Kondisi darurat di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabuumi sempat menjadi sorotan setelah sebuah video viral menunjukkan seorang emak-emak menangis karena kelaparan.
Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik itu, ia mengeluhkan hanya mendapat bubur kacang hijau dan biskuit untuk bayinya setelah menunggu sejak pagi.
"Dari pagi saya belum makan, dikasihnya jam 09.00 WIB, ini cuma bubur kacang ijo. Seharusnya nasi, gimana ini bu, saya punya bayi kelaparan," keluh perempuan berkerudung ungu dalam video yang beredar di aplikasi pesan instan pada Selasa (10/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian ini memantik perhatian berbagai pihak. Kini, dapur mandiri telah berdiri di Kampung Gempol, berkat bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Bogor dan relawan INH. Dapur ini mulai beroperasi sejak dua hari lalu untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi.
Camat Palabuhanratu, Deni Yudono, mengapresiasi pembentukan dapur mandiri di lokasi pengungsian. "Alhamdulillah, dapur ini sudah berjalan dengan baik. Relawan dan Dinsos membantu tata kelola logistik sehingga kebutuhan dasar pengungsi dapat terpenuhi," ujarnya, Rabu (11/12/2024).
Lonjakan jumlah pengungsi menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, jumlah pengungsi tercatat 197 orang, meningkat dari 87 orang sebelumnya. "Kami fokus memastikan para pengungsi tidak kelaparan dan kesehatan mereka terjaga. Hari ini, tim kesehatan dari Puskesmas Citarik juga hadir untuk memeriksa kondisi pengungsi," kata Deni.
Namun, sejumlah kebutuhan mendesak masih diperlukan, terutama air bersih, perlengkapan balita seperti pampers dan baby oil, serta bumbu dapur. "Kami berharap PDAM bisa membantu suplai air bersih karena sumber mata air lokal mulai terbatas," tambahnya.
Kondisi saat ini akses menuju lokasi tersebut terhambat akibat adanya kerusakan jembatan di Kampung Sampora, yang menjadi akses utama menuju lokasi pengungsian, situasi dijelaskan Deni menambah kekhawatiran.
"Jembatan ini sudah setengah ambrol. Penanganan darurat dengan memasang terpal telah dilakukan, tapi kami khawatir hujan deras akan memperburuk situasi," jelas Deni.
Terkait relokasi warga yang menjadi korban bencana pergerakan tanah tersebut, pihaknya menunggu kajian dari BNPB dan tim PVMBG. Beberapa opsi lahan relokasi telah diusulkan, termasuk tanah milik Pemda di Desa Cikadu dan lahan perkebunan setempat. "Jika memang harus direlokasi, kami siap memfasilitasi sesuai hasil kajian tim yang berwenang," ungkap Deni.
(sya/iqk)