Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini, beberapa di antaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Soal mayat wanita membusuk di Tasikmalaya, terbongkarnya pabrik pupuk palsu di Bandung Barat dan kisah miris Julaeha yang hilang usai terseret arus Sungai Citarum.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :
1. Mayat Wanita Membusuk di Tasikmalaya
Sosok mayat perempuan ditemukan warga di kebun pinggiran Jalan Raya Tasik-Kawalu, tepatnya sekitar Kampung Gunung Putri, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jumat (22/11/2024) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayat perempuan itu ditemukan dalam kondisi membusuk. Sejauh ini belum diketahui identitas perempuan itu, termasuk penyebab kematiannya. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Penemuan mayat perempuan itu pertama kali diketahui oleh Jaka (61) salah seorang warga setempat. Jaka mengatakan lokasi temu mayat tersebut merupakan kebun yang acapkali jadi jalan pintas bagi dia pulang ke rumahnya.
"Saya mau pulang, motong jalan ke sini. Awalnya saya tak menyadari ada mayat," kata Jaka.
Namun saat berjalan, kaki Jaka dihinggapi belatung yang menempel di rerumputan. Dia pun mencium bau busuk.
"Begitu di kaki ada belatung, saya langsung curiga. Terus pas dilihat, di selokan juga banyak belatung. Saya langsung firasat ini pasti ada mayat manusia atau bangkai hewan. Ternyata benar, saya melihat ada mayat," jelas Jaka.
Usai mendapati itu, Jaka langsung memberitahu warga yang lain dan segera melaporkan ke polisi. "Langsung kasih tahu pak ustaz, saya nggak berani mendekat," ungkap Jaka.
Tak lama berselang polisi dari Inafis Polres Tasikmalaya Kota dan anggota Polsek Kawalu datang untuk melakukan olah TKP.
Selain memeriksa kondisi korban, polisi terlihat mengamankan sejumlah barang bukti barang bawaan korban. Polisi juga terlihat melakukan pengukuran jarak dari posisi mayat ke jalan raya. Titik ditemukan mayat, dapat dikatakan jurang atau tebing dari jalan raya.
Hasil penyelidikan sementara, mayat perempuan itu diperkirakan masih relatif muda, diperkirakan berusia di bawah 40 tahun. Saat ditemukan, korban mengenakan kaos berwarna putih bergambar Barbie, bercelana pendek warna merah strip hitam serta bra berwarna ungu. Polisi juga menemukan tas jenis ransel yang berisi beberapa potong pakaian dan selimut.
Kapolsek Kawalu AKP Yusuf Setyanto membenarkan adanya penemuan mayat perempuan tersebut.
"Kami menerima laporan dari warga terkait penemuan mayat berjenis kelamin wanita. Petugas langsung menuju lokasi, melakukan olah TKP, dan mengevakuasi jenazah ke kamar jenazah RSUD dr. Soekardjo untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Yusuf.
2. Pabrik Pupuk Palsu di Bandung Barat
Polisi membongkar pabrik pembuatan pupuk palsu di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Bos pabrik hingga barang bukti 10 ton pupuk palsu siap edar disita.
Kasus ini terbongkar berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan Subdit Tipidter Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar yang dipimpin Kasubdit Tipidter AKBP Andry Agustiano sejak Oktober 2024 lalu. Polisi saat itu mengendus aktivitas mencurigakan pabrik tersebut.
Dari hasil penyelidikan tersebut, polisi melakukan penggerebekan. Saat itu, didapat sejumlah pekerja yang tengah melakukan aktivitasnya.
"Pada saat itu juga telah diamankan barang bukti berupa pupuk palsu non subsidi merek Phonska sebanyak 40 karung, dengan isi berat 50 kilogram per karung dengan merek Phonska, kemudian penyidik juga menemukan 5 karung bahan baku berupa tepung dolomite dengan berat 50 kilogram per karung," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast di Mapolda Jabar, Jumat (22/11/2024).
Belakangan diketahui pabrik itu dikendalikan oleh MN. Polisi pun berhasil mengamankan MN. Berdasarkan pengakuannya, MN memproduksi pupuk palsu yang tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan pemerintah.
"Dari hasil pengujian secara laboratorium terhadap sampel pupuk anorganik yang dipalsukan oleh tersangka MN, ditemukan fakta bahwa pupuk tersebut dipalsukan, dibuktikan dengan isi kandungan tidak sesuai dengan label," kata dia.
"Kemudian pelaku memperjualbelikan pupuk palsu jenis anorganik dengan merek Phonska," kata Jules menambahkan.
MN sendiri menjalankan bisnisnya itu sejak tahun 2023. Adapun peredaran pupuk palsu tersebut hingga ke wilayah Cianjur.
"Tersangka juga mengakui bahwa telah menjual pupuk anorganik non-subsidi merek Ponska dengan harga Rp40.000 per karung untuk kemasan 50 kilogram dan peredarannya yaitu di wilayah Cianjur dan sekitarnya," ujarnya.
Menurut Jules, sejak Bulan Juli 2023 sampai saat dilakukan upaya penangkapan pupuk palsu sudah diproduksi sebanyak 252 kali dengan rata-rata 5 ton per hari.
"Jadi total ada kurang lebih 1.260 ton pupuk non-subsidi anorganik dan diperkirakan kerugian kurang lebih sebesar 500 juta rupiah," pungkasnya.
Dalam pengungkapan ini, polisi juga mengamankan 1 mesin jahit karung dengan merek New Long dan satu roll benang, 1 unit timbangan duduk digital dengan merek Nankai ini kapasitasnya 150 kg, 1 bungkus plastik berwarna berisi serbuk berwarna merah dan 10 ton bahan baku dolomite yang belum diberi warna.
3. 4 Kampung di Cianjur Dikepung Longsor
Bencana longsor terjadi di empat titik di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (21/11) malam. Bahkan salah seorang warga nyaris tewas usai sempat tertimbun material longsoran. Beruntung korban berhasil dievakuasi dan diselamatkan.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya, mengatakan longsor yang disebabkan hujan deras tersebut terjadi di empat kampung di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi. Material longsoran tersebut menimpa akses jalan hingga rumah warga.
"Ada empat titik longsoran, yakni di kampung Leuwi Nanggung, Jalan Raya Sukaresmi, Jalan Bakom-Salagombong, dan Kampung Cikujang. Kebanyakan longsor terjadi di tebing di samping jalan, sehingga materialnya menutup akses kendaraan," ujar dia, Jumat (22/11/2024).
Bahkan, lanjut dia, longsor di Kampung Cikujang Desa Sukaresmi membuat Pimpinan Pondok Pesantren tertimbun. Namun warga yang sigap mengetahui ada korban tertimbun longsor pun segera mengevakuasi korban.
"Korban tertimbun tanah sekitar 20 centimeter, karena tebing yang longsor juga tidak terlalu tinggi. Untungnya warga sigap membantu mengevakuasi korban, sehingga berhasil diselamatkan. Namun kondisi korban saat ini masih lemas dan tengah dipantau oleh tim medis untuk memastikan korban segera pulih," kata dia.
Menurut dia, dalam sepekan terakhir sudah terjadi sekitar tiga bencana longsor dan pergerakan tanah.
"Namun dari beberapa bencana longsor tersebut tidak ada korban jiwa, sebatas kerusakan pada rumah dan tertutupnya akses jalan," kata dia.
Asep mengatakan Pemerintah Kabupaten Cianjur sudah menerapkan status siaga bencana banjir dan longsor. Masyarakat di kawasan rawan bencana pun diminta untukt terus waspada, terlebih saat wilayahnya diguyur hujan deras selama berjam-jam.
"Untuk warga yang tinggal di dataran tinggi, diimbau untuk siaga bencana longsor dan pergerakan tanah. Sedangkan di dataran rendah diimbau siaga bencana banjir," pungkasnya.
4. BMKG Siap-siap Hadapi Cuaca Ekstrem di Jabar
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat telah memasuki musim hujan pada bulan November ini.
Teguh menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Barat mulai mengalami awal musim hujan sejak bulan Oktober. Namun, ada pengecualian untuk beberapa daerah, seperti Tasikmalaya dan Pangandaran, yang mulai lebih awal pada dasarian ketiga September, serta Karawang, Bekasi, Subang, dan Indramayu yang baru memasuki musim hujan pada awal hingga pertengahan November.
"Pada dasarian kedua bulan November ini, sebagian besar wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, sudah memasuki awal musim hujan. Hal ini ditandai dengan melemahnya dominasi angin timuran atau Monsun Australia serta bertambahnya tutupan awan konvektif yang signifikan dan berpotensi menyebabkan hujan," kata Teguh Rahayu dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh detikJabar, Jumat (22/11/2024).
Menurut Teguh, berdasarkan prediksi kondisi cuaca global, regional, dan model probabilistik, cuaca di wilayah Jawa Barat cenderung berawan hingga cerah berawan. Di beberapa daerah, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat, serta potensi angin kencang, termasuk di wilayah Bandung Raya.
"Di Bandung Raya, terdapat faktor pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif, yaitu kelembapan udara yang tinggi pada lapisan 850 mb dan 700 mb, dengan kisaran kelembapan mencapai 55-95%," jelas Teguh.
Analisis streamline menunjukkan adanya angin variabel, yaitu mulai melemahnya dominasi angin timuran atau Monsun Australia dan masuknya angin baratan. Suhu minimum di Bandung Raya berkisar antara 19-22 °C, sementara suhu maksimum berada di antara 29-31 °C.
Teguh mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi di awal musim hujan ini, seperti suhu siang yang panas akibat adanya pertumbuhan awan konvektif, diikuti dengan potensi hujan ringan hingga lebat yang mungkin disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari.
"Bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan, diharapkan untuk mencari tempat berlindung yang aman saat terjadi cuaca buruk, baik saat cuaca panas maupun saat hujan turun. Masyarakat juga perlu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, tanah longsor, dan angin kencang," tambahnya.
5. Julaeha Terseret Arus Sungai Citarum
Wanita paruh baya bernama Julaeha (52) dikabarkan tenggelam di Sungai Citarum, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Kamis (21/11/2024) malam. Petugas gabungan masih melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.
Kapolsek Dayeuhkolot Kompok Suyatno membenarkan adanya peristiwa tersebut. Petugas saat ini masih melakukan pencarian korban.
"Iya benar. Sekarang masih pencarian, dengan area pencarian hari ini dari Bojong Asih hingga ke hilir. Kalau kejadiannya sekitar tadi malam pukul 20.15 WIB," ujar Suyatno, kepada detikJabar, Jumat (22/11/2024).
Suyatno mengatakan peristiwa tersebut bermula saat wanita tersebut tengah mengambil eco (sampah plastik) di atas jembatan rel kereta api, Sungai Citarum. Beberapa warga sempat melihat aktivitas wanita tersebut.
"Iya keterangan saksi di lapangan wanita tersebut sedang ngambilin eco yang hanyut di sungai Citarum," katanya.
Setelah itu, wanita tersebut menginjak tumpukan sampah di permukaan sungai tersebut. Namun tumpukan sampah tersebut tahanannya tidak kuat dan membuat wanita tersebur tercebur.
"Korban langsung tercebur dan hanyut terbawa arus sungai yang mana saat itu arus sungai lagi deras dan banjir," jelasnya.
(sya/sud)