Penjelasan BMKG soal Peralihan Musim Hujan di Jabar

Penjelasan BMKG soal Peralihan Musim Hujan di Jabar

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 25 Okt 2024 06:30 WIB
Ilustrasi Hujan
Ilustrasi Hujan. Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Bandung -

Dalam beberapa hari terakhir wilayah Kota Bandung, Jawa Brat diguyur hujan. Bahkan akibat intensitas hujan yang cukup tinggi membuat kawasan persimpangan Gedebage dilanda banjir, Rabu (23/10) malam. Tak hanya di Kota Bandung, sejumlah wilayah di Jabar juga diguyur hujan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun 1 Bandung menyebut, jika saat ini sudah ada pada peralihan musim. "Bulan Oktober ini sebagian wilayah Jawa Barat sudah berada pada masa transisi atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, hal ini ditandai dengan mulai melemahnya dominasi angin timuran atau Monsun Australia. Dan, bertambahnya tutupan awan konvektif yang signifikan yang berpotensi hujan," kata Kepala BMKG Stasiun 1 Bandung Teguh Rahayu kepada detikJabar, Kamis (24/10/2024).

Menurut Ayu, sapaan karib Teguh Rahayu, tak hanya di Bulan Oktober, ada wilayah di Jabar yang sudah diguyur hujan pada September lalu, dan ada juga yang akan diguyur hujan di Bulan November mendatang. "Awal musim hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat dimulai pada Bulan Oktober kecuali untuk Tasikmalaya dan Pangandaran pada dasarian 3 September, dan Karawang, Bekasi, Subang dan Indramayu pada awal dan pertengahan November," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayu menjelaskan, dinamika suhu yakni nomali suhu permukaan air laut (SST) diperairan Jawa Barat sedikit hangat sehingga ada kontribusi terhadap pertumbuhan awan-awan hujan pada skala lokal, kelembapan udara di wilayah Jawa Barat pada lapisan 850-700 mb lembap berkisar antara 50-92%.

Berdasarkan prediksi kondisi global, regional dan probabilistik model diprakirakan pada umumnya cuaca di wilayah Jawa Barat berawan hingga cerah berawan, berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian wilayah Jawa Barat dan potensi angin kencang masih terdapat di sebagian wilayah Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Di Bandung Raya terdapat pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif, yakni kelembapan udara yang lembap pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Bandung Raya yaitu 50-92%," ujarnya.

Karena saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa transisi atau peralihan, Ayu mengimbau kepada warga agar tetap waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca di masa peralihan seperti suhu siang hari yang panas atau terik akibat mulai adanya pertumbuhan awan awan konvektif dan mulai adanya potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada sore atau malam hari.

"Bagi yang sedang beraktivitas di luar ruangan apabila terjadi cuaca buruk berupa cuaca panas, maupun hujan diharapkan untuk berlindung ditempat yang aman. Masyarakat diharapkan mulai waspada terhadap bencana hidrometeorologis, berupa genangan, banjir, tanah longsor dan angin kencang," pungkasnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads