Mungkin tidak banyak yang tahu bumi pernah diguyur hujan selama dua juta tahun. Fenomena alam itu terjadi saat zaman Carnian.
Melansir detikInet, peristiwa itu dimulai sekitar 232 juta tahun silam. Kala itu, seperti biasanya hujan lebat terjadi setelah musim panas berkepanjangan.
Baca juga: Ternyata Tokek Punya 'Kemampuan Super' |
Akan tetapi, intensitas hujan semakin lebat dan terjadi terus menerus tanpa henti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di masa itu, benua-benua di planet ini terhimpit ke dalam superbenua Pangaea yang sudah rentan terhadap musim hujan. Suhu laut mirip dengan 'sup panas'," kata peneliti paleoenvironment Paul Wignall dikutip dari New Scientist.
Artinya, saat itu sudah ada banyak uap air yang bertebaran di udara untuk menciptakan musim hujan. Jadi, apa yang memicu cuaca menjadi lebih basah?
Tidak seperti akhir musim panas yang biasanya, beberapa orang berpendapat bahwa hal itu disebabkan oleh serangkaian letusan gunung berapi besar yang terjadi di Wrangellia Terrane, yang saat ini berada di sepanjang pantai Alaska dan British Columbia.
Letusan gunung berapi diketahui mengacaukan tingkat uap air di stratosfer, dan menurut ahli geosains Jacopo Dal Corso, letusan Wrangellia mencapai puncaknya selama masa Carnian.
"Saya mempelajari tanda geokimia letusan beberapa tahun lalu dan mengidentifikasi beberapa dampak besar pada atmosfer di seluruh dunia," kata Dal Corso.
"Letusannya sangat besar, mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan terjadi lonjakan pemanasan global," ujarnya.
Salah satu konsekuensi dari semua hujan ini diperkirakan adalah periode peningkatan kepunahan bagi kehidupan di Bumi pada saat itu, khususnya bagi makhluk laut seperti amonoid, konodon, dan krinoid. Tetapi hal ini mungkin juga telah menyiapkan panggung bagi kehidupan baru, khususnya yang berkaitan dengan dinosaurus.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the Geological Society, satu tim peneliti menulis bahwa setelah kepunahan besar-besaran tanaman dan herbivora utama di daratan, dinosaurus tampaknya menjadi penerima manfaat utama pada masa pemulihan, berkembang pesat dalam hal keanekaragaman, dampak ekologi (kelimpahan relatif) dan distribusi regional, dari Amerika Selatan awalnya, ke semua benua.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)