Tawaran Menggiurkan BPJS 'Gratis' yang Ternyata Penipuan

Round-Up

Tawaran Menggiurkan BPJS 'Gratis' yang Ternyata Penipuan

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 26 Okt 2024 09:00 WIB
Erwan, korban kartu BPJS Palsu di Sukabumi membuat laporan polisi
Erwan, korban kartu BPJS Palsu di Sukabumi membuat laporan polisi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Erwan Suhendra sepertinya masih kesal bukan kepalang. Ketua RT 10 RW 5 Kampung/Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi ini baru saja menjadi korban penipuan dengan modus tawaran kartu BPJS gratis dari seseorang via media sosial (medsos).

Alhasil, tawaran yang begitu menggiurkan di mata Erwan itu langsung dia ambil tanpa mengkrosceknya kembali seperti bertanya kepada orang lain. Bagaimana tak tertarik, orang yang menawarkan ke Erwan itu menjanjikan bahwa kartu BPJS yang diurusnya dijamin bakal gratis dengan iming-iming dibiayai pemerintah.

Kejadian yang begitu mengesalkan dialami Erwan ini terjadi pada sekitar September lalu. Saat itu di sore hari yang tenang di wilayah Kecamatan Simpenan, Erwan yang baru pulang bekerja seperti biasa membuka gawainya dan mencari berbagai konten di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berselancar di Facebook, sebuah unggahan tentang tawaran pembuatan kartu BPJS secara gratis itu muncul di layar gawai Erwan. Erwan yang penasaran kemudian mengontak si pengunggah dan kemudian melanjutkan percakapan ke aplikasi perpesanan.

Bak gayung bersambut, seseorang yang menggunggah tawaran BPJS gratis itu kemudian mencoba meyakinkan Erwan dengan segala cara. Kebetulannya, Erwan memang sedang membutuhkan kartu BPJS untuk jaga-jaga suatu hari jika dia mengalami masalah kesehatan.

ADVERTISEMENT

Setelah mendapatkan semua penjelasannya, Erwan tadinya sempat ragu dengan tawaran itu. Tapi, si penipu mencoba meyakinkan Erwan bahwa kartu BPJS tersebut asli dan cukup mengirimkan foto Kartu Keluarga (KK) sebagai syarat pembuatan.

"Setelah diproses satu hari, katanya kartu selesai dan bisa diambil. Dia menawarkan harga Rp 150 ribu untuk satu kartu, atau Rp 100 ribu per orang jika membuat untuk satu KK," katanya kepada detikJabar, Jumat (25/10/2024).

Sebetulnya, Erwan dulu tercatat aktif dalam kepesertaan BPJS Kesehatan. Tapi karena masalah biaya, keanggotaannya dibekukan alias tidak aktif karena tidak pernah lagi membaya iuran bulanan.

Kemudian singkatnya, setelah mengambil tawaran dari si penipu, Erwan harus merogoh kocek Rp 600 ribu untuk pembuatan 6 kartu BPJS sesuai dengan jumlah anggota keluarga di KK. Bahkan untuk lebih meyakinkan, si penipu ini datang ke rumah Erwan bersama seorang perempuan yang disebut sebagai istri si pelaku itu.

Setibanya di rumah Erwan, kartu BPJS itu yang diklaim asli ini kemudian diserahkan dan disebut bisa digunakan ke sejumlah fasilitas kesehatan. Tak diduga, saat di rumah Erwan, si penipu kemudian menginformasikan ada program pembuatan kartu BPJS untuk 50 orang tambahan.

Tanpa pikir panjang karena punya niat membantu orang lain, Erwan kemudian menawarkan hal ini ke warga lainya yang membutuhkan. Sampai akhirnya, total ada puluhan orang warganya yang tertarik dan ikut membuat kartu BPJS tersebut.

"Saya awalnya membuat BPJS itu karena saya peserta yang berbayar. Namun berhenti karena tidak ada uang buat bayar iuran bulanannya, sementara yang dia janjikan BPJS gratis yang dibiayai pemerintah," ungkap Erwan.

Tapi, petaka datang saat Erwan mendatangi puskesmas terdekat. Dia baru sadar, kartu BPJS ini ternyata palsu saat hendak digunakan untuk keperluan berobat.

"Waktu dicek, ternyata kartu BPJS saya dan warga lainnya tidak terdaftar. Saya kemudian komplain ke orang tersebut, dia hanya meminta untuk bersabar. Dua hari kemudian dicek lagi, tetap tidak ada perubahan. Bahkan nomor saya diblokir," ujar Erwan.

Erwan lantas melaporkan kejadian ini ke polisi. Dari hasil pemeriksaan sementara, 21 warga di sana tercatat sudah menjadi korban penipuan kartu BPJS palsu.

Kasatreskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menjelaskan, korban baru menyadari kartu BPJS yang mereka miliki palsu setelah mencoba mengakses layanan kesehatan di Puskesmas. "Setelah dicek oleh petugas medis, kartu-kartu itu tidak terdeteksi dalam sistem. Total ada 21 korban yang melapor," ujarnya.

Ternyata, banyak warga yang tergiur karena tawaran dari si penipu terbilang mudah dan murah. Warga di sana pun akhirnya tergoda dan masuk jebakan dengan cara membeli kartu yang ditawarkan.

"Iming-iming kartu BPJS seharga Rp 100 ribu tanpa iuran bulanan ini menarik minat masyarakat, terutama karena bisa digunakan untuk berobat di fasilitas kesehatan," tambahnya.

Selain itu, polisi mencurigai adanya korban lain di luar Kecamatan Simpenan, Sukabumi. Sebab, pelaku menyebarluaskan tawaran tersebut melalui media sosial.

"Yang melapor hari ini sebanyak 21 kartu BPJS dari satu RT. Namun, kami tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya di wilayah Kabupaten Sukabumi karena diunggah di media sosial," pungkasnya.




(ral/mso)


Hide Ads