benar-benar bekerja sama, pada masa sebelum adanya telepon dan email untuk mengorganisasi upaya semacam itu," ujar Mike Parker Pearson, profesor dari Institut Arkeologi University College London.

Ia juga menambahkan bahwa tata letak beberapa rumah di Durrington Walls, yang berlokasi dekat Stonehenge, memiliki kesamaan mencolok dengan arsitektur di Kepulauan Orkney di utara Inggris. Hal ini semakin menguatkan dugaan adanya kolaborasi besar-besaran pada masa itu.

Batu dari Jarak Ratusan Mil

Penelitian lebih lanjut menemukan ribuan batu lain di seluruh Inggris yang memiliki karakteristik serupa dengan batu di Stonehenge. "Wawasan baru ini memperluas pemahaman kita tentang tujuan awal Stonehenge. Ini menunjukkan bahwa situs di Dataran Salisbury ini bukan hanya penting bagi masyarakat setempat, tetapi juga bagi masyarakat di seluruh Inggris. Mereka bahkan membawa monolit besar dari jarak ratusan mil untuk ditempatkan di sini," papar Mike.

Fakta lain yang terungkap adalah lebih dari separuh masyarakat Neolitikum yang tinggal di sekitar Stonehenge berasal dari wilayah yang jauh. Hal ini menegaskan pentingnya situs ini sebagai pusat kebudayaan di zaman tersebut.

"Fakta bahwa semua batunya berasal dari daerah yang jauh, yang membuatnya unik di antara lebih dari 900 lingkaran batu di Inggris, menunjukkan bahwa Stonehenge mungkin memiliki fungsi politik sekaligus agama. Situs ini menjadi monumen pemersatu masyarakat Inggris, merayakan hubungan abadi mereka dengan leluhur dan kosmos," tambah Mike.

Artikel ini telah tayang di detikINET.




(fyk/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork