Lihat Elon Musk, Ini Penyebab Orang Kaya Jadi Semakin Kaya

Kabar Internasional

Lihat Elon Musk, Ini Penyebab Orang Kaya Jadi Semakin Kaya

Aisyah Kamaliah - detikJabar
Minggu, 20 Okt 2024 06:00 WIB
Elon Musk, Chief Executive Officer of SpaceX and Tesla and owner of Twitter, gestures as he attends the Viva Technology conference dedicated to innovation and startups at the Porte de Versailles exhibition centre in Paris, France, June 16, 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes/ File Photo Acquire Licensing Rights
Elon Musk (REUTERS/Gonzalo Fuentes/ File Photo Acquire Licensing Rights)
Bandung -

Pernahkan Anda memikirkan kenapa orang kaya menjadi semakin kaya ? Kita ambil contoh Elon Musk, pada 2020 kekayaa Bos Tesla itu 'cuma' USD 38,5 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Namun, di akhir tahun yang sama, hartanya meroket mencapai USD 167 miliar. Menurut laporan dari Forbes Real Time Billionaires List per 15 Oktober 2024, harta Elon Musk naik menjadi USD 246,5 miliar atau setara Rp 3.839 triliun.

"Jika Anda melihat daftar orang Amerika terkaya, baik itu Elon Musk atau Jeff Bezos, alasan orang menjadi sangat kaya adalah karena mereka mendirikan perusahaan dan mengembangkan perusahaan itu," kata James Pethokoukis, analis kebijakan ekonomi untuk American Enterprise Institute, seperti dikutip dari detikInet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan alasan perusahaan itu terus tumbuh dan berkembang adalah karena (perusahaan itu) menghasilkan sesuatu yang berharga yang diinginkan orang," tambahnya.

Dikutip dari CNBC, orang-orang yang lebih kaya juga biasanya memiliki porsi aset yang lebih besar yang diinvestasikan di pasar saham. Faktanya, 1% orang Amerika terkaya memiliki hampir 50% dari semua saham AS per pertengahan 2024, menurut data Federal Reserve. Sementara 50% orang Amerika di kategori bawah memiliki sekitar 1% dari semua saham.

ADVERTISEMENT

Sekitar 58% keluarga memiliki saham pada tahun 2022, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui investasi pasif seperti rekening pensiun.

Lebih lanjut, Elon Musk juga tidak bergantung pada gaji. Ada banyak cara yang dilakukan sehingga penghasilannya bisa terus bertambah.

"Jika kita menganggap pendapatan sebagai peningkatan kemampuan seseorang untuk berbelanja dari waktu ke waktu, Anda dan saya memiliki gaji. Dan gaji tersebut mengukur berapa banyak yang dapat kita belanjakan," kata John Sabelhaus, seorang peneliti di Brookings Institution.

"Musk memiliki paket kompensasi yang sangat besar. Namun, bahkan paket tersebut, hanya sebagian kecilnya yang muncul sebagai pendapatan kena pajak karena sebagian besarnya berupa bonus dan cara lain untuk mendapatkan gaji yang memudahkan untuk menghindari pajak," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di detikInet

(ask/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads