Penemuan Koloni Karang Terbesar Dunia di Pasifik Selatan

Kabar Internasional

Penemuan Koloni Karang Terbesar Dunia di Pasifik Selatan

Tim detikInet - detikJabar
Selasa, 19 Nov 2024 04:30 WIB
Di perairan biru hangat Kepulauan Solomon, rangkaian pulau di Pasifik Selatan, ada salah satu makhluk laut terbesar di dunia, ukurannya kira-kira sebesar dua lapangan basket.
Terumbu karang sebesar dua lapangan basket. (Foto: National Geographic)
Jakarta -

Di perairan tropis Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan, tersembunyi sebuah keajaiban alam luar biasa. Sebuah koloni karang individu terbesar di dunia ditemukan oleh para peneliti dan pembuat film dokumenter dalam sebuah ekspedisi. Ukurannya mencengangkan, setara dengan dua lapangan basket, dengan lebar 34 meter dan panjang 32 meter.

Dilansir detikInet yang mengutip dari Vox, sekelompok peneliti dan pembuat film dokumenter yang menjelajahi Kepulauan Solomon mengungkapkan mereka menemukan sesuatu yang diklaim sebagai koloni karang individu terbesar di dunia.

Dalam foto-foto baru yang dibagikan oleh tim peneliti, karang tersebut, spesies yang dikenal sebagai Pavona clavus, tampak seperti gundukan cokelat yang ditutupi tonjolan-tonjolan. Jika dilihat lebih dekat, terlihat bintik-bintik kuning, hijau, dan ungu. Mengingat ukurannya dan lambatnya pertumbuhan karang, individu ini kemungkinan berusia beberapa abad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melihat sesuatu yang unik seperti ini adalah mimpi. Saat Napoleon masih hidup, benda ini ada di sini," kata Manu San Félix, fotografer bawah laut dan ahli biologi kelautan yang pertama kali melihat karang tersebut bulan lalu di Kepulauan Solomon.

San Félix menemukan karang tersebut saat sedang melakukan pengambilan gambar di dekat sebuah pulau bernama Malaulalo untuk ekspedisi National Geographic yang sedang berlangsung.

ADVERTISEMENT

Ekspedisi tersebut, yang merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah Kepulauan Solomon, merupakan bagian dari proyek Pristine Seas milik National Geographic, yang bertujuan untuk membantu negara-negara membangun lebih banyak taman laut, sebagian dengan mendokumentasikan kehidupan laut.

Malaulalo sebagian besar tidak berpenghuni dan perairannya sebagian besar belum dieksplorasi, menurut Dennis Marita, anggota Suku Po'onapaina di Ulawa. Suku tersebut mengawasi wilayah laut Malaulalo.

"Ini merupakan sesuatu yang besar bagi komunitas kami," kata Marita, yang juga merupakan direktur kebudayaan di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Solomon.

Tidak ada karang lain dalam catatan publik yang lebih besar dari ini, meskipun mungkin ada koloni yang lebih besar di daerah terpencil di lautan yang belum ditemukan. Pemegang rekor sebelumnya untuk karang terbesar di dunia adalah koloni di Samoa Amerika yang lebarnya sekitar 22 meter.

"Banyak terumbu karang di dunia yang terpencil dan belum dieksplorasi dengan baik," kata Stacy Jupiter, direktur eksekutif konservasi laut di Wildlife Conservation Society, yang tidak terlibat dalam ekspedisi ini.

Manusia baru menjelajahi sekitar 5% wilayah laut di planet ini. Jadi, tidak mengherankan sama sekali bahwa kita terus menemukan hal-hal baru, bahkan makhluk-makhluk besar," katanya.

Penemuan ini menimbulkan sebuah harapan, karena muncul di saat terumbu karang di seluruh dunia menghilang. Perubahan iklim menghangatkan lautan, dan air hangat membunuh karang. Karang memperoleh warna dan sebagian besar makanannya dari alga simbiotik yang hidup di dalam polip.

Ketika air laut menjadi terlalu hangat, alga tersebut menghilang, dan karang berubah menjadi putih atau 'memutih'. Karang yang memutih pada dasarnya adalah indikator makhluk itu mati kelaparan.

Terumbu karang di seluruh dunia menghadapi krisis pemutihan terparah yang pernah tercatat. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, tiga perempat terumbu karang di dunia telah mengalami panas laut yang cukup tinggi hingga menyebabkan pemutihan sejak awal 2023.

Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads