Langkah Membereskan 'Gurun Sampah' di Pasar Caringin Bandung

Langkah Membereskan 'Gurun Sampah' di Pasar Caringin Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 17 Des 2024 18:48 WIB
Tumpukan sampah di Pasar Caringin
Tumpukan sampah di Pasar Caringin (Foto: Rifat Alhamidi)
Bandung -

Ritase Pembuangan sampah dari Pasar Caringin, Kota Bandung akan ditambah. Penambahan ini dilakukan untuk mengatasi munculnya 'gurun' sampah di pasar induk tersebut.

Diketahui, sampah di Pasar Caringin sudah berbulan-bulan tidak diangkut hingga menumpuk setinggi 5 meter di area depan. Penampakan tumpukan sampah itu dianggap telah menyerupai sebuah gurun.

Usai kemunculan 'gurun' sampah itu, Pemprov Jabar sepakat untuk menambah jumlah ritase pembuangan sampah dari Pasar Caringin ke TPA Sarimukti. Jika sebelumnya hanya 3 ritase per hari, kini ditambah menjadi 5 ritase per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berikan tambahan di Kota Bandung 2 rit untuk Caringin, tadinya sudah 3 rit," kata Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, Selasa (17/2/2024).

Selain menambah ritase, Bey juga meminta pengelola Pasar Caringin untuk memperbaiki sistem pengolahan sampahnya. Bey menyebut, produksi sampah Pasar Caringin dalam sehari bisa mencapai 48 ton.

ADVERTISEMENT
Pedagang keluhkan 'gurun' sampah di Pasar Caringin Bandung.Pedagang keluhkan 'gurun' sampah di Pasar Caringin Bandung. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Dengan adanya 5 ritase per hari, diperkirakan ada 30 ton sampah yang bisa diangkut ke Sarimukti. Sisanya, Bey mengharapkan pengelola dan pedagang Pasar Caringin untuk ikut membantu mengatasi masalah sampah.

"Sehari itu 48 ton produksi sampah di Caringin, nah 5 rit itu artinya bisa 30 ton, ada selisih 18 ton. Kami minta juga pengusaha atau pedagang itu dilibatkan juga, jangan dibebankan kepada kami pemerintah karena di situ pengelola harus bertanggung jawab pada sampahnya," tegasnya.

"Jadi kamu berharap para pengelola Caringin dan juga para pendatang membantu bersama supaya sampahnya tidak hanya asal dibuang tapi juga dimanfaatkan lagi, karena lebih banyak sampah organik mungkin bisa diolah lagi," tutup Bey.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads