Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (13/11/2024). Salah satu di antaranya terungkapnya kasus penusukan yang menyebabkan tewasnya pria di Kota Bandung. Selengkapnya, berikut rangkuman Jabar hari ini:
Tertangkapnya Dua Penyerang Anggota Komunitas Vespa
Polisi menangkap dua dari enam terduga pelaku yang terlibat pengeroyokan terhadap dua anggota komunitas Vespa. Salah satu pelaku ternyata residivis.
Kejadian ini terjadi di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, pada Minggu, 27 Oktober 2024 lalu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua terduga pelaku yang ditangkap adalah F alias E (28), warga Kampung Cijangkar RT 01 RW 02, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, yang merupakan residivis kasus pembunuhan, serta PF alias AS (24), warga Kampung Cijangkar Kaler Gang Ampera RT 32, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Keduanya ditangkap di dua lokasi berbeda pada Selasa (12/11/2024) kemarin. F diamankan di Kampung Kibitay, Kelurahan Sindangsari, Lembursitu, Kota Sukabumi, sekitar pukul 04.30 WIB. Sementara PF ditangkap di Kampung Cibolang, Desa Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, sekitar pukul 01.30 WIB.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi mengatakan, peristiwa ini terjadi ketika korban FA, anggota komunitas Vespa, sedang nongkrong di sekitar Jalan Ahmad Yani. FA (23) mengambil foto kelompok terduga pelaku, yang kemudian memicu konflik.
"Salah satu dari kelompok pelaku tersebut menanyakan maksud dan tujuan tentang pemotretan tersebut, karena tidak mendapatkan jawaban akhirnya kelompok pelaku melakukan pemukulan sebanyak tiga kali ke arah bagian belakang kepala sehingga korban melarikan diri," kata Rita kepada awak media, Rabu (13/11/2024).
Kemudian, korban meminta pertolongan ke rekannya yang juga anggota komunitas Vespa yaitu MJAR (24), yang akhirnya turut menjadi korban pengeroyokan dan pemukulan.
Akibat insiden ini, kedua korban mengalami luka lebam di wajah dan memar di bagian kepala. Selain menangkap dua pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa pecahan botol minuman keras dan pecahan helm.
Saat ini, empat terduga pelaku lainnya telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Modus operandi para pelaku adalah melakukan pemukulan dengan menggunakan tangan kosong, helm, dan botol minuman keras.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun menambahkan, pelaku berinisial F merupakan residivis kasus pembunuhan. Ia divonis penjara selama 8 tahun dan baru menjalani masa tahanan selama 5 tahun.
Saat kasus pengeroyokan terjadi, ia masih berstatus sebagai tahanan bebas bersyarat. Selama 1,5 tahun belakangan, F masih dibebankan wajib lapor. Namun, status itu terpaksa dicabut dan bertambah akibat perbuatannya mabuk-mabukan dan menganiaya korban.
"Sebelumnya dia pelaku pembunuhan, dia pengakuannya tersinggung di foto karena sedang mabuk-mabukan," kata Bagus.
Dia memastikan, dua pelaku yang diamankan ini merupakan pelaku utama dari tindak pidana pengeroyokan. Mereka memprovokasi teman-temannya dan melakukan penyerangan.
"Residivis ini masih bebas bersyarat, dia masih harus wajib lapor. Dengan kejadian ini, kemungkinan akan ditambahkan pasalnya, jadi dia dilapisi, menjalani hukuman 3 tahun kembali dan ditambahkan dengan vonis kasus baru ini," ungkapnya.
Menurutnya, pelaku sempat melarikan diri ke wilayah Cianjur dan Bogor. Bagus juga menilai ada upaya menghalang-halangi penyelidikan, di mana keluarga pelaku terindikasi menyembunyikan keberadaan pelaku.
Saat ini, mereka masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kasus pengeroyokan itu. Dia juga memastikan, korban dengan pelaku tak saling mengenal. Mereka terancam pasal 170 dan pasal 361 KUHP dengan ancaman hukuman penjara lebih dari tujuh tahun.
Kemunculan Buaya Putih di Sungai Cimandiri Sukabumi
Penampakan buaya putih membuat heboh warga di tepian Sungai Cimandiri, Kampung Benteng, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Buaya putih itu disebut sering muncul di tepian sungai. Bahkan video yang memperlihatkan buaya putih itu juga viral di sosial media. Menurut warga, ada dua ekor buaya putih yang kerap terlihat oleh warga.
"Ia itu di Kampung Benteng, di dekat kandang sapi. Kawasan pabrik es, beberapa hari ini memang terlihat buaya di kawasan itu," kata Yayas, salah seorang warga kepada detikJabar, Rabu (13/11/2024).
"Biasanya memang jarang terlihat ada buaya di Sungai Cimandiri. Terlebih setelah banyak aktivitas warga menambang pasir secara tradisional," lanjutnya.
Kemunculan buaya putih itu juga membuat resah para penambang pasir di Sungai Cimandiri. Asep salah seorang penambang menuturkan, buaya putih tersebut diperkirakan punya panjang sekitar 4 meter.
"Informasinya buaya ini terlihat di daerah Benteng, tidak jauh dari lokasi kami bekerja. Kami khawatir buaya itu naik ke sini dan membahayakan pekerja," kata Asep.
Selain Asep, keberadaan buaya putih juga diungkap Julianto alias Lubis (34). Meski belum pernah melihat langsung, Lubis menyebut informasi soal keberadaan buaya di Sungai Cimandiri sudah dibicarakan sejak lama.
"Dari dulu memang sering muncul buaya, sebelum ada perusahaan PLTU juga ramai soal buaya. Sekarang muncul lagi, bahkan ada yang putih," tutur Lubis.
detikJabar kemudian berhasil menemukan keberadaan buaya putih tersebut tepatnya di belakang peternakan sapi dan kambing di Kampung Benteng. Dilihat, buaya itu punya panjang 2,5-3 meter.
Buaya itu tampak diam di antara celokan lumpur pinggir sungai. Sayangnya hanya buaya berwarna hitam yang terlihat, sementara buaya putih belum muncul ke permukaan.
"Dari bulan lalu juga sudah ada, kemarin sempat beberapa bulan ngak ada nah kemarin ada lagi," kata Jaelani, pencari pakan ternak.
"Muncul itu terlihat dua ekor, yang item sama yang agak kuning keperakan selama ini nggak ganggu, tapi nggak tahu kalau sudah besar nanti," lanjutnya.
Jaelani yang resah buaya-buaya itu dapat membahayakan jiwa para berharap ada tindakan dari pihak untuk mengevakuasi buaya tersebut.
"Ya harapannya dievakuasi takutnya kan mengganggu nanti kalau sudah besar. Kalau panjang dan beratnya enggak tau sih, ada sekitar tiga meteran lah," tutup Jaelani.
Mobil Tua Terbakar di SPBU Tasikmalaya
Sebuah mobil terbakar saat diparkir di area SPBU Eor, Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (13/11/2024). Kejadian ini sempat membuat panik karyawan SPBU dan para konsumen di lokasi. Petugas SPBU berupaya memadamkan api menggunakan alat pemadam (APAR), namun api tetap berkobar hebat.
Video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan api yang membumbung tinggi disertai kepulan asap tebal, sementara beberapa warga terdengar berteriak ketakutan sembari merekam kejadian tersebut.
Api berhasil dipadamkan setelah satu unit kendaraan pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi. Namun, kobaran api telah menghanguskan seluruh badan kendaraan, termasuk mesin dan komponen lainnya.
Pemilik kendaraan, Rudianto, adalah warga Desa Puspahiang, Kecamatan Puspahiang. Mobil keluaran tahun 90-an miliknya habis terbakar saat sedang terparkir di area SPBU. Rudianto mengalami luka bakar di tangan kanan dan kiri saat mencoba menyelamatkan identitas penting yang tersimpan di dalam dasbor mobil, meskipun ia gagal menyelamatkan tas berisi KTP dan kartu perbankan.
"Saya mau istirahat habis perjalanan belanja. Saya turun, taunya ada api cepet banget dan ngebakar mobil saya. Saya luka ini tangan mau ambil tas ada KTP dan lainya, tapi gagal keburu api besar," kata Rudianto, kepada detikJabar Rabu (13/11/2024).
Menurut Rudianto, kebakaran bermula dari bawah jok tempat ia menyimpan perangkat audio. Api muncul setelah terdengar ledakan yang cukup keras. Malam sebelumnya, Rudianto sempat memperbaiki audio mobilnya.
"Apinya dari audio mobil asalnya, kebetulan malam saya benerin audio. Nah api asalnya ada ledakan dulu jadi cepet kebakar. Di dalam juga ada tabung lpg tapi kosong," kata Yanto.
Petugas Inafis dari Polres Tasikmalaya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi untuk mencegah warga mendekat. Beberapa barang bukti, termasuk perangkat audio yang terbakar dan tabung LPG, diamankan sebagai bagian dari penyelidikan. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik pada sistem audio mobil.
"Dugaan sementara kebakaran terjadi akibat korsleting listrik pada audio mobil yang disimpan di bawah, kalau tabung gas ada memang tapi kosong pengakuan korban. Ya korbannya alami luka bakar di kedua tangan," kata Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Sanstoso.
Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp 35 juta, selain kerugian kartu identitas dan dokumen lainnya yang turut hangus terbakar.
Sementara itu pihak SPBU mengaku sempat panik, namun pelayanan tetap berjalan normal. Menurut pihak manajemen, lokasi kebakaran cukup jauh dari tangki penyimpanan BBM.
"Panik tapi pelayanan gak terganggu. Untung kami siap siaga alat pemadaman dan lokasi kebakaran jauh dari tangki BBM," kata Manager SPBU Eor, Yoyo.
Kondisi Terkini Korban Kecelakaan Tol Cipularang
Sebanyak 12 korban selamat dari kecelakaan beruntun di Tol Cipularang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Abdul Radjak, Purwakarta. Para korban mengalami luka ringan hingga berat dan membutuhkan penanganan medis intensif sehingga belum diperbolehkan pulang.
Menurut dr. Minaldi Muryono, Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Abdul Radjak Purwakarta, dari total 22 pasien korban kecelakaan, 7 orang yang mengalami luka ringan diizinkan pulang setelah menjalani perawatan selama tiga hari.
"Rencananya 7 korban luka ringan yang sudah 3 hari jalani perawatan bisa dipulangkan hari ini, sementara sisanya masih tetap menjalani perawatan," ujar Minaldi, Rabu (13/11/2024).
Salah satu korban yang dijadwalkan pulang adalah Kolonel Iga Karalingga, satu dari tiga anggota TNI yang terlibat dalam kecelakaan tersebut dan mengalami luka ringan. Sementara itu, empat pasien yang mengalami luka berat telah menjalani operasi dan saat ini berada dalam proses pemulihan pascaoperasi.
"Operasi 4 pasien luka berat kemarin sudah berjalan sukses dan saat ini sedang proses pemulihan pascaoperasi," ungkapnya.
Pasien yang menjalani operasi umumnya menderita luka di bagian kepala dan patah tulang akibat benturan saat terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan.
"Korban yang menjalani operasi umumnya mengalami luka di kepala dan patah tulang akibat benturan. Alhamdulillah saat ini semua korban yang kemarin menjalani operasi dalam kondisi baik dan sedang dalam proses pemulihan," katanya.
Sementara itu Rouf, sopir tronton yang kemarin masih menjalani perawatan, sudah diperbolehkan pulang dari RS Abdul Radzak dan kondisinya sudah membaik.
"Sopir sudah keluar rumah sakit dan sudah dibawa oleh pihak Satlantas Polres Purwakarta untuk proses penyidikan kasus laka beruntun yang menyebabkan 29 orang luka-luka dan 1 meninggal dunia," pungkasnya.
Tusukan Pisau di Punggung yang Tewaskan Widiana
Nasib memilukan dialami Widiana Rahma (26). Pemuda asal Kecamatan Andir, Kota Bandung itu tewas setelah ditikam saat sedang nongkrong di Jalan Jend Sudirman. Insiden berdarah itu terjadi pada Sabtu (9/11/2024) malam. Korban meninggal setelah mendapat luka tusukan di bagian punggungnya.
Semuanya bermula saat korban sedang nongkrong bersama 4 kawannya di Jalan Jend Sudirman. Tiba-tiba, tanpa diketahui penyebabnya, mereka didatangi sekelompok pemuda yang konvoi menggunakan motor dari arah Cijerah menuju ke sana.
Entah apa pemicunya, korban dan kelompok yang konvoi itu malah terlibat cekcok di jalan. Sedetik kemudian, keributan itu membuat korban tersungkur dan langsung mendapat hunusan pisau dari salah seorang kelompok yang berkonvoi menggunakan motor.
"Pada saat melewati Jalan Jend Sudirman, para pelaku ini melihat ada 4 orang yang lagi nongkrong. Pelaku lalu berhenti dan cekcok mulut dengan korban," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono, Rabu (13/11/2024).
"Kemudian terjadi keributan, dan korban jatuh tersungkur. Pelaku lalu mengambil pisau yang terselip di celananya dan menusuk ke punggung korban," ungkap Budi menambahkan.
Pisau itu sendiri dibawa pelaku berinisial MAJ alias Bejo. Setelah menusuk korban, Bejo dan kelompoknya kemudian kabur melarikan diri.
Polisi yang mendapat laporan itu kemudian datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah memeriksa sejumlah saksi, pelakunya, MAJ alias Bejo kemudian bisa teridentifikasi.
Tak mau menunggu lama, Bejo akhirnya bisa diciduk kepolisian pada Minggu (10/11/2024) dini hari. Dari hasil interogasi, Bejo ternyata sudah terlebih dahulu dalam pengaruh alkohol sebelum melakukan aksi penusukan itu.
"Hasil pemeriksaan, ada beberapa pelaku yang ikut terlibat pengeroyokan. Pelakunya ada 6 orang, satu pelaku yang langsung nusuk yaitu MAJ alias Bejo dan 5 lagi itu masih di bawah umur. Tapi tetap diproses pidana dengan ketentuan penanganan pelaku di bawah umur dengan Bapas," beber Budi Sartono.
Budi belum bisa memastikan apakah Bejo dan kelompoknya bagian dari geng motor di Kota Bandung. Tapi dia memastikan, Bejo sudah membawa pisau sebelum bertemu dengan korban dan menusuknya menggunakan senjata tajam tersebut.
"Dan berdasarkan pemeriksaan terhadap pelaku, setelah diinterogasi, pelaku ini terpengaruh minuman keras," tegasnya.
Bejo dan kawan-kawannya pun terancam dijerat Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP. Ancaman hukuman maksimal 12 tahun kurungan penjara.
(aau/iqk)