Viral seorang siswi SD di Kabupaten Cianjur menangis dan alami trauma usai digunduli gurunya. Diduga tindakan guru tersebut dilakukan dengan dalih rambut siswi itu tidak terawat dan berkutu.
Simak berikut fakta-faktanya dirangkum detikJabar:
1. Anak Menangis Usai Digunduli
Dalam video viral yang beredar, tampak siswi tersebut tengah dicukur oleh gurunya. Terlihat juga banyak kutu yang bermunculan ketika sang guru menyisir kepala siswi tersebut dengan alat cukur.
Pada video lainnya, tampak siswa tersebut sedang berada di rumah dalam keadaan menangis dan terduduk dengan kepala yang sudah botak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saurna uih sakola, murangkalih nangis digundulan ku guruna (katanya pulang sekolah, anak nangis digunduli oleh gurunya)," ujar seseorang yang memvideokan kondisi siswa.
2. Keluarga Minta Pertanggungjawaban
Perekam siswa itu juga menyayangkan aksi guru tersebut yang malah menggunduli siswi yang disebutnya masih bagian dari keluarganya.
"Na teu aya cara nu sanes dugika digundulan (memang tidak ada cari lain sampai digunduli)," sesalnya.
3. Siswi Enggan Bersekolah
Dia juga meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah. Sebab siswi tersebut menjadi enggan bersekolah sekalipun dipindahkan ke sekolah lain.
"Murangkalih teh janten isin sakola, alim sakola. Pindah sakola ge alim. (Anaknya jadi malu sekolah, tidak mau sekolah. Pindah sekolah pun tidak mau)," tuturnya.
4. Disdikpora Sayangkan Guru Tidak Komunikasi dengan Ortu
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Aripin mengatakan peristiwa viral itu terjadi di SDN Babakan, Kecamatan Cikadu. Menurut dia, siswa tersebut memang digunduli oleh salah seorang guru.
Guru tersebut informasinya ingin membersihkan kutu pada rambut siswi tersebut. Namun seharusnya saat pelaksanaan berkoordinasi terlebih dahulu dengan orangtuanya.
"Sekali lagi tujuannya sangat baik, karena isunya anak itu rambutnya kurang terurus dan ada kutunya. Tapi itu kan isu. Seharusnya berkoordinasi dengan orangtua murid. Itu namanya anak diperintahkan nurut, tapi orangtuanya belum tentu menerima," jelas Aripin.
"Kami menyayangkan itu ada pendampingan orang tua. Kalau anak laki-laki ada dalam kewajaran, tapi itu perempuan. Beda psikologinya," tambahnya.
5. Disdikpora Cianjur Bakal Mediasi Guru dan Keluarga Siswa
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur turun tangan terkait kasus siswi SD dibotaki sekolah gegara berkutu. Disdik akan memediasi pihak ortu dan sekolah.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli mengatakan pihaknya juga akan memberikan pembinaan terhadap guru dan sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
Menurut dia, meskipun guru-guru memiliki niat baik untuk memperhatikan penampilan dan kesehatan siswanya tetapi harus terlebih dulu berkomunikasi dengan orangtua siswa.
"Sekali lagi saya tegaskan jika tindakan yang dilakukan guru tersebut tidak dibenarkan, tetapi di balik itu mereka niatnya baik. Karena siswi itu diketahui rambutnya kurang terurus dan dipenuhi kutu," kata dia.
"Saya harap ini jadi pelajaran bagi semua guru agar berkomunikasi dulu dengan orangtua siswa jika mengambil tindakan. Tetapi saya juga minta agar perhatian dan kasih sayang pada siswa tidak luntur," pungkasnya.
(aau/mso)