Sekda Jabar Pastikan Siaga Bencana di Musim Hujan

Sekda Jabar Pastikan Siaga Bencana di Musim Hujan

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Jumat, 22 Nov 2024 18:15 WIB
Sekda Jabar Herman Suryatman
Sekda Jabar Herman Suryatman (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar).
Bandung -

Jawa Barat sedang di tengah ancaman bencana hidrometeorologi. Sepanjang bulan November 2024 sampai April 2025, diperkirakan hujan intensitas tinggi akan terjadi di sebagian besar wilayah Jabar.

Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman mengatakan, Pemprov Jabar saat ini terus bersiap siaga bencana. Ia memastikan bahwa setiap perangkat daerah terutama dinas terkait, telah punya bekal untuk segera melakukan penanganan jika terjadi musibah.

"Kita ketahui bahwa kita (Jabar) rawan bencana. Tempo hari bencana kekeringan dan sekarang perubahan cuaca, kita masuk ke musim penghujan, ada beberapa bencana yang kita antisipasi yakni bencana longsor dan banjir. Hari kemarin kita juga mendengar informasi di beberapa tempat ada bencana banjir," kata Herman di Gedung Sate, Jumat (22/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepala BPBD kemarin sudah menyampaikan laporan dan langsung terjun ke lapangan, sinergi dengan BPBD Kabupaten/Kota. Pemprov Jawa Barat proaktif, bahkan Pak Gubernur lazimnya kesempatan pertama langsung ke lapangan. Melalui BPBD dipastikan kesempatan pertama ke lapangan, untuk bersama warga masyarakat relawan melakukan penanganan darurat," sambung dia.

Ia juga mengatakan, BPBD dan dinas-dinas terkait telah melaksanakan gladi posko dan gladi lapangan. Hal ini untuk memastikan penanganan jika sewaktu-waktu bencana terjadi, termasuk bencana.

ADVERTISEMENT

Dalam data Pemprov Jabar, bencana hidrometeorologi yang mengancam mulai akhir November dipetakan di wilayah KBB, Bogor, Sukabumi, dan Jabar Selatan. Selain itu, ada pula siaga jika terjadi gempa pergerakan Sesar Lembang yang bisa mengancam Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dan Kota Cimahi.

Ada beberapa wilayah dengan potensi gerakan tanah. Di bulan Oktober 2024, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mencatat 473 Kecamatan dari 627 Kecamatan atau 75,44% di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah menengah dan tinggi.

"Gladi kita lakukan seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan, termasuk bencana banjir, bencana longsor, bahkan megathrust dan sesar lembang. Kami sudah antisipasi agar pihak pemerintah dan instansi terkait betul-betul kompak bisa me-manage bencana itu, karwna biasanya orang akan panik dan pemerintah tidak boleh panik. Justru pemerintah harus di depan," kata Herman.

"Dan pengelolaan bencananya harus manageable, walaupun situasinya darurat. Perencanaan cepat, pengorganisasian cepat, pelaksanaan cepat. Dan tentu monitoring evaluasinya juga cepat. Makanya kami simulasikan. Mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau pun terjadi, kami siap," imbuhnya.

BPBD Jabar Tangani Banjir di Kabupaten Bandung

Sementara itu, banjir melanda Kabupaten Bandung pada Kamis (21/11) kemarin siang. Banjir merendam puluhan rumah di Kampung Muara, Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung.

Tim Pusdalops PB dari BPBD Provinsi Jawa Barat yang dikomandoi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Bambang Imanudin langsung melakukan penanganan ke Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk. Sementara tim lainnya menuju kawasan pertigaan BNI di Kecamatan Majalaya.

BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung, untuk melakukan pendampingan assesment, sekaligus membawa perahu karet. Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan mengatakan tanggul Sungai Cisunggala, anak sungai Citarik, jebol di Desa Panyadap Kecamatan Solokan Jeruk.

"Data sementara, kejadian itu mengakibatkan tiga rumah rusak dan empat warga mengalami luka-luka. Bambang juga mengunjungi korban yang mengalami luka-luka," ujar Anne.

Menurut Anne, penyebab banjir yang terjadi Kampung Puja RT03/02 dan RT 01/03 Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, akibat dari hujan yang turun dengan intensitas tinggi.

"Banjir terjadi akibat dari meluapnya Sungai Cisunggalah yang mengakibatkan tanggul jebol hingga mengakibatkan tiga rumah rusak," sambung Anne.

Pantauan detikJabar di lokasi, Jumat (22/11/2024), banjir sudah mulai surut. Terlihat sejumlah warga tengah membersihkan material lumpur yang sempat membanjiri rumahnya.

Terlihat perabotan rumah tengah dibersihkan dan disimpan di depan rumahnya. Area tanggul yang jebol saat ini telah ditutup menggunakan karung berisikan pasir.

Adapun kerusakan terjadi pada 6 rumah di RW 02 Kampung Muara, 14 rumah di RW 18 Kampung Bojong Keusik. Diketahui banjir ini adalahtahunan yang kerap melanda.




(aau/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads