Jawa Barat memiliki 27 Kota dan Kabupaten dengan luas 35.377,76 kilometer persegi (km2). Di dalamnya, terdapat 50,4 juta jiwa yang tinggal. Jabar menjadi daerah yang begitu kaya dengan populasi yang begitu besar, namun sayang tak semua daerahnya punya infrastruktur dan kesejahteraan yang merata.
Anggota Komisi 4 DPRD Jabar, Uden Dida Efendi menyoroti pada dapilnya yakni Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Dalam reses yang dilakukannya untuk menemui warga Tasik, ia mendapat banyak keluhan di antaranya soal infrastruktur, lapangan kerja, dan harapan masyarakat soal pendidikan.
"Saya ambil contoh di Tasik, itu punya potensi yang besar. Salah satunya di bidang wisata, sehingga ini bisa menaikkan peluang ekonomi warga sekitar. Tapi sayangnya sangat terbengkalai, tidak mendapat perhatian," ucap Uden pada detikJabar, Minggu (17/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, wilayah Puncak (Kabupaten Bogor dan sekitarnya) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat) masih jadi daerah yang luasnya sempit, tapi kerap padat wisatawan saat liburan. BPS dan Disparbud Jabar mencatat Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan jumlah wisatawan terbanyak tahun 2023, dengan 6.319.408 wisatawan.
Uden melihat, dalam pengembangan potensi daerah terutama untuk pariwisata, tak boleh fokusnya hanya pada daerah yang itu-itu saja. Daerah yang jadi primadona memang perlu terus dikembangkan, tapi bukan berarti potensi daerah lain ditinggalkan. Justru, kata dia, harusnya bisa diperbaiki untuk tutur dipromosikan.
"Tasikmalaya itu sudah secara nasional dikenal punya banyak wisata religi. Ada Pamijahan, Tasik juga punya Cipatujah, tapi sangat terbengkalai. Setiap reses, pasti ada yang mengusulkan perbaikan itu. Karena adanya potensi, itu kan mampu meningkatkan perekonomian warga dan sumber PAD juga, kalau memang penataannya betul-betul dikembangkan," sambung anggota Fraksi PPP ini.
Pamijahan lekat dengan wisata religi sebagai tempat penyebaran agama Islam, seperti Gua Safarwadi, makam Syekh KH. 'Abdul Muhyi dan muridnya Syekh KH. Khotib Muwahhid. Sementara di Cipatujah terdapat pantai-pantai dan Tonjong Canyon Cipatujah.
Uden bahkan menyebut Tasikmalaya masih sangat tertinggal. Jika dibandingkan dengan pembangunan di Kabupaten Bogor sebagai daerah destinasi wisata nomor satu, kata Uden bagaikan langit dan bumi. Ia berharap, pemerintah bisa memberikan kesempatan untuk Tasikmalaya berkembang.
"Tasik itu masih sangat tertinggal. Dibandingkan Bogor bagaikan langit dan bumi. Padahal Tasik ini laut punya, wisata alam juga banyak potensinya, tinggal dikembangkan dari Pemerintah Daerahnya. Terus mungkin di sini punya hasil bumi seperti kelapa dan kayu, nelayan juga banyak jadi punya hasil laut melimpah," tuturnya.
"Cuma akses pengembangan dari pemerintah belum maksimal, terutama di Tasik Selatan. PAD Tasikmalaya itu masih sangat kecil karena tidak dibantu dan didorong pemerintah. Padahal potensinya banyak," sambung Uden.
Hasil bumi Tasikmalaya, membuat potensi UMKM juga tak kalah kuat. Wilayah Jabar Selatan seperti Pangandaran, Garut, Sukabumi, Cianjur, termasuk Tasikmalaya menurutnya belum betul-betul dapat perhatian dari Pemprov.
"Bahkan Tasikmalaya jadi daerah urutan ketiga terakhir soal investasi. Jadi di sini pada nggak ada yang inves, PAD juga kecil karena kesulitannya banyak. Mulai dari perizinan, Sumber Daya Alam, dan hasil bumi tidak dikelola dengan baik. Sekarang Jabar Utara juga sudah luar biasa, tinggal Jabar Selatan ini bagaimana," kata Uden.
Uden tak menampik bahwa adanya sembilan calon daerah persiapan otonom baru (CDPOB) di Jabar yang masih menunggu moratorium itu, mungkin bisa jadi solusi. Hanya saja, ia mengingatkan dan mendorong agar persiapan matang untuk daerah-daerah tersebut perlu dilakukan sedari kini.
"Memang sudah Calon Daerah, tapi kan daerah tersebut harus menunjang juga dari segi infrastruktur dan lainnya. Nah saat ini saja bantuan dari Provinsi atau Pusat masih kurang, padahal jumlah penduduknya juga tak kalah banyak. Infrastruktur masih jelek misalnya, masak dari Kota ke Ujung Kabupaten Tasikmalaya sampai 100 kilo meter? Maka ini dulu yang harus segera dibenahi," kata Uden.
(aau/iqk)