Longsor melanda Kampung Cijulang, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024) dini hari. Longsor sepanjang 50 meter dan tinggi 15 meter ini menghancurkan satu rumah milik Engkos (60) dan mengancam dua rumah lainnya.
"Rumah milik Engkos rusak berat, sekitar 80 persen bangunan terseret longsor bersama isinya. Ada dua rumah lain yang terancam, yakni milik Duduh dan Ujang. Total ada 3 kepala keluarga atau 9 jiwa yang terdampak," ujar Miki, Petugas P2BK Kecamatan Nagrak BPBD Kabupaten Sukabumi, kepada detikJabar.
Saat kejadian, Engkos dan dua anggota keluarganya yang lain dalam keadaan masih terjaga dan tengah melakukan ibadah sembahyang malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kejadian, pak Engkos sedang sembahyang malam dengan istrinya, dan menurut beliau, kejadian tersebut mereka belum tidur bisa evakuasi mandiri. Selain itu akibat longsor saluran irigasi juga terputus," jelas Miki.
Miki menjelaskan bahwa 4 kepala keluarga atau 11 jiwa kini terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka. Sementara itu, tim dari P2BK bersama perangkat Desa Darmareja sudah memasang garis pengaman di lokasi longsor.
"Upaya yang sudah dilakukan adalah asesmen ke lokasi, koordinasi dengan pemerintah desa, serta memastikan warga yang terancam segera mengungsi ke tempat aman," jelas Miki.
Saat ini, korban dan warga terdampak membutuhkan bantuan mendesak berupa bahan makanan, pakaian layak pakai, terpal, dan material bangunan. Selain itu, tim juga masih melakukan mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari rumah yang rusak.
Rumah Menggantung
Rumah panggung berdinding bilik milik Engkos (60) menggantung di ujung lereng akibat longsor yang terjadi pada Sabtu (23/11/2024) di Kampung Cijulang, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.
Fajar Abdurahman, cucu Engkos mengatakan hujan deras memang mengguyur lokasi sejak Jumat (22/11/2024) malam. "Sejak malam sudah hujan deras, lalu kejadian longsor sebagian rumah terbawa ke bawah hanya menyisakan kamar depan," kata Fajar kepada detikJabar, Sabtu (23/11/2024).
Saat longsor terjadi, Fajar berada di rumah saudaranya yang lain jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah Engkos. Ia sempat mendengar suara derak suara patah disusul suara mirip gemuruh air.
"Saat itu, saya mendengar suara kayak pohon yang patah, kencang, lalu terdengar suara kayak air deras. Saya sempat keluar lihat-lihat dulu, lihat ada yang goyang pohon langsung teriak minta tolong. kakek bangun begitu mendengar suara getaran," ujarnya.
Lalu apa cerita Engkos yang saat kejadian berada di dalam rumah? Engkos mengatakan ia sempat terbangun untuk melaksanakan salat malam. Selepas itu ia mencoba untuk kembali berbaring sampai tiba-tiba ia medengar suara gemuruh dan merasakan getaran.
"Saya baru berbaring tidur, kejadian 01.30 WIB malam, ada suara gemuruh, saya langsung bangun keluar. Saya di rumah tiga orang. Sebelumnya hujan besar, air membludak ke kebun, begitu keluar rumah saya terbawa longsor," cerita Engkos.
"Saya dan keluarga langsung naik ke atas ke tempat yang aman menyelamatkan diri," sambungnya.
Menurut Engkos, sejumlah barang miliknya hilang. Alat bertani hingga senapan berburu hilang, begitu juga dengan peralatan elektronik dan pakaian miliknya.
"Beberapa barang, senapan sepatu, golok, TV peralatan dapur semua terbawa, pakaian juga. Sepertinya sementara saya mengungsi ke anak, pengennya kalau ada rezeki ingin bangun rumah lagi, di sini juga nempel ke anak," tutur Engkos.
(sya/yum)