Santri Dianiaya Pengurus Ponpes Usai Diduga Mencuri, Polisi Turun Tangan

Kabupaten Bandung Barat

Santri Dianiaya Pengurus Ponpes Usai Diduga Mencuri, Polisi Turun Tangan

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 02 Des 2024 14:50 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Bandung Barat -

YRH (14), santri asal Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga jadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh pimpinan di pondok pesantren tempatnya menimba ilmu.

Peristiwa itu dialami YRH pada Senin (25/11/2024) lalu. Kabar tersebut akhirnya viral di media sosial, meskipun pihak keluarga akhirnya juga melaporkan kejadian itu ke kepolisian.

Berdasarkan keterangan kakak korban EH (25), adiknya itu mengalami bengkak pada hidungnya. Awalnya korban enggan bercerita, namun setelah didesak barulah diketahui penyebabnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak mau (cerita), kemudian setelah didesak akhirnya cerita katanya dipukul di kepala, wajah, sama hidung," kata EH saat dikonfirmasi, Senin (2/11/2024).

Korban sendiri awalnya diantar pulang oleh pimpinan ponpes di Cililin, Bandung Barat itu dengan kondisi sudah lebam. YRH disebut mencuri barang milik santri lain hingga diberikan hukuman.

ADVERTISEMENT

"Jadi waktu diantar pulang, itu nggak dijelaskan apa-apa. Cuma memang adik saya dituduh mencuri, tetapi kan tidak ada bukti. Tapi adik saya kondisinya sudah luka-luka," kata EH.

YRH disebut kerap mencuri barang-barang milik santri lainnya selama mondok. Seperti uang tunai, ponsel, gunting kuku, hingga disebut mencuri rokok. Sampai akhirnya pengurus ponpes menginterogasi yang bersangkutan.

"Katanya diinterogasi, sampai dikerem di dalam kobong (kamar santri). Padahal adik saya tidak pernah mencuri," kata Eva.

Pihak keluarga korban akhirnya melaporkan dugaan tindak kekerasan fisik pengurus ponpes itu ke Polsek Cililin. Sementara korban saat ini masih trauma atas kejadian yang menimpanya.

"Sekarang trauma, jadi suka marah-marah juga. Keluarga sudah lapor polisi, ya kita minta ada penyelesaian," kata EH.

Sementara itu, Kapolsek Cililin AKP Andriani mengaku, sudah menerima laporan dugaan tindak kekerasan itu. Saat ini kasusnya sedang ditindaklanjuti.

"Awalnya memang sudah dicek anggota, tapi keluarga korban bilang mau coba diselesaikan secara kekeluargaan dulu. Cuma beberapa hari lalu, datang lagi sambil berapi-api minta diselesaikan kasusnya. Kami sudah terima laporannya," kata Andriani.

Ia mengatakan, sudah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terkait kasus dugaan tindak kekerasan itu. Kemudian sudah memeriksa sejumlah saksi.

"Intinya kita sudah menerima laporan, sudah memeriksa saksi, memeriksa korban, dan visum juga. Selanjutnya panggil saksi lain, Insyaallah penanganan sesuai SOP," kata Andriani.




(mso/mso)


Hide Ads