Naik 2,28 Poin, Capaian Kinerja IPM Indramayu Tertinggi di Jawa Barat

Naik 2,28 Poin, Capaian Kinerja IPM Indramayu Tertinggi di Jawa Barat

Inkana Putri - detikJabar
Kamis, 07 Nov 2024 09:10 WIB
Bupati Indramayu Nina Agustina
Foto: Pemkab Serang
Jakarta -

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu meningkat signifikan 2,28 poin menjadi 69,25 poin pada 2023, dari sebelumnya 66,97 pada tahun 2019 berdasarkan data dari Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu. Kenaikan ini menjadikan Indramayu peringkat pertama di Jawa Barat.

Selama kurun waktu 2019 - 2023, Bupati Indramayu Nina Agustina bersama tim memang terus berupaya meningkatkan IPM. Adapun lonjakan kinerja pencapaian IPM tersebut ditopang dari capaian kinerja IPM Bidang Pendidikan menjadi yang tertinggi dan menempati peringkat pertama. Bahkan, kinerja pencapaian rata-rata lama sekolah juga menempati peringkat pertama.

"Capaian kinerja IPM menjadi tertinggi di Jawa Barat meskipun dengan anggaran yang terbatas, efisiensinya sangat tinggi. Begitu juga di Bidang Pendidikan capaian dan efisiensinya sangat tinggi pula," kata Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Indramayu Iin Indrayanti dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Nina telah membentuk super tim di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk melakukan 'Kerja Baik Kerja Nyata'. Bersama tim ini, Nina telah melaksanakan berbagai program bagi pembangunan di Kabupaten Indramayu.

Di bidang pendidikan, ia melakukan terobosan besar berupa penerapan partisipasi aktif masyarakat dan lembaga. Salah satunya dengan program unggulan Kejar Paket (Ja-Ket) yang merupakan program penyetaraan pendidikan bagi masyarakat Indramayu secara gratis.

ADVERTISEMENT

Sementara di bidang kesehatan, Nina membuat program berupa pelayanan dengan konsep jemput bola. Program ini antara lain, Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) dan Indramayu Cepat Tanggap (I-Ceta).

Kemudian, Pemkab Indramayu juga menggelontorkan anggaran sekitar Rp 88 miliar untuk meng-cover masyarakat Indramayu dengan BPJS Kesehatan melalui program UHC yang dibiayai oleh APBD (BPJS PBI).

Sedangkan di bidang daya beli, Nina membuat konsep berupa pemberdayaan kegiatan UMKM secara menyeluruh. Program ini di antaranya, adalah pemberdayaan para mantan buruh migran yang dikenal dengan program Perempuan Berdikari (Pe-Ri) dan Kredit Usaha Warung Kecil (Kruw-Cil).

"Keberhasilan semua ini berkat kerja keras tim. Saya tidak perlu congkak, karena yang terpenting bagi saya sebagai pemimpin adalah berbuat dan bekerja terbaik untuk masyarakat," pungkas Nina.




(ega/ega)


Hide Ads