Ginjal Rusak gegara Sering Nahan Kencing

Ginjal Rusak gegara Sering Nahan Kencing

Suci Risanti Rahmadania - detikJabar
Senin, 23 Des 2024 01:30 WIB
Ilustrasi penyakit ginjal
Ilustrasi penyakit ginjal. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Menahan buang air kecil sesekali pada umumnya tidak berbahaya. Namun, kebiasaan ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan jika dilakukan terlalu sering, termasuk merusak ginjal. Risiko tersebut bergantung pada alasan dan cara seseorang buang air kecil.

Mengutip dari detikHealth, Dr Jason Kim, profesor klinis urologi di Renaissance School of Medicine di Stony Brook University, Long Island, New York, menjelaskan bahwa ada sistem saraf kompleks yang mengendalikan proses buang air kecil.

"Ginjal Anda memproduksi urine, yang kemudian disalurkan melalui dua tabung yang disebut ureter ke kandung kemih. Kapasitas kandung kemih normal biasanya sekitar 400 hingga 600 sentimeter kubik," ujar Kim, yang juga merupakan direktur Pusat Kesehatan Panggul dan Kontinensia Wanita di universitas tersebut, dikutip dari CNN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah kandung kemih terisi setengahnya, reseptor saraf mengirimkan sinyal ke otak bahwa sudah waktunya buang air kecil. Namun, otak dapat menunda sinyal tersebut hingga waktu yang dianggap lebih tepat secara sosial. Ketika tiba waktunya, otak akan mengirim sinyal untuk mengendurkan otot sfingter uretra dan membuat otot kandung kemih berkontraksi guna mengeluarkan urine.

Risiko Kesehatan Menahan Kencing

Menahan kencing dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK). Dr. Jamin Brahmbhatt, ahli urologi di Orlando Health, mengatakan ISK disebabkan oleh bakteri yang memasuki saluran kemih.

ADVERTISEMENT

"Meskipun buang air kecil idealnya mengeluarkan semua bakteri baru, menahan kencing dapat menciptakan tempat berkembang biaknya bakteri," jelasnya. Hal ini menjadi alasan penting mengapa orang, terutama dengan anatomi wanita, disarankan untuk buang air kecil setelah berhubungan seks. Aktivitas seksual dapat mendorong bakteri masuk ke uretra.

Jika ISK tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan pielonefritis, yakni infeksi ginjal. Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa pengobatan, bisa berkembang menjadi urosepsis, yakni sepsis yang berasal dari infeksi urine.

Dampak Jangka Panjang

Menurut para ahli, menahan kencing secara berulang dapat membuat otot kandung kemih menjadi tegang dan melemah. Akibatnya, kandung kemih tidak mampu mengosongkan urine secara maksimal saat buang air kecil.

"Hal ini menciptakan lingkaran setan. Semakin banyak sisa urine, semakin besar risiko infeksi," ungkap Brahmbhatt.

Dalam kasus yang lebih parah, menahan kencing dapat menyebabkan urine kembali ke ginjal, yang dikenal sebagai refluks vesikoureter. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi, kerusakan ginjal, atau hidronefrosis, yaitu pembengkakan ginjal akibat penumpukan urine.

Tidak mengosongkan kandung kemih dengan baik juga dapat menyebabkan nyeri perut, kram, atau bahkan batu kandung kemih.

Para ahli menegaskan pentingnya tidak menunda buang air kecil untuk menjaga kesehatan saluran kemih dan ginjal. Dengan memahami risiko yang ada, diharapkan masyarakat lebih sadar untuk mendengarkan kebutuhan tubuh mereka.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(suc/sud)


Hide Ads