Seorang pria berkumis tebal tiba-tiba membuat ricuh acara jalan santai dan senam yang diadakan tim pemenangan paslon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dan Zainul. Apa yang terjadi? Simak berikut fakta-faktanya dirangkum detikJabar:
1. Amukan Si Pria Berkumis Viral
Video saat kericuhan terjadi viral di media sosial. Dalam video yang dilihat detikJabar pada Senin (28/10/2024), terlihat seorang pria berkumis tebal marah dan membuka kaus. Ia juga diketahui sempat berusaha naik ke atas panggung namun dihalau oleh panitia.
Dilihat detikJabar dari sejumlah video yang beredar, pria berkumis tebal itu terlihat marah-marah. Dia berteriak ke arah panggung. Tidak lama kemudian dia membuka kaus putihnya, seraya bertelanjang dada ia berlari ke arah panggung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bahkan berlari dan berusaha naik ke atas besi pembatas, namun dari arah panggung petugas keamanan bergerak lalu mengamankan pria tersebut.
"Aing bebeja ka pak Zainul, aing dekeut ka pa Zainul (Saya kasih tahu pak Zainul, saya dekat dengan pak Zainul)," teriak pria itu.
2. Diduga Pria Berkumis Marah karena Tak Dapat Doorprize
Informasi dihimpun detikJabar, kegiatan tersebut dilakukan pada Minggu (27/10). Acara itu digelar di panggung utama, kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Karangnaya, Kecamatan Cikakak.
Ketua Panitia, Empang Sopiandi mengungkap pemicu kejadian tersebut. Menurutnya hal itu berkaitan dengan hadiah atau doorprize yang dibagikan di dalam kegiatan tersebut.
"Saya rasa itu kelihatannya pemicunya ya, dengan hadiah yang banyak ya terus dia dari pagi menunggu orang lain dapat, terus dia tidak dapat kalau yang saya lihat yang seperti itu, ingin hadiahnya diberikan dibagikan kayak seperti itu, kelihatan itu yang menjadi pemicunya begitu," bebernya.
3. Bantahan Panitia Bahwa Pembagian Hadiah Tak Adil
Tidak hanya berujung kericuhan yang dilakukan oknum peserta jalan santai dan senam yang diadakan tim pemenangan untuk pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dan Zainul. Ramai narasi hadiah yang konon hanya dikuasai oleh panitia.
Narasi-narasi soal itu beredar di media sosial, sejumlah warganet di Sukabumi menilai hadiah dalam kegiatan tersebut seolah sudah di-setting. Namun hal itu dibantah panitia.
"Kita punya aturan main dan jadwal waktu dan kita memang betul terjadi ada beberapa hadiah dengan habis waktu itu yang tidak bisa terbagikan, kita selaku panitia profesional," kata Empang.
Menurut Empang, hadiah sudah di kompulir oleh pihaknya untuk kemudian akan dibagikan kepada mereka yang mendapatkan nomor kupon yang menjadi pemenang. "Tentunya hadiah yang ada ini kita inventarisir kembali dan kita kumpulkan dan diberitahukan kepada yang memberi amanat hadiah tadi," ujar Empang.
4. Nomor Kupon Jadi Masalah dalam Acara Tersebut
Selain itu ramai pula persoalan kupon yang beredar kabar terdapat satu nomor kupon dapat dua hadiah. Empang memastikan hal itu tidak benar.
"Kalau satu nomor dapat dua hadiah itu tidak menjadi aturan main kita, itu tidak ada, tapi kalau ada salah pencatatan dengan ada kupon kupon si peserta yang dicatat pemenangnya ini, ternyata pas naik ke panggung tim pencatat kupon itu angkanya jadi nambah, saya rasa ini sedang diselidiki," tuturnya.
"Kalau itu memang ada, kita sudah sudah jelaskan semua bahwa kupon yang kita miliki ini ada 7 digit, jadi kalau ada yang nambah satu berarti kan 8 dan kita sudah upaya kepada yang dianggap mendengar dia adalah kuponnya mendapat hadiah mendekat ke panggung dan langsung tim pencatat memberikan data-datanya, ini yang tercatat yang menang hadiah, terus saya rasa kalau memang ada kesalahan dalam pencatatan tinggal nanti bagaimana dengan peserta yang dapat," sambungnya memaparkan.
5. Panitia Jelaskan Sistem Pengambilan Hadiah
Terkait nama-nama pemenang, Empang memastikan seluruh nama itu dalam posisi aman. Ia bahkan memberikan batas waktu selama 3 hari untuk pengambilan. Ketika lewat waktu tiga hari, Empang memastikan hadiah-hadiah itu akan didistribusikan kepada pihak-pihak yang tepat dan layak menerima.
"Jadi begini, kelihatannya hadiah ini catatan yang dapat itu kan masih ada datanya, hari ini kita terus tetap masih rilis, memberitahukan bahwa catatan-catatan tersebut yang menang, kuponnya masih ada, kita nanti ada batas waktu sampai 3 hari. Ketika masih ada peserta yang masih mengadu tinggal datang ke rumah aspirasi, kuponnya dibawa diperlihatkan, ditukar disini," jelasnya.
"Hadiah ini akan di berikan kepada ke tiap Desa, yang memang nanti hasil kajian panitia misalkan ke anak yatim di desa ini. Sepeda yang kebetulan pada waktu itu ingin hadir tapi dia tidak mendapatkan hadiah. Misal desa ini satu siapa yang diusulkan, oleh kepala desa atau oleh siapanya, saya rasa tekniknya seperti itu," pungkasnya.
Baca juga: Tertipu Kartu BPJS Kesehatan Palsu |
6. Insiden Kericuhan Akan Dilaporkan ke Polisi
Empang juga menjelaskan, pelaporan akan dilakukan ke Polres Sukabumi. Ia menyebut harapannya hasil laporan itu dapat diketahui warga, agar tidak ada unsur menghakimi pihak tertentu.
"Terkait dengan insiden terakhir, di detik-detik akhir, ketika habis waktu terjadi insiden itu tentunya kita adalah negara hukum, dan kita sudah diatur oleh aturan dalam hal pilkada atau kampanye sudah diatur, tentunya kita akan menempuh jalur hukum tentang yang insiden yang kemarin," kata Empang.
"Kita akan melaporkan langsung atas kejadian yang kemarin agar rakyat tau, semua terang benderang dari kejadian ini tidak menghakimi dari baik panitia maupun yang lain," sambungnya.
(aau/iqk)