Diskusi Bareng Ahli ITB, Eddy Bicara Penyusunan Regulasi Ketahanan Energi

Diskusi Bareng Ahli ITB, Eddy Bicara Penyusunan Regulasi Ketahanan Energi

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 29 Nov 2024 17:15 WIB
Wakil Ketua MPR Eddy Soerparno
Wakil Ketua MPR Eddy Soerparno (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menggelar diskusi dengan sejumlah ahli di Institut Teknologi Bandung (ITB). Diskusi ini digelar sebagai bagian komitmen dari lembaga legislator dalam penyusunan RUU Prolegnas Prioritas 2025 yang di antaranya berupa RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan hingga RUU Pengelolaan Perubahan Iklim.

Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Eddy Soeparno mengatakan, dalam diskusi bersama para ahli IBT, prioritas yang dibahas, yaitu tentang upaya penanganan krisis iklim. Cara yang sedang diupayakan, yaitu melalui transisi energi menuju energi terbarukan, hingga masalah ketahanan energi yang ada.

"Jadi prioritasnya bagaimana kita bisa mengurangi emisi karbon yang ada. Pengurangannya bisa melalui berbagai jalur, melalui transisi energi, itu penting, agar kebutuhan energi kita ke depan dominan bisa berasal dari energi terbarukan," kata Eddy Soeparno di Bandung, Jumat (29/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga ingin agar transisi energi itu membuat Indonesia semakin mandiri. Dengan mengupayakan sumber-sumber energi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor energi dari luar negeri, jadi kita bicara tentang ketahanan energi juga, yang mudah-mudahan bisa dicapai melalui proses transisi energi," ungkapnya menambahkan.

Menurutnya, Indonesia memiliki sejumlah potensi energi terbarukan yang belum digunakan secara optimal. Mulai dari energi panas bumi atau geothermal, energi angin, arus laut hingga solar energi bisa dieksplorasi potensinya untuk mewujudkan upaya ketahanan energi tersebut.

ADVERTISEMENT

Namun, kata Eddy, selain energi terbarukan, Indonesia juga punya pasokan energi fosil yang sudah lama digunakan. Ia pun menginginkan diskusi dengan ahli ITB itu bisa mengoptimalkan untuk bahan masukan para legislator dalam menyusun aturan tentang masalah energi di Tanah Air.

"Termasuk listrik, kita harus melakukan elektrifikasi dari kegiatan industri, transportasi, dan kegiatan rumah tangga itu untuk mengurasi emisi karbon ke depannya," ucap Eddy Soeparno.

"Tetapi jangan lupa, kita juga sangat kaya terhadap energi fosil. Jadi ini perlu ada keseimbangan. Kita juga jangan mempertentangkan energi fosil dengan energi terbarukan, keduanya harus berjalan bersama-sama. Karena yang kita utamakan ketahanan energinya, energy security-nya, kita harus dahulukan," tambahnya.

Selain dengan ITB, diskusi tentang energi terbarukan dan upaya ketahanan energi juga sudah dilakukan dengan sejumlah ahli di beberapa kampus di Indonesia. Eddy Soeparno berharap, hasil diskusi tersebut bisa memberikan masukan kepada para legislator dalam upaya menyusun RUU tentang ketahanan energi ke depan.

"Kita sekarang sedang dalam proses untuk melaksanakan legislasi (rencana) Undang-undang energi terbarukan, ini masih dalam proses finalisasi. Nanti dilanjutkan dengan undang-undang bidang kelistrikan, undang-undang migas, undang-undang panas bumi, dan terakhir undang-undang pengelolaan perubahan iklim. Ini jadi bahan dalam memperkaya kita dalam proses legislasi. Jadi diharapkan akan banyak ide baru dan konsep yang bisa kita jalankan," pungkasnya.




(ral/mso)


Hide Ads