Respons BTP Bandung soal Aksi Bongkar Paksa di Perlintasan KA Ciroyom

Respons BTP Bandung soal Aksi Bongkar Paksa di Perlintasan KA Ciroyom

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 26 Nov 2024 15:00 WIB
Warga dan pedagang Pasar Ciroyom melakukan aksi demo di perlintasan sebidang Ciroyom. Mereka menuntut pintu perlintasan dibuka kembali sebelum adanya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Warga dan pedagang Pasar Ciroyom melakukan aksi demo di perlintasan sebidang Ciroyom. Mereka menuntut pintu perlintasan dibuka kembali sebelum adanya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Jakarta -

Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Bandung menyayangkan aksi warga yang membongkar paksa benteng beton di perlintasan KA di Jalan Arjuna, Ciroyom, Kota Bandung.

Kepala BTP Kelas 1 Bandung Endang Setiawan menuturkan, penutupan perlintasan Ciroyom pada 23 Oktober 2024 bertujuan untuk menekan angka kecelakaan pada perlintasan sebidang.

"Kami sangat menyayangkan aksi yang dilakukan oleh warga, karena penutupan JPL 157 (Ciroyom) merupakan salah satu upaya kami dalam menekan angka kecelakaan pada perlintasan sebidang," kata Endang, Selasa (26/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal tersebut didukung dengan dibangunnya flyover sebagai akses utama bagi warga yang ingin melintas," imbuh Endang.

Seperti diketahui, pada Senin (25/11) kemarin, puluhan warga dan pedagang membongkar paksa benteng beton yang menutup perlintasan KA Ciroyom. Pembongkaran itu dilakukan karena warga menuntut pembangunan JPO di sana.

ADVERTISEMENT

Menanggapi tuntutan itu, Endang mengatakan jika pembangunan JPO sudah masuk dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BTP Kelas I Bandung tahun 2025. Dengan begitu menurutnya, pembangunan dan pengoperasian JPO Ciroyom ditargetkan bisa terlaksana tahun depan.

"Pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian JPO ini membutuhkan pentahapan prosedur dan proses waktu yang harus dilalui sehingga kami memohon dukungan dari seluruh masyarakat terutama yang aktivitas sehari-harinya menggunakan akses flyover ciroyom agar pembangunan dapat berjalan lancar," ujarnya.

Endang juga menyinggung keluhan warga yang kini harus menggunakan Flyover Ciroyom. Menurutnya, diperlukan waktu bagi warga untuk membiasakan diri menggunakan flyover setelah bertahun-tahun menggunakan perlintasan sebidang.

Dia memastikan, pembangunan flyover serta penutupan perlintasan sebidang adalah upaya pemerintah untuk menjamin keselamatan masyarakat Ciroyom.

"Pada perlintasan sebidang di Jalan Arjuna tersebut, seringkali terjadi kemacetan karena semakin bertambahnya frekuensi kereta api yang melintas dan banyak juga masyarakat yang membahayakan diri dengan menerobos palang perlintasan," tegasnya.

"Sehingga flyover merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut," tutup Endang

(bba/sud)


Hide Ads