Duh, Empat Cacing Hidup di Mata Wanita Ini

Duh, Empat Cacing Hidup di Mata Wanita Ini

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Sabtu, 07 Des 2024 23:00 WIB
coronavirus COVID-19 virus patient having fever, epidemic, doctor and nurse in uniform working medicine care at hospital to protection prevention and vaccination quarantine technology
Ilustrasi pasien wanita. Foto: Getty Images/iStockphoto/greenleaf123
Jakarta -

Empat ekor cacing mikroskopis hidup di bawah kelopak mata seorang wanita. Peristiwa ini dialami wanita berusia 41 tahun di Beijing, China.

Mengutip dari detikHealth, Sabtu (7/12/2024), Live Science mengabarkan, itu terjadi pada Juni 2022. Wanita tersebut merasa ada sesuatu di mata kanannya.

Saat memeriksa matanya, dokter melihat permukaan luarnya, yakni kornea, tampak rusak. Mereka meresepkan obat tetes mata pada pasien tersebut untuk membantu melindungi mata dari iritasi lanjut dan mengurangi infeksi, serta diperbolehkan pulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan jurnal BMC Ophthalmology yang dipublikasikan pada 28 November 2024, sekitar sebulan kemudian wanita tersebut kembali ke rumah sakit. Matanya menjadi merah, gatal, dan merasakan ada sesuatu di dalamnya.

Ketika dokter memeriksa ulang, terlihat jaringan bawah kelopak matanya berwarna merah, meradang, dan lebih besar dari ukuran normal. Mereka juga menemukan empat cacing putih hidup menggeliat di bawah kelopak mata wanita itu.

ADVERTISEMENT

Untuk mengeluarkan cacing itu, dokter memberikan anestesi pada area tersebut. Mereka mengeluarkan cacing dari mata pasien menggunakan forsep dan mengirimnya ke laboratorium untuk dianalisis.

Hasilnya, tim dokter melihat cacing tersebut memiliki tubuh ramping memanjang yang ditutupi seperti bekas sayatan kecil. Ada struktur seperti mulut di salah satu ujung setiap tubuhnya, dan ujung lainnya berduri.

Cacing tersebut masuk dalam spesies Thelazia callipaeda atau dikenal sebagai cacing mata Oriental. Ini adalah spesies utama yang menyebabkan penyakit parasit, disebut thelaziasis.

Thelaziasis biasanya ditularkan ke hewan oleh lalat yang memakan air mata sapi dan hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing. Saat mereka makan, lalat melepaskan larva T callipaeda ke mata hewan.

Begitu berada di dalam mata, larva berkembang menjadi cacing dewasa yang bereproduksi, menciptakan larva baru yang siap untuk ditelan dan ditularkan oleh lalat lain, sehingga melanjutkan siklus penularan.

Manusia juga dapat tertular thelaziasis, tetapi ini jarang terjadi. Penyakit ini paling umum terjadi pada orang yang tinggal di daerah pertanian atau di dekat hewan peliharaan.

Gejala thelaziasis pada manusia meliputi rasa gatal, pembengkakan pada mata, pembentukan air mata yang berlebihan, perkembangan ulkus pada mata dan, hingga kebutaan.

Dokter tidak yakin bagaimana wanita di China tersebut bisa memiliki cacing di matanya. Sebab, pekerjaannya sehari-hari adalah seorang pekerja kantoran dan tidak dapat mengingat kapan terakhir kali terkena lalat.

Namun, wanita tersebut memang memiliki kucing jenis American Shorthair dengan penyakit mata. Ia juga menolak kucingnya diperiksa, sehingga belum diketahui sumber utamanya.

Setelah cacing berhasil dikeluarkan, wanita tersebut diberikan salep mata yang mengandung antibiotik untuk digunakan setiap hari. Dalam seminggu, gejalanya membaik secara signifikan, dan dua bulan kemudian, infeksinya tampaknya telah sembuh.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.




(sao/sud)


Hide Ads