Jabar Hari Ini: Temuan Kerangka Perempuan di Ladang Tasikmalaya

Jabar Hari Ini: Temuan Kerangka Perempuan di Ladang Tasikmalaya

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 29 Okt 2024 22:00 WIB
Tugu botol kecap di kawasan Puncak
Tugu botol kecap di kawasan Puncak. Foto: Ikbal Selamet/detikJabar
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (29/10/2024). Mulai dari kasus temuan kerangka perempuan di ladang Tasikmalaya, hingga trio Amir cs yang nekat nyamar jadi polisi untuk melalukan aksi begal di Cianjur.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

1. Temuan Kerangka Perempuan di Ladang Tasikmalaya

Warga Kampung Sindangelet Desa Sukaraharja Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (29/10/2024) digemparkan dengan penemuan kerangka manusia di sebuah kebun kosong. Jenazah yang tinggal susunan tulang belulang itu ditemukan Wahidin (65), warga penggarap ladang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pertama kali ditemukan, Wahidin awalnya berniat menebang ilalang di lahannya karena sudah mencapai tinggi sekitar 1,5 meter. Untuk memudahkan pekerjaannya itu, dia juga membakar tumbuhan liar di sana.

"Nah tadi sekitar jam 8 pagi saya lagi nyemprot pengering tanaman, nggak sengaja menemukan tulang. Semula saya kira tulang sapi, soalnya saya belum melihat bagian tengkoraknya," katanya, Selasa (29/10/2024).

ADVERTISEMENT

Saat menyadari bahwa itu merupakan tengkorak manusia, Wahidin menjadi begitu ketakutan. Akhirnya, Wahidin memutuskan untuk meminta bantuan ke warga lainnya.

Nana (70) warga yang diberitahu Wahidin langsung memeriksa temuan tulang belulang itu. "Saya langsung cek ke sini, ternyata benar kerangka manusia, saya melihat ada tengkoraknya," kata Nana.

Nana dan Wahidin mengaku saat itu tak bisa berbuat banyak, keduanya memilih langsung melapor ke Polsek Cisayong. "Langsung lapor saja ke Polsek, nggak berani apa-apa," kata Nana.

Tak lama berselang petugas Polsek Cisayong datang dan langsung mengamankan lokasi penemuan dengan memasang garis polisi. Olah TKP juga dilakukan untuk mengidentifikasi tengkorak itu.

Hasil olah TKP, tim Inafis terlihat menyusun kembali tulang kerangka yang terlihat masih utuh. Mulai tengkorak, tulang belakang, tulang iga hingga tangan dan kaki.

Dari hasil pemeriksaan juga muncul dugaan bahwa jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan. Hal itu menyusul ditemukannya kerudung berkelir gelap yang masih tersisa.

Selanjutnya polisi mengevakuasi temuan kerangka manusia itu ke Puskesmas Cisayong untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan sementara, sejauh ini tidak menemukan adanya tanda mencurigakan dari kerangka tubuh manusia tersebut.

"Untuk identitas masih diselidiki, namun sejauh ini jenis kelamin diduga perempuan. Selanjutnya penanganan perkara ini dilakukan oleh Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota," kata Perwira Pengawas Piket Polres Tasikmalaya, Iptu Wahidin.

Setelah penemuan kerangka ini, titik terang mulai datang. Salah seorang warga Kampung Kertayasa, Desa Sukaraharja meyakini kerangka manusia itu adalah anggota keluarganya bernama Mak Erum.

Erum adalah seorang nenek berusia 71 tahun. Dia dilaporkan hilang sejak April 2024 lalu.

"Hilang sejak April, pokoknya seminggu setelah Lebaran Idul Fitri," kata Cucu (30), salah seorang cucu Mak Erum.

Cucu menjelaskan, saat itu Mak Erum pamit dari rumah untuk mengantarkan makanan kepada Rosid, suaminya yang sedang bekerja di sawah. Lokasi sawah Rosid terletak tak jauh dari ladang tempat ditemukan kerangka manusia itu.

"Dulu pamit mau nganteuran (kirim makanan). Ternyata sampai sore nggak ada pulang, hilang sampai sekarang. Saat itu kami juga sudah lapor ke Polsek," kata Cucu.

Dia menjelaskan, neneknya itu sudah agak pikun. Sehingga perilakunya agak berbeda. "Iya sudah pikun, tapi kalau badannya sehat," kata Cucu.

Beberapa hari setelah kejadian, Cucu dan keluarganya sempat melakukan pencarian termasuk di sekitar ladang tempat penemuan kerangka.

"Ke sini juga sempat dicari tapi memang kita tidak masuk ke dalam ladang. Sebelumnya ini kan ilalangnya tinggi sekali, setinggi saya," kata Cucu.

Terkait penemuan kerangka mayat perempuan, Cucu meyakini itu adalah neneknya. Dugaan Cucu ini didasarkan kepada temuan kerudung warna coklat yang masih utuh.

"Pas terakhir hilang, nenek memang pakai kerudung coklat, modelnya sama persis seperti yang ditemukan polisi," kata Cucu.

Selain itu dugaan Cucu didasarkan kepada susunan gigi pada tengkorak. "Terus itu gigi sepertinya sama, ada ompong di bagian depan. Postur tubuh juga, sama kecilnya," kata Cucu.

Rosid, suami Erum juga mengatakan hal senada. Dia meyakini kerangka manusia itu adalah istrinya yang hilang. "Iya sepertinya itu istri saya yang hilang," kata Rosid.

Pihak keluarga pun sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan pencocokan dan membuktikan dugaan yang disampaikan oleh pihak keluarga Erum.

2. Ikon Tugu Kecap Puncak Cianjur Kembali dengan Ukuran Lebih Besar

Setelah menanti cukup lama, Tugu Botol Kecap di Kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat akhirnya kembali. Puncak pun memiliki ikon yang penuh dengan cerita di baliknya.

Informasi yang sempat dihimpun detikJabar, kembalinya botol kecap itu akan diresmikan langsung oleh pemerintah daerah.

Namun ternyata, pada akhirnya pembukaan kain merah yang selama beberapa pekan terakhir menutupi Tugu Botol Kecap dilakukan tanpa peresmian.

"Tidak ada peresmian, kemarin pagi sudah dibuka kain penutupnya," ungkap Iwan Hermawan (56), pemilik lahan, Selasa (28/10/2024).

Agus Mauludin (63), warga sekitar mengaku senang dengan kembalinya Tugu Botol Kecap yang sempat hilang dua tahun.

"Tugu Kecap ini sudah jadi ikon kampung kami. Banyak cerita di baliknya, selain daripada jadi patokan bagi pengendara yang melintas. Makanya senang ada lagi sekarang dengan ukuran yang lebih besar," kata dia.

Seperti yang diketahui, Tugu Botol Kecap yang sudah puluhan tahun berdiri dan menjadi salah satu ikon puncak itu dibongkar pada Juli 2022 lalu.

Namun ternyata dua bulan terakhir tugu yang berada di Kampung Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur itu kembali dibangun.

Tugu yang kali ini dibangun lebih besar dari sebelumnya yakni dengan tinggi sekitar 12 meter dan diameter 2,6 meter. Sebelumnya diameternya hanya 2 meter dan tinggi sekitar 7 meter.

3. Permintaan Maaf Pria Berkumis Tebal Usai Ngamuk di Acara Kampanye

Video dengan durasi 58 detik beredar di aplikasi perpesanan dan media sosial. Dalam video itu, terlihat sosok pria berkumis tebal yang diketahui bernama Asep Mustopa alias Josep.

Asep mengatakan permintaan maaf atas peristiwa yang terjadi di kegiatan Jalan Santai yang melibatkan pasangan cabup-cawabup Sukabumi Iyos Somantri dan Zainul pada Minggu (27/10). Berikut permintaan maaf yang diucapkan pria berkumis tebal sebagaimana dilihat detikJabar pada Selasa (29/10/2024).

Saya atas nama Asep Mustopa, alias Josep alamat kampung badak putih, dengan ini saya memohon maaf atas kericuhan yang selama ini terjadi akibat ulah saya dalam acara jalan santai beberapa hari lalu.

Itu terjadi secara spontan, dan tidak ada maksud mengacaukan acara tersebut. Saya memohon maaf kepada jajaran panitia yang hadir, mohon maaf bagi bapak Iyos Somantri, Bapak Zainul, iman Adi Nugraha, Bapak Heri Gunawan dan Bapak Dedi Mulyadi, dan pendukung Iyos Zainul di Sukabumi.

Demikian permintaan maaf saya tampa tekanan dari pihak manapun.

Menanggapi hal ini, ketua panitia acara jalan santai Empang Sopandi menyesalkan permintaan maaf tidak langsung bertemu dengan dirinya sebagai pelapor.

"Dia meminta maaf enggak bertemu dengan pelapor, silahkan mau meminta maaf proses hukum berjalan," kata Empang menanggapi video permintaan maaf tersebut.

Menurut Empang, dalam persoalan yang ia laporkan tidak melibatkan pasangan Iyos dan Zainul berikut Dedi Mulyadi karena posisi mereka hanya sebagai undangan.

"Minta maaf kan yang lapor kan ketua panitia, pak Iyos pak Zainul tidak tahu yang punya kegiatan kan kita, betul nggak. Pak Iyos Pak Zainul Pak Dedi Mulyadi, kan posisinya yang diundang, yang punya acara kita, yang lain itu tamu undangan," pungkasnya.

Diketahui, panitia Jalan Santai dan Senam tim kampanye Calon Bupati - Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dan Zainul resmi melaporkan pria berkumis yang sempat membuat rusuh di acara tersebut.

Hal itu diketahui detikJabar dari Surat Tanda Bukti Lapor (STBL) Polres Sukabumi yang beredar di media sosial. Kabar itu dibenarkan Empang Sopandi, ketua panitia kegiatan tersebut.

"Kami menepati janji yang sudah dibicarakan, kita sudah laporkan. Kita laporkan kemarin sekitar pukul 12.00 WIB.
Ia betul (pelaporan) yang berkumis yang marah marah, itu yang saya lihat yang jadi persoalan," kata Empang kepada detikJabar, Selasa (29/10/2024).

4. Warga Cianjur Tewas Usai Terseret Arus Saat Menjala Ikan

Deni bin Oji (34), hanyut terbawa arus saat menjala ikan di Muara Cisokan, Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Cianjur. Korban ditemukan tewas oleh nelayan di tengah laut selatan Cianjur setelah semalaman hilang.

Informasi yang dihimpun detikJabar, kejadian nahas itu bermula ketika korban dan beberapa temannya tengah menjala ikan di Muara Cisokan pada Senin (28/10/2024) siang.

Namun saat korban hendak menyeberang dari tengah muara ke tepi, tiba-tiba arus menjadi deras dan korban seketika hanyut.

"Saat musim ikan, warga di sana memang terbiasa mencari ikan dengan menjala di muara. Tapi saat menyeberang muara, arus tiba-tiba besar dan korban terbawa hanyut," ujar Kapolsek Agrabinta Iptu Nanda Riharja, Selasa (29/10/2024).

Menurut dia, usai mendapatkan laporan dari rekan korban, anggota Polsek Agrabinta dibantu tim relawan kebencanaan melakukan pencarian.

"Pencarian sempat tidak membuahkan hasil. Tim sudah mencari sampai menjelang malam tapi korban belum ditemukan," kata dia.

Namun, lanjut dia, pada Selasa (29/10) pagi salah seorang nelayan yang tengah melaut melaporkan adanya jenazah yang mengapung di tengah laut.

"Dari ciri-ciri pakaian pada jenazah tersebut, dipastikan jika itu merupakan korban tenggelam yang hilang kemarin," kata dia.

Menurutnya, petugas gabungan masih berupaya mengevakuasi korban untuk segera diserahkan pada pihak keluarga.

"Setelah semalaman tidak mendapatkan hasil, tadi pagi ada informasi dari nelayan jika korban berhasil ditemukan di tengah laut. Korban ditemukan dengan keadaan meninggal. Saat ini petugas gabungan masih berupaya evakuasi korban. Nantinya jenazah akan diserahkan pada keluarganya untuk dimakamkan," kata dia.

5. Trio Amir cs Begal Pemotor di Cianjur Bermodus Nyamar Jadi Turun

Aksi nekat dilakukan tiga pemuda di Cianjur. Mereka melakukan pembegalan dengan modus mengaku sebagai anggota polisi.

Namun, aksi pelaku yang terinspirasi dari tontonan di televisi itu pun akhirnya terbongkar dan ketiganya berhasil diringkus polisi.

Kapolres Cianjur AKBP Rohman Yongki Dilatha, mengatakan ketiga pelaku yakni Amir Rudiansyah (22), Rian Septiana(20) dan Fariz Maulana (22). Mereka beraksi dengan modus kecelakaan.

"Jadi di tempat yang sepi, ketiga pelaku ini memepet sepeda motor korban hingga terjadi kecelakaan," kata dia, Selasa (29/10/2024).

Setelah itu, lanjut dia, para pelaku mengaku sebagai anggota Polres Cianjur dan membawa korban dengan menggunakan mobil yang dikendarainya.

"Pelaku ini mengaku sebagai anggota (Polisi). Setelah modus pertama berhasil yakni terlibat kecelakaan dengan korban. Mereka membawa korban naik ke mobil yang digunakan pelaku dengan dalih akan membawanya ke Polres Cianjur untuk diproses hukum," kata dia.

"Sementara itu, sepeda motor korban dibawa oleh salah satu pelaku. Dengan alasan yang sama, yakni akan dibawa ke Polres Cianjur," tambahnya.

Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan korban pada akhirnya tidak dibawa ke Mapolres Cianjur melainkan ke koperasi yang berlokasi di seberang Polres Cianjur.

Di lokasi tersebut, korban diminta untuk menyerahkan barang-barangnya. Jika tidak, maka pelaku mengancam akan memukuli korban.

"Setelah barangnya diambil, pelaku kemudian menurunkan korban dengan cara menendangnya dari dalam mobil hingga keluar. Setelah itu pelaku langsung kabur," kata dia.

Menurutnya aksi tersebut bukan hanya sekali. Tetapi para pelaku sudah beraksi sebanyak dua kali di Cianjur.

"Dari laporan yang masuk ada dua kejadian di Cianjur. Tapi kami masih dalami apakah pelaku ini sempat beraksi di luar daerah atau tidak," kata dia.

Setelah mendapatkan laporan dari para korban, polisi pun melakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil meringkus ketiganya.

"Pelaku akhirnya bisa diamankan. Otak dari aksi polisi gadungan ini ialah Amir Rudiansyah," kata dia.

Akibat perbuatannya, ketiga pelaku dijerat dengan pasal 365 ayat 1 tentang tindak pidana pencurian dengan kekerasan. "Mereka terancam hukuman penjara maksimal 9 tahun," kata dia.

Sementara itu, Amir Rudiansyah (22), salah seorang pelaku mengaku melakukan aksi begal modus polisi gadungan, tersebut lantaran terinspirasi dari tontonan di televisi.

"Sering lihat aksi penangkapan yang dilakukan polisi di TV. Jadi terinspirasi buat melakukan itu," kata dia.

Dia mengatakan sepeda motor hasil curian tersebut digunakan untuk membeli sepeda motor. "Hasil curian dijual, uangnya digunakan beli sepeda motor baru. Selebihnya untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia.

(ral/sud)


Hide Ads