Kerja Penuh Tekanan, PMI Asal KBB Lompat dari Jendela RS di Arab Saudi

Kerja Penuh Tekanan, PMI Asal KBB Lompat dari Jendela RS di Arab Saudi

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 05 Nov 2024 20:54 WIB
Ilustrasi bunuh diri dari atas gedung
Ilustrasi (Foto: Mindra Purnomo)
Bandung Barat -

DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental.

NN, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia di Arab Saudi.

Perempuan 30 tahun itu disinyalir bekerja di Timur Tengah secara ilegal. Hingga akhirnya pada 31 Oktober 2024, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB menerima pemberitahuan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul, kami terima surat dari Kemenlu, tanggal 31 Oktober 2024 kemarin. Bahwa warga atas nama NN, asal Cihampelas, meninggal dunia di Jeddah (Arab Saudi)," kata Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (P3TKT) Disnakertrans KBB, Dewi Andhani, saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2024).

Merujuk pada keterangan di surat itu, kata Dewi, NN diduga mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai saat ia berada di sebuah penampungan setelah kabur dari tempatnya bekerja. Novi sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Nahas saat menjalani perawatan ia kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari jendela rumah sakit.

ADVERTISEMENT

"Kejadiannya itu Juli 2024, tapi kita baru menerima informasinya memang di Oktober. Informasi berdasarkan hasil visum dan surat dari Kemenlu itu, bunuh diri (melompat dari jendela rumah sakit)," kata Dewi.

Berbekal surat dari Kemenlu tersebut, pihaknya langsung menghubungi pihak keluarga NN. Sebab jenazah NN sendiri langsung dimakamkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah di Arab Saudi.

"Keluarga itu baru mengetahui informasi dari kami, dan pastinya kaget. Kemudian dari KJRI itu (NN) sudah dimakamkan, karena sesuai aturan setelah 2 bulan tidak ada yang mengurus langsung dimakamkan. Sekarang keluarga menunggu konfirmasi," kata Dewi.

Awal Keberangkatan

Dewi mengatakan pihak keluarga mengonfirmasi bahwa NN berangkat ke Arab Saudi sebagai PMI pada Februari 2024. Keluarga mengakui bahwa NN berangkat secara ilegal lantaran terdesak kebutuhan ekonomi.

"Keluarga mengakui kalau NN ini berangkat ke Jeddah secara ilegal, berangkat melalui jalur sponsor bukan perusahaan resmi. Pastinya enggak punya visa kerja," kata Dewi.

Pihak keluarga masih sempat berkomunikasi selama tiga bulan awal NN bekerja di Jeddah. Bahkan pihak keluarga sempat menerima kiriman gaji dari NN.

"Tapi setelah itu hilang kontak, sekitar bulan Juli. Jadi dia itu tertekan di tempat kerjanya, kemudian dua kali minta ganti majikan, tapi karena tidak bisa jadi dia kabur kemudian dibawa seseorang ke penampungan sampai akhirnya dikabarkan meninggal dunia," ujar Dewi.

Kasus meninggalnya PMI ilegal asal Bandung Barat di luar negeri terutama Timur Tengah bukan kali ini saja terjadi. Hal itu karena tak ada informasi resmi yang dimiliki Disnakertrans KBB.

"Kalau yang berangkat ilegal kita kesulitan melacak keberadaannya karena memang datanya tidak ada. Kemudian pemerintah enggak bisa memberikan perlindungan kalau berangkat secara ilegal," ucap Dewi.




(dir/dir)


Hide Ads