Gawat! Otak Pria Perut Buncit Berisiko 'Susut' 10 Tahun Lebih Tua

Gawat! Otak Pria Perut Buncit Berisiko 'Susut' 10 Tahun Lebih Tua

Khadijah Nur Azizah - detikJabar
Minggu, 01 Des 2024 06:00 WIB
Ilustrasi gemuk
Ilustrasi gemuk (Foto: shutterstock)
Bandung -

Laki-laki dewasa yang memiliki obesitas berisiko tinggi mengalami demensia. Usia ota mereka diperkirakan menyusut hingga 10 tahun lebih tua dibanding usia sebenarnya.

Hasil ini berdasarkan studi yang dilakukan peneliti Inggris setelah mengamati data dari 34.425 peserta di UK Biobank yang telah menjalani pemindaian perut dan otak. Usia rata-rata peserta adalah 63 tahun, berkisar antara 45 hingga 82 tahun.

Penelitian mereka, yang dipublikasikan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, mencatat bahwa area otak yang paling terpengaruh oleh perubahan ini meliputi area yang bertanggung jawab atas pemrosesan pendengaran, persepsi visual, pengaturan emosi, dan memori.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikHealth dari Medical News Today, risiko kardiovaskular yang tinggi dan obesitas berkontribusi terhadap penurunan volume otak secara bertahap selama beberapa dekade. Daerah otak yang paling terpengaruh adalah lobus temporal, yang terletak di korteks serebral, lapisan luar otak.

Daerah-daerah ini memainkan peran penting dalam memproses informasi pendengaran, penglihatan, dan emosi, serta memori, fungsi-fungsi yang termasuk yang pertama menurun pada tahap awal demensia.

ADVERTISEMENT

Dampak luas risiko kardiovaskular pada berbagai bagian otak menunjukkan bahwa hal itu dapat membahayakan banyak aspek pemikiran dan memori.

Jonathan Rasouli, MD, dari Departemen Bedah Saraf di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa studi tersebut menunjukkan bagaimana kesehatan jantung dan berat badan memengaruhi otak, terutama seiring bertambahnya usia.

"Para peneliti juga menemukan bahwa risiko ini tidak sama untuk semua orang. Wanita, misalnya, lebih mungkin mengalami masalah kesehatan otak yang terkait dengan risiko ini di kemudian hari, biasanya setelah menopause. Ini memberi tahu kita bahwa pria dan wanita mungkin memerlukan strategi yang berbeda untuk menjaga otak mereka tetap sehat," jelas Rasouli.

Artikel ini telah tayang di detikHealth

(kna/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads