Rasa cemas menyelimuti kerabat dan keluarga tiga pendaki gunung dari komunitas Jarambah QC Tasikmalaya. Tantan Trianaputra (68), Maman Permana (44), dan Yudiana (46). Mereka dikabarkan hilang kontak saat melakukan pendakian di Gunung Balease di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Hingga Sabtu (23/11) malam lalu, belum diperoleh kontak dari ketiga pendaki tersebut, dan upaya pencarian masih dilakukan. Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT), Miftah Babol mengatakan ketiganya hilang kontak pada Rabu, 20 November 2024.
Komunitas Jarambah QC pun membenarkan ada 3 anggotanya yang sedang ekspedisi di Pegunungan Koroue, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Padahal berdasarkan dokumen rencana operasi perjalanan (ROP) ekspedisi itu, ketiga pendaki tersebut dijadwalkan turun gunung pada Senin, 18 November 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Minggu 24 November sore ini, belum diperoleh kabar mengenai keberadaan ketiga pendaki tersebut. Itu berarti ketiga pendaki ini sudah 6 hari meleset dari jadwal, atau sudah 4 hari sejak dinyatakan hilang kontak.
"Dengan kondisi itu mulai Jumat kemarin, tim SAR setempat menyatakan operasi SAR terbuka," kata Miftah.
Dia juga mengatakan ada 2 pendaki asal Tasikmalaya yang berangkat untuk bergabung dalam operasi SAR tersebut. "Dua pendaki dari komunitas Jarambah Tasik, kemarin sudah berangkat untuk bergabung dalam operasi SAR," kata Miftah.
Dia berharap dan optimistis ketiga pendaki asal Tasikmalaya itu bisa bertahan sehingga bisa selamat. Dia mengatakan sinyal ponsel salah seorang pendaki sempat terlacak.
"Sempat minta bantuan provider, melacak keberadaan mereka, pada Jumat sekitar jam 19.00, nomornya aktif tapi ketika dikontak tidak ada suara. Ya kita tentu berharap yang terbaik," kata Miftah.
Selain itu salah seorang pendaki pada tanggal 18 November sempat mengabarkan kondisinya di gunung yang sedang berjibaku dengan serangan lebah, saat mereka rehat di tengah perjalanan.
"Ya mereka sempat kirim video sedang istirahat dan diserang lebah, videonya tersebar," ucap Miftah.
Sementara itu di sisi lain, kecemasan serupa dialami oleh teman-teman sesama pecinta alam. Bani Saebani, salah seorang pecinta alam yang seangkatan dengan ketiga pendaki tersebut, mengaku cemas dan tak ada henti mengirim doa.
Di balik kecemasan itu, Bani mengaku masih menyimpan optimisme atas kondisi tiga temannya itu. Sebagai pendaki gunung senior, ketiganya dianggap mampu untuk bertahan hidup di Gunung Balease.
"Mereka senior-senior semuanya, skill survival mereka lebih hebat. Kita optimistis mereka mampu bertahan," kata Bani.
Selain itu salah satu indikator lain yang membuat Bani optimistis adalah persiapan peralatan dan perbekalan yang diprediksi memadai.
"Kalau dilihat dari video terakhir yang mereka kirim, mereka diserang lebah atau nyamuk, tapi mereka bisa bertahan dengan membawa kain pelindung. Jadi persiapan mereka sudah bagus, kami optimis mereka bisa bertahan," kata Bani.
Sementara itu, proses pencrian dilakukan Basarnas Makassar. Melansir detikSulsel, pihak Basarnas mendapatkan informasi ketika masih dalam masa ekspedisi.
Humas Basarnas Makassar Fajri Mursalim mengatakan, ketiga korban juga masih sempat melaporkan tidak bisa tiba sesuai dengan waktu perencanaan ekspedisi yakni 6-19 November. Namun setelah itu, mereka sudah tidak lagi bisa dikontak.
"Dia laporan kalau kemungkinan akan terlambat tiba. Tapi setelahnya tidak ada lagi kabar. Kami lakukan pencarian saat pendaki ini lost contact," ujar Fajri.
Tim SAR pun sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian. "Tim Basarnas beserta Potensi SAR sudah bergerak sejak Jumat, dari Unit Siaga Luwu Utara dengan Organisasi setempat," kata Fajri.
"Hingga masa perencanaan ekspedisi berakhir 3 orang pendaki tersebut belum tiba," ujar Fajri.
Fajri menyebut proses pencarian masih dilanjutkan hari ini. Dia mengatakan pihaknya sudah mengirim tambahan satu tim untuk membantu pencarian korban.
"Sabtu kemarin kita kirimkan tambahan 1 tim lagi dari Kantor Basarnas Makassar untuk bantu pencarian," tuturnya.
(aau/dir)