Pemerintah Provinsi Jawa Barat melirik olahan pangan masyarakat di Kampung Adat Cireundeu, di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, jadi alternatif selain beras.
Kampung adat tersebut memang punya kebiasaan yang unik, lantaran sejarah panjang masyarakatnya yang mengonsumsi beras dari olahan singkong atau rasi selama hampir 100 tahun.
"Jadi hari ini saya ke (Kampung Adat) Cireundeu, karena masyarakat kampungnya yang masih mempertahankan kearifan lokal. Saya sudah lama mendengar mereka, salah satunya karena menjaga tidak mengonsumsi nasi dari padi," kata Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin saat ditemui di Kampung Adat Cireundeu, Rabu (23/10/20234).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu bakal ditindaklanjuti dengan penelitian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Jawa Barat mengenai singkong yang disiapkan pemerintah sebagai alternaif selain beras.
"Nah kebiasaan itu kan bisa untuk membantu ketahanan pangan kita. Saya dengan Kepala BP2D, minta diteliti apakah memungkinkn kita mempekernalkan singkong untuk jadi alternatif, karena kan itu baik dan lebih sehat," kata Bey.
Manfaat mengonsumsi singkong bukan sekadar isapan jempol. Lantaran masyarakat Kampung Adat Cireundeu punya kondisi kesehatan yang boleh dibilang sangat baik.
"Di sini (masyarakatnya) tidak buncit, sehat-sehat. Maka itu kedepannya kita jadikan ini (singkong) sebagai solusi diversifikasi pangan. Memang masyarakat di sini sejak 1918, awalnya makan beras padi. Tapi tahun 1924, beralih ke singkong," kata Bey.
Bey sendiri sempat mencicipi beras singkong dan makanan lain olahan dari singkong. Menurutnya, ada potensi panganan itu disebarluaskan melalui dinas teknis.
"Tadi saya coba makan rasi juga, enak ya. Kemudian soal itu (pengembangan olahan), nanti melalui Dinas Koperasi UKM kita coba untuk pengemasan dan pemasaran," kata Bey.
(mso/mso)