Isak tangis pecah di rumah duka saat peti jenazah Sri Erni Juniarti (42), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang meninggal dunia di Suriah, tiba di Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (26/10/2024) sekitar pukul 03.45 WIB.
Sejumlah kerabat yang telah menunggu sejak malam sebelumnya bergegas mendekat, menyambut kedatangan ambulans Baznas yang mengantarkan jenazah dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sri Erni, yang berjuang demi keluarganya di negeri orang, akhirnya kembali ke tanah air meski hanya dalam peti. Informasi yang dihimpun detikJabar menyebutkan, peti yang membawa jasadnya tiba di bandara sekitar pukul 22.45 WIB. Setelah melewati proses administrasi dan pemeriksaan yang melelahkan, jenazah akhirnya diberangkatkan menuju rumah duka pada pukul 01.35 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah tak tinggal diam. Selain Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Sosial, pihak KBRI Damaskus turut mengantar Sri hingga ke bandara. Bantuan dari Baznas, BP2MI, dan tim bandara juga memungkinkan perjalanan jenazah ini berlangsung tanpa hambatan.
"Untuk proses pemulangan, kami bekerja sama dengan Baznas untuk penyediaan ambulans, dan BP2MI mengurus kargo jenazahnya. Biaya pengiriman sudah ditanggung pemerintah," ujar Riansyah Manalu, petugas BP2MI wilayah Jawa Barat, Sabtu (26/10/2024).
Riansyah mengungkap adanya potensi oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk meminta pungutan liar kepada keluarga. "Kami bersama Kemensos datang ke sini untuk memastikan jenazah benar-benar diterima pihak keluarga, tanpa adanya masalah," tegasnya.
Tangis haru menyelimuti rumah duka ketika peti jenazah diangkat dari ambulans. Suara pilu semakin terasa saat satu per satu keluarga menyentuh peti, seolah ingin menghapus jarak dan waktu yang memisahkan mereka dengan Sri.
Di antara kerabat yang hadir, tampak Laras Pratiwi (30) dan Bambang Permadi (34), keduanya keponakan almarhumah. Diketahui Bambang turut menjemput jenazah di bandara, bersama Rizal Supriadi, suami mendiang.
"Proses penjemputan dari bandara alhamdulillah berjalan lancar, semua dipermudah oleh Kementerian Luar Negeri, KBRI Damaskus, BP2MI, dan Baznas," ujar Bambang, suaranya bergetar menahan haru.
Rencananya, almarhumah akan segera dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Cabe, yang tidak jauh dari rumah duka.
"Jenazah akan disemayamkan di TPU Gunung Cabe. Untuk saat ini keluarga bersyukur jenazah bisa kembali ke kampung halaman. Selanjutnya, kami serahkan proses sepenuhnya kepada pihak suami," tutur Bambang.
Udara dingin subuh menyelimuti menyatu dengan pekatnya tangis duka keluarga, doa dan bacaan Yasin terus mengiringi jenazah.
Jamilah (60), sepupu sekaligus sosok yang telah menganggap Sri seperti anak sendiri, tampak berdiri di dekat pintu rumah duka dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
"Sri sudah seperti anak saya sendiri. Kehilangannya meninggalkan luka yang begitu dalam," ujarnya dengan suara parau. Ia membuka lembar demi lembar buku yasin di tangannya.
Sebelum jenazah disalatkan, sejumlah pemuka agama setempat memimpin doa dan zikir di dalam rumah duka. Mereka membuka peti jenazah dengan hati-hati, kemudian meminta perwakilan keluarga untuk melihat wajah Sri Erni untuk memastikan bahwa jenazah itu benar adalah dirinya.
Baca juga: Tanda Tanya Kematian Sri Erni di Suriah |
Sejenak, suasana sunyi senyap ketika beberapa anggota keluarga mendekat dan menatap wajah Sri yang tampak tenang, seolah sudah menemukan kedamaian di alam baka. "Ia betul ini Sri," lirih perempuan berhijab usai memastikan wajah Sri yang sebelumnya terbungkus kafan.
Setelah itu, jenazah langsung disalatkan puluhan warga, termasuk para kerabat, berdiri rapat dengan khidmat. Doa-doa dipanjatkan, meminta agar almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
(sya/mso)