Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 2 Jeje Wiradinata memberikan catatan soal durasi debat kandidat. Jeje menilai durasi debat kandidat terlalu pendek.
"Debat ini lumayan, cuman menurut saya perlu dievaluasi kembali agar polanya semua bisa muncul. Kan debat ini jadi referensi bagi masyarakat Jabar. Sehingga kami sebagai calon bisa mengekspresikan seluruh konsep pembangunan dan rakyat jadi jelas, mengapa pilih A, mengapa pilih B," kata Jeje debat perdana Pilgub Jabar di Kota Bandung, Senin (11/11/2024).
Disinggung soal penampilannya di debat perdana. Menurut Jeje, biarkan rakyat yang akan menilai. "Kalau saya katakan, saya bagus, terlalu subjektif lah. Tentu kita sudah semaksimal mungkin," tambah Jeje.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jeje, dia dan Ronal Surapradja jadi satu kesatuan yang utuh. Sehingga perlu disusun untuk bagaimana keduanya saling bergantian menjawab pertanyaan, dan closing statemen dibagi dua dan tanpa membaca teks. "Kami adalah pasangan saling melengkapi di Jawa Barat," tambahnya.
Jeje mengungkapkan, melalui program 'Jabar untuk Semua' dia akan membangun pemerataan, kepala daerah turun ke bawah untuk sinkronisasi konsep dan program. "Sehingga ketepatan bisa terwujud dengan baik. Kalau kami terpilih, Jawa Barat akan masuk pada era baru karena IPM-nya sangat tinggi yang menyamai Jakarta dan Yogya (Jogjakarta)," ungkapnya.
Menurut Jeje, mungkin tak hanya dirinya, calon lain juga keluhkan masalah durasi dalam debat ini. Dia berharap KPU bisa mengevaluasi aturan debat mendatang.
"Masing-masing calon punya konsep sendiri dan tidak muncul, karena pertanyaan itu diacak, mestinya diberikan kesempatan yang luas tinggal dibatasi temanya," jelasnya.
"Ini adalah ruang publik, kita lihat para kandidat ini kalau jadi gubernur apa yang akan dilakukan," pungkasnya.
(wip/sud)