Upaya pencarian terhadap pelajar madrasah Jamiatul Al Washliah Kampung Sindangpalay, Kelurahan Sukamaju Kidul Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, akhirnya membuahkan hasil.
Pelajar berinisial H (10) yang dinyatakan hilang terseret arus sungai Citanduy pada Minggu (4/11/2024) pagi, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di aliran sungai Citanduy sekitar Kampung Benteng Kelurahan Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Titik penemuan ini berjarak sekitar 5 sampai 10 kilometer dari lokasi kejadian, ketika korban tersedot pintu air irigasi dan terhempas ke Sungai Citanduy di wilayah Batu Bangkong Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan Basarnas Pos SAR Tasikmalaya, Bagus Prayogo menjelaskan korban ditemukan di bawah jembatan gantung tak jauh dari spot mancing. Keberadaan korban pun pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga yang sedang mancing di sekitar lokasi.
"Korban ditemukan oleh warga setempat dalam kondisi tersangkut di bebatuan, dengan pakaian yang sudah terlepas, sekitar pukul 10.00 WIB," jelasnya.
Usai menerima informasi ini, tim SAR gabungan kemudian bergerak untuk melakukan upaya evakuasi.
Namun upaya evakuasi tak mudah, karena posisi korban berada di tengah sungai. Untuk melakukan evakuasi dari sisi wilayah Tasikmalaya, dianggap tak memungkinkan. Akhirnya proses evakuasi dilakukan dari sisi wilayah Kabupaten Ciamis.
"Sekitar pukul 10.14 WIB proses evakuasi berhasil dilakukan," kata Bagus.
Jenazah korban selanjutnya dibawa ke kamar mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya sebelum akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga.
Musibah ini tentu saja meninggalkan luka mendalam bagi orang tua korban. Bapak korban, Ustadz Odong Abdul Latif mengaku berusaha tabah menerima musibah ini sebagai takdir Allah SWT.
"Yakin pada qodo dan qodar Allah SWT, mudah-mudahan kami sekeluarga diberikan kekuatan," kata Odong.
Anak bungsu dari 3 bersaudara itu pamit dari rumah sejak Sabtu sore untuk mengikuti acara malam bina iman dan taqwa (Mabit) di madrasah tempat dia menimba ilmu agama.
"Anak berangkat ke madrasah pas Ashar hari Sabtu, kebetulan kami Minggu pukul 3 dini hari ziarah ke Cirebon, jadi kami baru duduk dan sampai Cirebon sudah ada berita ini," kata Odong.
Odong juga mengatakan dirinya sempat memperingatkan kepada anaknya agar jangan berenang saat kegiatan olahraga di irigasi Batu Bangkong.
"Memang sejak awal kita sudah mewanti-wanti, saya bilang, jangan berenang, kita tahu ada agenda kegiatan ke sini (Batu Bangkong), tapi pada akhirnya seperti ini, kita menerima dan ridho, tidak menyalahkan siapa pun," kata Odong.*
(dir/dir)