Ada dugaan kecurangan dalam program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS). Program bantuan biaya pendidikan tinggi itu, pada jalur afirmasinya dinilai tak transparan.
Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin memastikan, khusus jalur afirmasi, resmi dibatalkan. Sebelumnya, Plh Kepala Dinas Pendidikan, Bambang Tirtoyuliono mengatakan jalur tersebut ditangguhkan alias bersifat sementara.
"Yang jalur afirmasi, afirmasi sih tidak ada. Tidak ada untuk tahun ini," ucap Bey, pada Selasa (3/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Bey mulanya menyinggung ada ketidak transparanan pada program gagasan dari Gubernur Jabar periode sebelumnya, Ridwan Kamil itu. Program yang sudah berjalan selama tiga tahun lebih ini diperuntukkan kepada masyarakat yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik berprestasi di bidang akademik dan nonakademik.
Namun, Bey memerintahkan Inspektorat dan Dinas Pendidikan Jabar untuk menyelidiki, sebab ada potensi kecurangan pada jalur afirmasi JFLS. Tanpa diberitahu tahapan atau proses penilaian, secara tiba-tiba muncul beberapa nama peserta yang lolos jalur tersebut. Bey mengaku tak bisa merinci berapa banyak peserta yang gagal dalam program ini.
"(Berapa banyak peserta?) Saya tidak tahu detailnya ya, tapi lebih banyak yang jalur biasa sih. Afirmasi tidak terlalu banyak," kata dia.
Ia mengatakan mulanya program tersebut mendapat banyak masukan dari masyarakat. Sebab setelah diundur pengumumannya, malah tiba-tiba hasilnya diumumkan.
"Tahun depan minta lebih transparan dan tiap sesi itu diumumkan. Jadi keterbukaan. Masyarakat jadi tahu, kalau enggak lulus. Ini kan masyarakat berharap, kalau perlu biaya kan kasihan," kata Bey.
"Kalau sudah transparan, tentunya dengan DPRD kami koordinasi agar kami lebih dipantau juga," sambungnya.
Di lain sisi, Anggota Komisi 4 DPRD Jabar, Uden Dida Efendi sebelumnya sempat menyoroti kelanjutan penanganan program ini. Pemprov Jabar dinilai tak boleh hanya sebagai penyelenggara, tanpa betul-betul mengawasi tahapan program tersebut.
"Programnya mah bagus ya, bisa mendorong, atau mendongkrak potensi lebih ke anak-anak supaya punya harapan. Pasti kan mereka akan berlomba-lomba meraih prestasi kalau bisa terelisasi lebih baik," kata Uden.
"Tapi dalam tahapnya, harus transparan. Nggak boleh gitu, biar anak-anak nggak kecewa, terus merasa diakui, dirangkul, dan betul-betul merasakan kehadiran pemerintah melalui program pendidikan itu," sambungnya.
Anggota Fraksi PPP itu mencermati bahwa hasil ketekunan itu bisa menjadi motivasi untuk setiap pelajar. Uden berharap agar JFLS dapat dilanjutkan, diperbaiki, dan ditertibkan sebelum kembali dijalankan.
(aau/orb)