Warga Kampung Cijagra, Bojongsoang, Kabupaten Bandung harus kembali menelan rasa pilu menghadapi banjir. Luapan dari sungai Citarum dan Sungai Cikapundung membuat aktivitas warga menjadi terhenti.
Pantauan detikJabar di lokasi, Kamis (21/11/2024), nampak banjir menutup semua akses warga di perkampungan tersebut. Masyarakat terlihat hanya bisa pasrah dan menerima keadaan rumahnya terendam banjir.
Beberapa warga yang memiliki bangunan lantai dua bisa menyimpan barang dengan aman. Namun, beberapa masyarakat yang tidak memiliki lantai dua terpaksa harus mengevakuasi barang dan tidur di Paranggong (ruangan sementara terbuat dari papan) di dalam rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga setempat Nurhayati (49) mengatakan, banjir telah terjadi sejak Selasa (19/11/2024). Kemudian sempat surut dan naik lagi saat hujan terjadi Rabu (20/11/2024) malam.
"Ini banjir sudah dua hari yang lalu. Naiknya waktu itu langsung deras. Kemarin sempat surut sedikit, cuma pas hujan lagi, air banjir naik lagi tadi malem. Sekarang mah lama surutnya, ini juga belum surut," ujar Nurhayati, kepada detikJabar.
Nurhayati menjelaskan, banjir di rumahnya memiliki ketinggian sekitar satu meter. Kemudian area yang terdalam bisa mencapai 1,5 meter.
"Jadi pas ada banjir, biasa barang-barang langsung digembolan ke paranggong. Soalnya sekarang tidak ada tempat pengungsian. Jadi tidur di paranggong," katanya.
Menurutnya selama banjir tidak bisa tidur dengan nyaman di Paranggong yang ada di rumahnya. Pasalnya dirinya kerap dilanda rasa was-was air bisa terus naik.
"Ah nggak bisa tidur. Takutnya air kesusul naik ke atas Paranggong, terus ke mana aku ngungsinya, nggak ada tempat pengungsian soalnya ada lansia juga," jelasnya.
Dia mengaku, khawatir saat ini air banjir bisa naik kembali. Pasalnya kondisi di wilayah tersebut saat ini telah mengalami mendung.
"Khawatir atuh ini juga belum surut sudah jam segini. Apalagi nanti kena hujan lagi, ibaratnya mah isi ulang," ucapnya.
Dia menambahkan saat ini warga membutuhkan bantuan dari pemerintah setempat. Menurutnya beberapa warga saat ini aktivitasnya terganggu.
"Sekarang juga saya belum makan, tidak ada sumbangan. Jadi pengennya ada pengungsian, soalnya aku ada balita dan lansia. Jadi kami butuh bantuan, pengen ada tempat pengungsian, terus bisa makan, soalnya sekarang semua aktivitas susah," bebernya.
Ketua RT 07 RW 10, Desa Bojongsoang, Uus Rohendi (58) mengaku area yang terdampak banjir di wilayah tersebut terdapat di sembilan RT di RW 10.
"Pokonya yang terdampak parah dari RT 1 sampai 9 RW 10. Paling dalem banjirnya sekitar 1,5 meter," kata Uus.
Uus mengungkapkan banjir di wilayah tersebut disebabkan adanya luapan dari sungai Cikapundung dan sungai Citarum. Kata dia, air tersebut merupakan kiriman dari Kota Bandung.
"Kejadiannya dari dua hari yang lalu. Sempat surut, tadi malem hujan lagi dan air naik lagi kaya gini. Jadi ini lebih besar daripada yang kemarin," kata Uus.
Menurutnya Kampung Cijagra kerap dilanda banjir dalam waktu satu tahun. Kata dia, dalam satu tahun tersebut kerap terjadi beberapa kali banjir.
"Ini kondisinya sekarang mendung, kalau turun hujan lagi mah ampun, pasti banjir lagi. Kalau gini mah ibaratnya kaya isi ulang aja," bebernya.
Uus menambahkan dalam kondisi banjir tersebut warga kerap tidur di Paranggong. Jika yang tidak memiliki area tersebut kerap mengungsi ke tetangga atau saudaranya.
"Keinginan warga mah hingga saat ini belum dikabulkan. Istilahnya kalau pemerintah mau menyediakan sarana untuk pindah, ya kami akan pindah. Keinginan sementara saat ini mah kita pengen ada tenda pengungsian. Tapi sampai sekarang belum ada," pungkasnya.
(mso/mso)