Banjir Tak Kunjung Surut di Kampung Bojong Asih, Warga Harap Ada Solusi

Kabupaten Bandung

Banjir Tak Kunjung Surut di Kampung Bojong Asih, Warga Harap Ada Solusi

Yuga Hassani - detikJabar
Jumat, 29 Nov 2024 18:13 WIB
Kondisi warga Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, saat beraktivitas di kala genangan banjir.
Kondisi warga Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, saat beraktivitas di kala genangan banjir. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Di Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, banjir yang telah melanda sejak dua pekan lalu belum juga surut. Pada Jumat (29/11/2024), warga masih kesulitan beraktivitas. Beberapa dari mereka terpaksa menggunakan perahu sebagai alat transportasi, sebuah pemandangan yang menjadi rutinitas harian di daerah ini.

Lia, seorang ibu berusia 55 tahun, menceritakan pengalamannya menghadapi banjir yang seakan tiada habisnya. "Iya ini banjir sudah dua minggu, surut naik lagi, surutnya waktu pencoblosan kemarin itu surut. Itu gak ada air, eh malamnya ada lagi sampai sekarang belum surut," ujar Lia, saat ditemui, Jumat (29/11/2024).

Menurutnya banjir di kampung berasal dari Kota Bandung. Kemudian ada sebagian dari luapan Sungai Citarum. "Di sini air kiriman juga, hujan juga, itu yang di Pasinggaran jebol. Terus dari Citarum juga," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun banjir telah merendam rumah-rumah di kampungnya, Lia dan keluarga tidak mengungsi. Mereka merasa aman karena rumahnya memiliki lantai dua yang bisa digunakan untuk evakuasi. "Ketinggian air kemarin mah sepinggang orang dewasa, kurang lebih 1 meter, kalau sekarang selutut orang dewasa," jelasnya.

Namun, meskipun aman di rumahnya, dia berharap agar Pemerintah Kabupaten Bandung yang baru bisa membangun kolam retensi atau saluran pembuangan air agar banjir tak terus mengganggu kehidupannya dan warga lainnya.

ADVERTISEMENT

"Seperti di Andir sekarang sudah gak banjir. Soalnya saya sudah cape, dari tahun 90-an. Suami udah meninggal 8 tahun lalu, saya menghadapi banjir dari anak masih kecil," ucapnya.

Senada dengan Lia, Yayan (36), salah satu warga lainnya, juga mengungkapkan keluhannya. Dia mengatakan bahwa banjir di daerah mereka bisa mencapai kedalaman 120 cm di area yang lebih dalam. Menurut Yayan, masalah banjir ini semakin parah ketika hujan dengan intensitas tinggi turun, menyebabkan air cepat meluap. "Di sini mah air suka langsung tinggi, soalnya di sini cuma folder air sedikit," kata Yayan.

Yayan menginginkan pemerintah bisa membangun folder air yang lebih besar. Kata dia, terutama bisa membuat kolam retensi. "Kalau di banyakin mah percuma (folder) kalau bisa kaya di Andir sama di Cieunteung, kolam retensi lah, itu harapannya," bebernya.

Banjir ini, kata Yayan, membuat warga kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Anak-anak sekolah terpaksa menggunakan perahu untuk sampai ke sekolah, begitu pula dengan orang dewasa yang harus mengarungi banjir untuk bekerja.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads